Proses bayi tabung sering kali jadi pilihan bagi pasangan suami istri yang kesulitan dalam memperoleh keturunan meski sudah mencoba berbagai macam cara, seperti mengonsumsi obat-obatan dan melakukan operasi atau inseminasi buatan.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register
Banner Pop Up

Proses bayi tabung atau dalam dunia medis disebut In Vitro Fertilization (IVF) dilakukan dengan cara mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar tubuh, yaitu di dalam tabung khusus yang ada di laboratorium yang diperuntukkan untuk proses bayi tabung. Setelah sel telur berhasil dibuahi, bakal atau calon janin yang terbentuk akan ditanam di rahim untuk menghasilkan kehamilan. 

Biasanya dokter menganjurkan proses bayi tabung jika konsumsi obat-obatan, tindakan bedah, atau inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah ketidaksuburan. Metode ini juga bisa dilakukan pada pasangan yang sudah berusaha menghasilkan kehamilan selama bertahun-tahun, namun tetap tidak berhasil. Lantas, apa saja rangkaian proses bayi tabung yang biasa dilakukan? Simak penjelasan lengkapnya di sini. 

Rangkaian Proses Bayi Tabung

Berikut adalah beberapa rangkain proses bayi tabung yang perlu Ibu ketahui, di antaranya:

  1. Stimulasi Indung Telur

    Pada proses bayi tabung, indung telur akan diberi rangsangan atau diberi stimulasi khusus untuk memastikan banyaknya jumlah sel telur yang ada. Pada proses kehamilan secara alami memang hanya terdapat satu sel telur, tetapi pada proses bayi tabung membutuhkan lebih dari satu sel telur untuk mendapatkan embrio. Stimulasi membutuhkan waktu 7-14 hari.

    Artikel Sejenis

  2. Pengambilan Sel Telur

    Setelah indung telur diberi stimulasi, proses bayi tabung selanjutnya adalah memantau pertumbuhan cairan sel telur (folikel) yang ada di dalamnya. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat kematangan sel telur yang sudah siap diambil atau ‘dipanen’. Untuk menunjang kematangannya, biasanya sel telur akan diberi suntikan obat dan diproses di dalam laboratorium. Saat sel telur dibawa ke laboratorium inilah biasanya juga akan dilakukan pengambilan sperma dari suami. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 34-36 jam.

  3. Pembuahan Sel Telur

    Fase selanjutnya dalam proses bayi tabung adalah pembuahan sel telur hingga menjadi embrio. Sperma yang paling aktif akan dicampur dengan sel telur dalam sebuah ruangan khusus. Akan tetapi, terkadang sperma tersebut juga langsung disuntikkan ke dalam indung telur. Sperma dan sel telur ini selanjutnya akan ditempatkan di dalam inkubator dan terus dipantau untuk memastikan bahwa embrio berkembang dengan sehat dan baik. Proses ini membutuhkan waktu 16-20 jam yang kemudian dilanjutkan untuk dikultur selama 3-5 hari hingga menjadi embrio yang sehat.

  4. Transfer Embrio

    Proses bayi tabung yang terakhir adalah pemindahan embrio. Jika embrio sudah terbentuk dengan baik maka akan segera dimasukkan kembali ke dalam rahim agar terjadi proses kehamilan. Baru setelah ini, proses kehamilan bayi tabung akan mengalami fase luteal yaitu masa yang memungkinkan terjadinya proses kehamilan. Biasanya, Ibu akan diberikan obat oleh dokter untuk mempertahankan dinding rahim agar bayi tabung ini berhasil tumbuh dan berkembang. Dibutuhkan waktu 12-14 hari untuk memastikan Ibu telah mengandung.

  5. Tes Kehamilan

    Beberapa minggu setelah menjalani proses bayi tabung ini, Ibu dapat melakukan tes kehamilan untuk mengetahui keberhasilannya. Jika tes tersebut menunjukkan hasil positif, berarti proses bayi tabung yang dilakukan berhasil. Akan tetapi, tidak sedikit pula wanita yang mengaku gagal hamil setelah menjalani proses kehamilan melalui bayi tabung ini sehingga perlu mencobanya hingga 2-3 kali.

Untuk mendapatkan proses kehamilan dengan cara ini, sebelumnya pasangan suami istri akan menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan hingga mereka ditentukan layak. Apabila Ibu dan pasangan sedang mencari cara untuk mendapatkan buah hati, pilihan yang satu ini layak dipertimbangkan.

Kondisi yang Membutuhkan Proses Bayi Tabung

Bagi sebagian wanita yang berusia 40 tahun, proses bayi tabung kerap dianjurkan sebagai metode untuk mengatasi ketidaksuburan atau infertilitasi. Selain itu, proses bayi tabung juga biasanya disarankan pada kondisi-kondisi yang kemungkinan menyebabkan sulit hamil, seperti:

  • Gangguan pada tuba falopi atau rahim, misalnya jaringan parut di organ tersebut
  • Gangguan pada sperma pasangan, misalnya jumlah sperma rendah atau tidak mampu mencapai rahim
  • Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur tidak teratur atau kurang optimal
  • Adanya masalah pada sistem imun tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma, misalnya penyakit autoimun
  • Penyakit keturunan atau kelainan genetik tertentu
  • Kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim (endometriosis)

Risiko Proses Bayi Tabung

Jika Ibu dan pasangan berencana untuk menjalani proses bayi tabung, ingatlah bahwa prosedur ini tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Meski relatif jarang terjadi, proses bayi tabung bisa menimbulkan infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada organ tubuh tertentu, misalnya usus.

Risiko lain yang bisa terjadi yaitu munculnya sindrom hiperstimulasi ovarium. Kondisi ini terjadi akibat efek samping obat-obatan yang digunakan untuk merangsang pembentukan sel telur di indung telur (ovarium). Kondisi seperti itu bisa memicu gejala yang beragam, mulai dari perut kembung, kram, atau nyeri ringan, sembelit, berat badan bertambah, hingga munculnya rasa sakit yang tak tertahankan pada bagian perut.

Tak hanya itu lho, Bu, proses bayi tabung juga bisa memicu risiko lain yang cukup serius, seperti:

  • Keguguran
  • Kehamilan kembar, jika embrio yang ditanamkan ke dalam rahim lebih dari satu dan berhasil tumbuh
  • Kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat yang rendah
  • Kelahiran ektopik atau hamil di luar kandungan
  • Kelainan genetik pada janin

Ibu juga perlu mempertimbangkan proses bayi tabung karena akan menguras banyak tenaga, emosi, dan biaya yang mungkin menyebabkan stres. Oleh karena itu, penting bagi Ibu dan pasangan untuk mempertimbangkan dengan matang jika ingin melakukan proses bayi tabung. 

Selain itu, keberhasilan proses bayi tabung juga ditentukan oleh faktor usia Ibu. Usia yang optimal untuk keberhasilan proses bayi tabung sekitar 23-39 tahun dengan persentase tertinggi di bawah usia 35 tahun. Beberapa faktor lain juga bisa memengaruhi tingkat keberhasilan proses bayi tabung, misalnya riwayat kesehatan organ reproduksi, faktor gaya hidup, dan penyebab infertilitas. 

Mengingat banyaknya hal yang harus dipertimbangkan sebelum proses bayi tabung, Ibu dan pasangan dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Ibu. 

Jika proses bayi tabung sudah berhasil, penting untuk Ibu selalu mengoptimalkan kesehatan dan tumbuh kembang janin. Untuk itu, Ibu bisa minum susu Frisian Flag PRIMAMUM secara rutin karena mengandung 9 asam amino esensial (9AAE) lengkap dan 9 nutrisi penting lainnya untuk kebaikan Ibu dan si Kecil. Susu ini juga diperkaya dengan tinggi asam folat, omega 3 (ALA), omega 6 (LA), serta tinggi DHA untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel otak si Kecil.

Susu Frisian Flag PRIMAMUM juga mengandung tinggi zat besi, tinggi zinc, dan sumber serat pangan inulin untuk mendukung daya tahan tubuh Ibu dan si Kecil. Ditambah kandungan tinggi kalsium dan tinggi vitamin C untuk mendukung pertumbuhan sel tubuh si Kecil.

Frisian Flag PRIMAMUM termasuk susu dengan harga ekonomis dengan nutrisi lengkap yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Tersedia dalam rasa cokelat yang lezat dan tidak membuat Ibu merasa enek atau mual.

Susu ini pun mengandung 180 kalori dan 9 gram protein dalam 1 gelasnya. Dengan mengonsumsi 2x sehari, Ibu sudah bisa mendapatkan 15% asupan energi dari Frisian Flag Primamum. Apalagi rasa cokelatnya lezat dan tidak bikin enek sehingga bisa membantu Ibu memenuhi kebutuhan gizi hariannya.Bagi Ibu yang ingin cepat dikaruniai buah hati, kalender masa subur bisa jadi pegangan Ibu untuk mengetahui waktu yang tepat saat ovulasi. Caranya cukup mudah, Ibu bisa memasukkan tanggal Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan lama siklus haid rata-rata yang Ibu alami, biasanya 28 hari. Ibu bisa mencoba Kalkulator Kesuburan di sini.

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.