Pasti panik ya, Bu, saat melihat si Kecil tiba-tiba kejang. Bingung harus melakukan apa, Ibu pun pasti bertanya-tanya, apa sih penyebab kejang pada bayi? Sebelum mengetahuinya lebih lanjut, pastikan Ibu terus memberikan si Kecil ASI yang berkualitas dengan minum susu Frisian Flag PRIMAMUM untuk dukung imunitas dan akal cermat Si Kecil dengan DHA dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ibu dengan rasa cokelat yang lezat dan pasti disukai Ibu.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register
Banner Pop Up

Kembali ke pembahasan kejang pada bayi dan cara mengatasinya, mari simak informasi di bawah ini akan menjawab semua pertanyaan tersebut. Yuk, mari kita simak penjelasannya sampai selesai, Bu.

Penyebab Kejang pada Bayi

Kejang pada bayi dapat terjadi akibat terdapat kelainan aktivitas sinyal listrik (neurotransmitter) di otak yang mengatur fungsi dan gerak tubuh. Kelainan tersebut menyebabkan gangguan pada kesadaran, sensasi, gerakan, atau perilaku yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan oleh tubuh. Pemicu dari kelainan ini adalah kerusakan saraf yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

  • Cedera kepala
  • Cacat lahir
  • Infeksi
  • Demam tinggi dengan suhu lebih dari 380 C
  • Adanya masalah keseimbangan senyawa kimia dalam otak

Pada bayi, pemicu yang paling sering menyebabkan kejang adalah demam tinggi atau yang disebut juga kejang demam (step) dan paling sering menimpa anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. 

Penyebab dari demam tinggi ini yaitu adanya infeksi atau peradangan. Selain itu, kejang demam dikatakan berhubungan dengan faktor genetik, di mana bayi yang memiliki orang tua dengan riwayat epilepsi kemungkinan besar juga akan mengalaminya.

Artikel Sejenis

Berdasarkan durasinya, kejang demam dikategorikan menjadi dua, yaitu:

  1. Kejang demam sederhana. Jenis kejang ini adalah yang sering terjadi. Kejang ini terjadi pada sekujur bagian tubuh dengan durasi selama beberapa detik hingga tidak lebih dari 15 menit. Kejang demam sederhana tidak akan terulang dalam waktu 24 jam.
  2. Kejang demam kompleks. Kejang ini menyerang salah satu bagian tubuh saja dengan durasi lebih dari 15 menit dan dapat terulang dalam waktu 24 jam.

Tanda-tanda atau Kejang pada Bayi

Agar Ibu lebih waspada, ketahui terlebih dulu tanda-tanda saat bayi mengalami kejang. Tanda-tanda yang paling umum muncul antara lain otot menjadi kaku, kelojotan di seluruh tubuh, dan bola mata mengarah ke atas. 

Namun, ada juga tanda-tanda kejang pada bayi lainnya seperti tubuh tiba-tiba menjadi lemas, tidak bertenaga, terjatuh, mata berkedip-kedip dengan tatapan kosong, serta tidak merespon saat dipanggil atau disentuh.

Jika kondisi kejangnya parah, mungkin bayi akan tampak diam mematung, terlihat seperti tidak bernafas, bibir membiru, mulut mengeluarkan busa, dan terkadang muntah. Kemudian saat kejangnya hampir selesai, ia mungkin akan buang air kecil atau besar.

Pertolongan Pertama Mengatasi Kejang pada Bayi

Saat mendapati bayi Ibu mendadak kejang, harus segera dilakukan pertolongan pertama ya, Bu. Berikut pertolongan pertama yang bisa Ibu lakukan:

  1. Baringkan bayi pada tempat yang datar seperti kasur atau lantai. Pastikan tidak ada benda-benda berbahaya di dekatnya.
  2. Baringkan tubuhnya menyamping agar air liur atau jika ia muntah tidak masuk ke saluran napasnya.
  3. Longgarkan atau buka pakaiannya agar ia dapat bernapas dengan lebih nyaman.
  4. Jangan memasukkan benda, makanan, atau minuman apapun ke dalam mulutnya karena dapat membuatnya tersedak. Hindari juga untuk membuka paksa mulut bayi.
  5. Jangan memegang tangan dan kaki bayi dengan paksa, karena dapat menyebabkan tulangnya patah.
  6. Ukur suhu tubuh, hitung durasi, dan amati apa yang terjadi saat bayi mengalami kejang. Informasi ini akan sangat berguna untuk diberikan kepada dokter.
  7. Tunggu hingga kejangnya berangsur reda, lalu biarkan ia istirahat dan tidur hingga terbangun sendiri. Biasanya setelah selesai kejang, bayi akan lelah, belum sepenuhnya sadar, atau mengantuk.
  8. Bawa bayi ke dokter secepat mungkin untuk dilakukan pemeriksaan dan mengetahui penyebabnya.

Kapan Harus Bawa Bayi ke Dokter?

Bayi tidak harus selalu dibawa ke UGD saat mengalami kejang, tapi hanya pada beberapa kondisi berikut:

  • Baru pertama kali mengalami kejang
  • Sering mengalami kejang
  • Mengalami kejang susulan
  • Bayi menjadi bingung selama lebih dari 2 jam setelah selesai mengalami kejang
  • Kejang pertama terjadi selama lebih dari 5 menit
  • Kejang dengan epilepsi berlangsung selama lebih dari 10 menit

Diagnosa Kejang pada Bayi

Diperlukan beberapa pemeriksaan oleh dokter untuk mengetahui penyebab kejang demam pada bayi. Pemeriksaan tersebut antara lain tes darah, tes urine, atau pemeriksaan cairan tulang belakang (lumbar puncture). Tes-tes ini akan mendiagnosa apakah terjadi infeksi pada sistem saraf pusat seperti meningitis.

Bila bayi mengalami kejang demam kompleks, dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani electroencephalogram (EEG) guna mengukur aktivitas otak. Namun jika kejang hanya terjadi di salah satu bagian tubuh, maka dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan MRI. Bila ditemukan adanya infeksi serius, terlebih jika sumber infeksinya belum terdeteksi, maka bayi akan mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan dirawat inap di rumah sakit.

Demikianlah serba-serbi kejang pada bayi yang perlu Ibu ketahui. Satu hal yang penting untuk Ibu ingat, jangan panik saat mendapati buah hati tiba-tiba kejang, Bu. Lakukanlah langkah-langkah pertolongan pertama di atas dan segera periksakan ia ke dokter. 

Mengetahui fakta seputar kejang pada bayi berkaitan juga dengan bagaimana cara Ibu memantau tumbuh kembangnya dengan baik. Saat si Kecil masih berusia 0-12 bulan, sebaiknya Ibu mencukupi kebutuhan gizi hariannya dengan memberikan ASI secara rutin.

Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.

Frisian Flag PRIMAMUM adalah susu ibu menyusui untuk dukung imunitas dan akal cermat Si Kecil dengan DHA, 9 Asam Amino Esensial (AAE) serta 9 nutrisi penting untuk kebaikan Ibu dan si Kecil selama periode menyusui. Dua gelas Frisian Flag PRIMAMUM mengandung energi sebanyak 360 kalori, DHA 68 mg, protein 18 gram dan 9 nutrisi penting lainnya dalam jumlah yang disesuaikan dengan tambahan nutrisi yang dibutuhkan ibu selama menyusui si Kecil. Frisian Flag PRIMAMUM tersedia dalam rasa cokelat yang lezat, tidak membuat enek atau mual serta enak disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin.

Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI,  Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!

Untuk memantau tumbuh kembang bayi agar lebih optimal, Ibu juga bisa memanfaatkan fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima yang terdapat dalam Akademi Keluarga Prima. Fitur ini akan memudahkan Ibu untuk mengetahui berat badan, indeks massa tubuh, tinggi badan, dan lingkar kepala si Kecil berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO dan CDC. Yuk, coba fiturnya sekarang untuk mengetahui tumbuh kembang si Kecil di sini.

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di halaman ini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.