Mungkin Ibu sering mendengar istilah campak atau tampek pada bayi, tapi apa sebenarnya penyakit campak itu? Jadi, penyakit campak atau tampek adalah jenis penyakit menular yang sering menyerang bayi dan anak-anak. Campak atau tampek pada bayi umumnya disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Meskipun tampek pada bayi tergolong umum terjadi, tetapi sebaiknya Ibu perlu memperhatikan jenis, gejala, dan cara mengatasinya dengan tepat agar si Kecil terhindar dari komplikasi yang berbahaya. Mari kita simak penjelasan seputar tampek pada bayi berikut ini!
-
Jenis-jenis Campak atau Tampek
Berdasarkan jenis virus penyebabnya, tampek pada bayi dikategorikan ke dalam 3 jenis, di antaranya
-
Tampek bayi (roseola infantum)
Jenis tampek pada bayi ini disebabkan oleh virus yang media penularannya melalui udara. Gejala-gejalanya hampir sama dengan tampek Jerman (rubella). Bedanya, tampek pada bayi biasanya menyerang bayi berumur antara 6-12 bulan, sementara rubella lebih sering menyerang balita. Tampek ini tidak akan berbahaya selama penderitanya mendapatkan penanganan.
-
Tampek Jerman (rubella)
Tampek pada bayi ini disebabkan oleh virus rubella yang media penularannya melalui udara yang sudah terkontaminasi oleh bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi. Rubella biasanya menjangkiti anak yang usianya sudah lebih besar atau orang dewasa.
Gejalanya baru berkembang pada 2-3 minggu setelah terinfeksi dan cenderung ringan, sehingga sulit untuk diketahui, seperti demam, nyeri otot, muncul ruam merah yang dimulai dari wajah lalu menyebar ke tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening
-
Tampek rubeola
Tampek pada bayi ini disebabkan oleh virus rubeola yang bisa menular saat bersentuhan langsung dengan cairan yang keluar dari tubuh penderita atau langsung melalui udara. Virus ini dapat hidup di udara sampai dua jam, sehingga bayi bisa saja tertular ketika ada di sebuah ruangan bekas si penderita berada. Gejala tampek rubeola antara lain
- Batuk dan pilek
- Suhu tubuh tinggi hingga 40o C pada hari ke-10-12 setelah terinfeksi virus
- Mata sensitif terhadap cahaya terang
- Muncul ruam merah setelah 15 hari, dimulai dari area belakang telinga, leher, kemudian menyebar ke semua tubuh
-
-
Gejala Campak atau Tampek yang Sering Dialami Bayi
Umumnya, gejala tampek pada bayi akan muncul pada 1 hingga 2 minggu setelah si Kecil terinfeksi virus. Biasanya si Kecil akan mengalami beberapa gejala, di antaranya demam tinggi hingga 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah dan berair, bersin, sensitif terhadap cahaya, dan nafsu makannya berkurang.
Pada hari ke-3 atau ke-4, gejala di atas akan semakin muncul, disertai dengan munculnya bintik-bintik putih keabuan pada mulut dan leher si Kecil. Setelah itu, muncul juga ruam merah yang dimulai di daerah sekitar telinga, kepala, leher, hingga menyebar ke seluruh tubuh.
Ruam merah tersebut biasanya akan muncul sekitar hari ke-4 atau ke-5 setelah gejala awal tampek pada bayi muncul. Biasanya ruam merah ini akan bertahan selama 5-6 hari, sedangkan gejala demam tinggi umumnya mulai turun pada hari ke-3 setelah munculnya ruam.
-
Apa Penyebab Tampek pada Bayi?
Penyakit tampek pada bayi disebabkan oleh virus morbili yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Virus ini dapat bertahan di udara dan permukaan hingga lebih dari 2 jam. Cara penularannya melalui kontak langsung serta percikan air di udara dari ludah, batuk, dan bersin dari penderita. Tidak hanya itu saja, bayi juga bisa tertular jika menyentuh barang yang terkontaminasi virus.
-
Penyakit Komplikasi Akibat Tampek pada Bayi
Bayi yang masih memiliki daya tahan tubuh lemah sangat rentan terserang penyakit ini. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan komplikasi yang parah hingga kematian. Jika virus morbili menyerang pencernaan, maka dapat mengakibatkan muntah dan diare hebat pada bayi.
Selain itu, tampek pada bayi juga bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru-paru (pneumonia) sehingga membuat bayi sesak napas. Ada lagi komplikasi fatal lain berupa radang otak (ensefalitis) yang menyebabkan kejang-kejang dan menurunnya kesadaran.
Baca juga: Mengetahui Fungsi dan Kebutuhan Protein untuk Anak Usia 1-3 Tahun
-
Penanganan Utama Penyakit Tampek pada Bayi
Penyakit tampek pada bayi pada dasarnya merupakan penyakit yang bersifat self limiting disease yang dapat sembuh sendiri tanpa obat-obatan. Meski begitu, Ibu pasti merasa was-was dan khawatir melihat si Kecil mengalami tampek, kan?
Untuk itu, Ibu juga perlu mengetahui pertolongan utama tampek pada bayi agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius. Nah, berikut ini beberapa cara mengatasi tampek pada bayi yang bisa Ibu lakukan, di antaranya:
-
Cukupi cairan si Kecil
Saat si Kecil mengalami tampek, penting bagi Ibu untuk mencukupi kebutuhan cairan hariannya dengan tepat. Hal ini penting untuk mencegah si Kecil mengalami dehidrasi, sekaligus berfungsi sebagai pengganti cairan yang hilang saat si Kecil muntah.
Sangat penting untuk tetap mencukupi asupan cairan bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi sekaligus sebagai pengganti cairan yang hilang jika ia muntah dan diare. Bagi bayi di bawah usia 6 bulan, perbanyak pemberian ASI.
Namun, jika sudah memasuki usia MPASI, Ibu bisa memberikan cairan tambahan berupa air putih, jus buah, atau susu formula yang dilengkapi 9AAE sesuai anjuran dari dokter ya, Bu.
-
Perbanyak Istirahat
Bayi harus banyak istirahat untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar bisa kuat melawan virus yang berkembang di dalam tubuhnya. Untuk sementara, kurangi dahulu aktivitas fisik dan bermain si Kecil ya, Bu. Biar si Kecil tidak bosan, Ibu bisa lho membacakan buku cerita atau dongeng bersama.
-
Mengonsumsi makanan bernutrisi
Saat si Kecil sudah mengonsumsi MPASI, pastikan Ibu memberikannya makanan bergizi seimbang, termasuk sumber protein hewani, seperti susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih. Susu yang dimaksud di sini adalah ASI karena ASI merupakan nutrisi utama yang penting bagi bayi.
Namun, jika karena sesuatu hal Ibu tidak bisa memberikan ASI, si Kecil juga bisa kok mengonsumsi susu bubuk pertumbuhan yang dilengkapi dengan 9AAE, tentunya sudah sesuai dengan anjuran dari dokter ya, Bu.
-
Membatasi kontak dengan lingkungan luar
Karena penyakit tampek pada bayi sangat mudah menular, maka untuk sementara waktu bayi Ibu harus ‘diisolasi’ dulu. Batasi kontak dengan lingkungan di sekitarnya untuk menghindari penularan terhadap anak lainnya. Jangan ajak bayi bepergian atau bertemu dengan orang lain hingga demam dan ruamnya hilang.
Jika ia memiliki saudara, terutama yang belum mendapatkan imunisasi tampek, maka sebaiknya pisahkan lebih dulu. Selain itu peralatan mandi dan makannya juga harus dipisahkan dari milik anggota keluarga lainnya untuk mencegah penularan melalui kontak tidak langsung. -
Mandikan si Kecil secara rutin sesuai jadwal
Mitos yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia adalah jika anak terkena tampek, maka ia tidak boleh terkena air sebab dapat membuat ruamnya bertambah parah. Sebagai akibatnya, para orang tua pun tidak memandikan anak mereka selama sakit tampek.
Faktanya adalah bayi tetap boleh mandi saat demamnya sudah turun untuk menjaga kebersihan dan mengurangi gatal akibat ruam. Jika tidak mandi, kulit justru terasa gatal sehingga bayi akan mencoba untuk menggaruk kulit yang bisa mengakibatkan infeksi pada ruamnya. Ibu hanya perlu mengeringkan tubuhnya setelah dimandikan dengan kain lembut, lalu berikan bedak gatal pada badannya.
-
-
Pentingnya Vaksin MMR
Pada zaman dulu, penyakit ini menjadi salah satu penyakit endemik yang mengakibatkan kematian tertinggi setiap tahun. Sebagai langkah pencegahan, diciptakanlah vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella) atau tampek, Gondongan, dan tampek Jerman.
Imunisasi ini dapat diberikan mulai bayi usia 9 bulan yang bisa didapatkan secara gratis melalui program pemerintah setiap bulan Agustus dan September di Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya. Jika bayi belum mendapatkannya, segera ke fasilitas kesehatan terdekat ya, Bu. Begitu juga dengan Ibu dan Ayah harus mendapatkan imunisasi ini agar tidak muncul tampek pada bayi.
Jadi, sudah tahu kan, Bu, kalau penyakit tampek pada bayi bisa berbahaya? Jika sudah terdapat gejala-gejala awal, jangan tunda lagi untuk membawa bayi ke dokter, ya. Pastikan ia mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.
Untuk mengoptimalkan kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil, pastikan Ibu tetap memberikannya ASI secara rutin. Maka dari itu, Ibu juga harus meningkatkan kualitas ASI dengan cara mengonsumsi susu Frisian Flag PRIMAMUM karena mengandung 9 asam amino esensial (9AAE) lengkap dan 9 nutrisi penting lainnya untuk kebaikan Ibu dan si Kecil. Susu ini juga diperkaya dengan asam folat, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), serta tinggi DHA untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak si Kecil.
Susu Frisian Flag PRIMAMUM juga mengandung tinggi zat besi, tinggi zinc, dan sumber serat pangan inulin untuk mendukung daya tahan tubuh Ibu dan si Kecil. Ditambah kandungan tinggi kalsium dan tinggi vitamin C untuk mendukung pertumbuhan sel tubuh si Kecil.
Yang tak kalah penting, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil dengan tepat. Caranya dengan memanfaatkan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima dari Akademi Keluarga Prima. Fitur ini memudahkan Ibu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Ibu bisa menggunakan fiturnya di sini, ya!
Ditinjau oleh: Yeni Novianti, S.Gz
Assalamu'alaikum
Barakallah bagus sekali
Sangat bermanfaat
Mksh ya