Mungkin Ibu sering mendengar istilah campak pada bayi, tapi apa sebenarnya penyakit campak itu? Bagaimana cara mengatasinya? Sebelum membahasnya lebih lanjut, selama 1000 hari kehidupannya, pastikan Ibu memberikan si Kecil ASI yang berkualitas dengan minum susu Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil yang dilengkapi dengan DHA dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.

ebook
Banner
Banner AKP

Meskipun campak pada bayi tergolong umum terjadi, tetapi sebaiknya Ibu perlu memperhatikan jenis, gejala, dan cara mengatasinya dengan tepat agar si Kecil terhindar dari komplikasi yang berbahaya. Mari kita simak penjelasan seputar campak pada bayi berikut ini! 

Jenis-jenis Campak pada Bayi

Berdasarkan jenis virus penyebabnya, campak pada bayi dikategorikan ke dalam 3 jenis, di antaranya:

  1. Campak bayi (roseola infantum)

    Jenis campak pada bayi ini disebabkan oleh virus yang media penularannya melalui udara. Gejala-gejalanya hampir sama dengan campak Jerman (rubella). Bedanya, campak pada bayi biasanya menyerang bayi berumur antara 6-12 bulan, sementara rubella lebih sering menyerang balita. Campak jenis ini tidak akan berbahaya selama penderitanya mendapatkan penanganan.

  2. Campak Jerman (rubella)

    Campak pada bayi ini disebabkan oleh virus rubella yang media penularannya melalui udara yang sudah terkontaminasi oleh bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi. Rubella biasanya menjangkiti anak yang usianya sudah lebih besar atau orang dewasa.

    Artikel Sejenis

    Gejalanya baru berkembang pada 2-3 minggu setelah terinfeksi dan cenderung ringan, sehingga sulit untuk diketahui, seperti demam, nyeri otot, muncul ruam merah yang dimulai dari wajah lalu menyebar ke tubuh, pembengkakan kelenjar getah bening.

  3. Campak rubeola

    Campak pada bayi ini disebabkan oleh virus rubeola yang bisa menular saat bersentuhan langsung dengan cairan yang keluar dari tubuh penderita atau langsung melalui udara. Virus ini dapat hidup di udara sampai dua jam, sehingga si Kecil bisa saja tertular ketika ada di sebuah ruangan bekas si penderita berada. 

    Ciri-ciri campak pada bayi jenis ini antara lain sebagai berikut:

    • Batuk dan pilek
    • Suhu tubuh tinggi hingga 40°C pada hari ke-10 hingga hari ke-12 setelah terinfeksi virus
    • Mata sensitif terhadap cahaya terang
    • Muncul ruam merah setelah 15 hari, dimulai dari area belakang telinga, leher, kemudian menyebar ke semua tubuh.

Gejala Campak pada Bayi

Gejala campak pada bayi - ibudanbalita

Umumnya, gejala campak pada bayi akan muncul pada 1 hingga 2 minggu setelah si Kecil terinfeksi virus. Biasanya si Kecil akan mengalami beberapa gejala, di antaranya demam tinggi hingga 40 derajat celcius, batuk kering, mata merah dan berair, bersin, sensitif terhadap cahaya, dan nafsu makannya berkurang. 

Pada hari ke-3 atau ke-4, gejala di atas akan semakin muncul, disertai dengan munculnya bintik-bintik putih keabuan pada mulut dan leher si Kecil. Setelah itu, muncul juga ruam merah yang dimulai di daerah sekitar telinga, kepala, leher, hingga menyebar ke seluruh tubuh. 

Ruam merah tersebut biasanya akan muncul sekitar hari ke-4 atau ke-5 setelah gejala awal kemunculan campak pada bayi. Biasanya ruam merah ini akan bertahan selama 5-6 hari, sedangkan gejala demam tinggi umumnya mulai turun pada hari ke-3 setelah munculnya ruam. 

Apa Penyebab Campak pada Bayi?

Penyebab campak pada bayi - ibudanbalita

Penyakit campak pada bayi adalah jenis penyakit menular yang sering menyerang anak-anak di bawah 5 tahun. Campak pada bayi umumnya disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. 

Campak pada bayi disebabkan oleh virus morbili yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Virus ini dapat bertahan di udara dan permukaan hingga lebih dari 2 jam. 

Cara penularannya melalui kontak langsung serta percikan air di udara dari ludah, batuk, dan bersin dari penderita. Tidak hanya itu saja, si Kecil juga bisa tertular jika menyentuh barang yang terkontaminasi virus.

Penyakit Komplikasi Akibat Campak pada Bayi

Penyakit komplikasi akibat campak pada bayi - ibudanbalita

Bayi yang masih memiliki daya tahan tubuh lemah sangat rentan terserang penyakit ini. Bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan komplikasi yang parah hingga kematian. Jika virus morbili menyerang pencernaan, maka dapat mengakibatkan muntah dan diare hebat pada bayi. 

Selain itu, campak pada bayi juga bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru-paru (pneumonia) sehingga membuat bayi sesak napas. Ada lagi komplikasi fatal lain berupa radang otak (ensefalitis) yang menyebabkan kejang-kejang dan menurunnya kesadaran.

Baca juga: Mengetahui Fungsi dan Kebutuhan Protein untuk Anak Usia 1-3 Tahun

Cara Mengatasi Campak pada Bayi

Cara mengatasi campak pada bayi - ibudanbalita

Penyakit campak pada bayi pada dasarnya merupakan penyakit yang bersifat self limiting disease yang dapat sembuh sendiri tanpa obat-obatan. Meski begitu, Ibu pasti merasa was-was dan khawatir melihat si Kecil mengalami campak, kan? 

Untuk itu, Ibu juga perlu mengetahui pertolongan utama campak agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius. Nah, berikut ini beberapa cara mengatasi campak pada bayi yang bisa Ibu lakukan, di antaranya: 

  1. Cukupi cairan si Kecil

    Saat si Kecil mengalami gejala campak, penting bagi Ibu untuk mencukupi kebutuhan cairan hariannya dengan tepat. Hal ini penting untuk mencegah si Kecil mengalami dehidrasi, sekaligus berfungsi sebagai pengganti cairan yang hilang saat si Kecil muntah.

    Sangat penting untuk tetap mencukupi asupan cairan si Kecil agar ia tidak mengalami dehidrasi sekaligus sebagai pengganti cairan yang hilang jika ia muntah dan diare. Bagi bayi di bawah usia 6 bulan, perbanyak pemberian ASI. 

    Namun, jika sudah memasuki usia MPASI, Ibu bisa memberikan cairan tambahan berupa air putih, jus buah, atau susu formula yang dilengkapi 9AAE sesuai anjuran dari dokter ya, Bu. 

  2. Perbanyak Istirahat

    Si Kecil harus banyak istirahat untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar bisa kuat melawan virus yang berkembang di dalam tubuhnya. Untuk sementara, kurangi dahulu aktivitas fisik dan bermain si Kecil ya, Bu. Biar si Kecil tidak bosan, Ibu bisa lho membacakan buku cerita atau dongeng bersama. 

  3. Mengonsumsi makanan bernutrisi

    Saat si Kecil sudah mengonsumsi MPASI, pastikan Ibu memberikannya makanan bergizi seimbang, termasuk sumber protein hewani, seperti susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih. Susu yang dimaksud di sini adalah ASI karena ASI merupakan nutrisi utama yang penting bagi bayi.

    Namun, jika karena sesuatu hal Ibu tidak bisa memberikan ASI, si Kecil juga bisa kok mengonsumsi susu bubuk pertumbuhan yang dilengkapi dengan 9AAE, tentunya sudah sesuai dengan anjuran dari dokter ya, Bu. 

  4. Membatasi kontak dengan lingkungan luar

    Karena penyakit campak pada bayi sangat mudah menular, maka untuk sementara waktu bayi Ibu harus ‘diisolasi’ dulu. Batasi kontak dengan lingkungan di sekitarnya untuk menghindari penularan terhadap anak lainnya. Jangan ajak si Kecil bepergian atau bertemu dengan orang lain hingga demam dan ruamnya hilang.

    Jika ia memiliki saudara, terutama yang belum mendapatkan imunisasi campak, maka sebaiknya pisahkan lebih dulu. Selain itu peralatan mandi dan makannya juga harus dipisahkan dari milik anggota keluarga lainnya untuk mencegah penularan melalui kontak tidak langsung.

  5. Mandikan si Kecil secara rutin sesuai jadwal

    Mitos yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia adalah jika anak terkena campak, maka ia tidak boleh terkena air sebab dapat membuat ruamnya bertambah parah. Alhasil, para orang tua pun tidak memandikan anak mereka selama menderita campak.

    Faktanya, si Kecil tetap boleh mandi saat demamnya sudah turun untuk menjaga kebersihan dan mengurangi gatal akibat ruam. Jika tidak mandi, kulit justru terasa gatal sehingga bayi akan mencoba untuk menggaruk kulit yang bisa mengakibatkan infeksi pada ruamnya. 

    Ibu hanya perlu mengeringkan tubuhnya setelah dimandikan dengan kain lembut, lalu berikan bedak gatal pada badannya.

  6. Imunisasi MMR

    Pada zaman dulu, penyakit campak pada bayi menjadi salah satu penyakit endemik yang mengakibatkan kematian tertinggi setiap tahun. Sebagai langkah pencegahan, diciptakanlah vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella).

    Imunisasi MMR ini dapat diberikan mulai bayi usia 9 bulan yang bisa didapatkan secara gratis melalui program pemerintah setiap bulan Agustus dan September di Posyandu, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya.

    Menurut WHO (World Health Organization), guna memastikan bahwa kekebalan tubuh terhadap virus ini sudah terbentuk dengan baik, disarankan untuk memberi anak dua dosis vaksin.

    Jika si Kecil belum mendapatkannya, segera ke fasilitas kesehatan terdekat ya, Bu. Begitu juga dengan Ibu dan Ayah harus mendapatkan imunisasi ini agar tidak muncul campak pada bayi.

Sudah tahu kan, Bu, kalau penyakit campak pada bayi bisa berbahaya? Jika sudah terdapat gejala-gejala awal, jangan tunda lagi untuk membawa si Kecil ke dokter, ya. Pastikan ia mendapatkan penanganan yang tepat sebelum terlambat.

Untuk mengoptimalkan kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.

Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui untuk dukung imunitas dan akal cermat Si Kecil dengan DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.

Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu! 

Yang tak kalah penting, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil dengan tepat. Caranya dengan memanfaatkan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima dari Akademi Keluarga Prima. Fitur ini memudahkan Ibu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Ibu bisa coba fiturnya sekarang juga!

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.