Banyak pasangan orangtua bertanya-tanya apakah jenis kelamin bayi dapat diatur sebelum terjadi pembuahan?
Sejak tahun 1970 telah dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi rasio jenis kelamin oleh seorang ahli bernama Landrum B. Shettles yang diterbitkan dalam artikel berjudul "Factors influencing sex ratios" dalam sebuah jurnal kesehatan the International Journal of Gynaecology and Obstetrics. Artikel ini mengemukakan pengaruh waktu senggama dan lingkungan reproduksi dapat mempengaruhi jenis kelamin janin dan dikenal sebagai teori Shettles.
Janin memiliki kromosom seks dari kedua orangtuanya. Sel sperma dari ayah membawa kromosom X dan Y, memiliki karakteristik yang berbeda dengan kromosm X dan X dari bunda. Bila sel sperma ayah membuahi sel telur ibu, maka disinilah jenis kelamin bayi akan ditentukan. Bila sel sperma membawa kromosom X sperma membuahi sel telur, maka jenis kelamin janin adalah perempuan. Jika sel sperma membawa kromosom Y dan membuahi telur, maka kelak janin akan lahir sebagai anak laki-laki.
Metode Shettles mengemukakan bahwa kromosom X dan Y memiliki karakteristik yang berbeda. Kromosom Y yang dibawa oleh sel sperma bergerak lebih cepat dibandingkan kromosom X, sedangkan kromosom X yang bergerak lebih lambat daripada kromosom Y, memiliki pertahanan yang lebih baik terhadap lingkungan keasaman leher rahim sebelum cairan serviks saat masa subur diproduksi. Oleh karena karakteristik inilah, maka beberapa manipulasi dapat dilakukan untuk mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan.
Sejalan dengan penelitian selanjutnya, banyak studi yang menemukan teori Shettles tidak akurat dan tidak menemukan kaitan antara waktu senggama dan penentuan jenis kelamin janin, dan mungkin terdapat faktor lain yang berperan dalam menentukan jenis kelamin janin. Pada tahun 1995 dalam artikel Human Reproduction, 3 peneliti Weinberg, Baird dan Wilcox mengemukakan lamanya fase folikular (waktu antara menstruasi dan pelepasan sel telur dari indung telur) berkaitan dengan jenis kelamin bayi. Siklus fase folikuler yang lebih pendek berkaitan dengan hasil pembuahan bayi laki-laki, sedangkan siklus dengan fase folikuler yang lebih panjang lebih mendekati hasil janin perempuan. Namun, teori ini pun diperdebatkan.
Kebanyakan calon orangtua yang mencoba untuk hamil sering tidak mempedulikan jenis kelaminnya. Namun, menentukan jenis kelamin sebelum kehamilan memang menjadi hal yang sangat menarik, dan tidak sedikit pasangan yang mencoba beberapa metode atau teknik penentuan jender, dan sebagian ada yang berhasil. Meski demikian, sebagian besar studi ilmiah menunjukkan tidak ada bukti yang jelas untuk memanfaatkan waktu senggama demi mendapatkan jenis kelamin janin yang spesifik.
Oleh karena belum ada pembuktian ilmiah yang jelas mengenai penentuan jenis kelamin janin sebelum kehamilan, bagi calon orang tua yang mengharapkan kehadiran si Kecil tidak direkomendasikan membatasi berhubungan intim dalam masa subur, terutama bagi pasangan yang mengalami sukar hamil.
Bagi pasangan yang berkepentingan memilih jenis kelamin janin karena menghindari penyakit bawaan atau karena alasan lainnya, disarankan untuk konsultasi pada dokter sebelum hamil.
terima kasih atas infonya FF
Makasih atas infonya FF...apapun jenis kelaminnya yang penting sehat
Terima kasih infonya.. Yang jadi pertanyaan bagaimana kita tahu sperma membawa kromosom X atau Y.. bisakah diatur dengan cara merubah pola makan?misalnya banyak makan sayur atau apa?
INFO NYA BAGUS SEKALI DAN JUGA SANGAT BERMANFAAT SEKALI BUAT SAYA ..........
makasih yaa buat info nya sangat bagus thanks banget buat FRISIAN FLAG SANGAT BERMANFAAT SEKALI
<br /> <br /> makasih infonya ff
makasih infonya ff
terima kasih infonya ff
terima kasih infonya...............
Banyak sekali cara agar bisa memiliki buah hati dengan jenis kelamin tertentu, namun saya sendiri belum pernah membuktikannya..<br /> Bagi saya cowok atau cewek yang pentig sehat dan selamat..<br /> Betul kan bunda..
Thanks infonya.
Thanks infonya.
Thanks infonya.
Thanks infonya.
Thanks infonya.
makasih infonya ff...
Makasih infonya :-)
terima kasih atas informasinya,,,,
thanks infonya FF
thanks infonya FF
Nice info..makasih FF :)
Thanks FF infonya
Thanks infonya FF
NICE INFO, THANKS FF
Nice info FF.. thanks..
Nice info FF.. thanks..
Nice info FF.. thanks..
terimakasih sudah berbagi infonya Frisian Flag....
Cwo atau cwe sama aja...tp anak kedua pengen nya cwo
makasih ya infonya
sangat bermanfaat.. Thanks Infonya FF..
sangat bermanfaat.. Thanks Infonya FF..
makasih infonya
anak ke dua pengennya cowok.....bisa gak ya....
Terima kasih atas informasinya
makasih infonya
laki perempuan sama saja yang penting sehat...
makasih infonya
info yang bermanfaat, makasih :)
di USG udah ketauan
like deh info nya ...
Makasih FF infonya
terima kasih infonya FF... :D
terima kasih infonya FF... :D
terima kasih infonya FF... :D
good info..makasih FF :)
Ikhtiar boleh, asal tidak melewati batas norma, semua hanya allah menentukan..
ada beberapa teori untuk menentukan jenis kelamin debay saat lahir nanti, mulai dari cara ML, bulan pembuahan dan usia bunda (kalender cina), tapi semua kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa, setiap anak itu istimewa, laki - laki perempuan itu sama istimewanya....:)
Alhamdulillah, anak pertama laki2 dan anak yg kedua perempuan. Laki2 maupun perempuan sama saja, yg penting sehat dan membanggakan dg prestasi.
Bener Bunda@dian Tuhan yang menentukan semuanya. Anak Amanah mau cwo/cwe tetep disyukuri.
Mudah2an anak keduaku cowok ^_^
apapun jenis kelamin anak kita, yang penting sehat dan sempurna kita sudah bersyukur sekali ya bunda :)
menarik..<br /> aku pernah di kasih tahu seorang bidan kalau pengen punya anak perempuan sering2 makan sayuran dan kalau pengen anak laki-laki banyak makan daging<br /> katanya makanan bisa mempengaruhi kromosom yang dihasilkan dan nantinya akan menentukan jenis kelamin bayi XY atau XX<br /> benar atau tidaknya belum tahu juga...bunda, adakah yang sudah pernah membuktikannya?
Kita hanya bisa b'usaha biar yg KUASA yg menentukan..<br /> Thx info'a FF
hmmm...iyakah..???makaci infonya..
Nice info,,makasih ff,,
artikel yang bagus....<br /> Tapi dari pengalaman pribadi aku "Artikel Human Reproduction, 3 peneliti Weinberg, Baird dan Wilcox mengemukakan lamanya fase folikular (waktu antara menstruasi dan pelepasan sel telur dari indung telur) berkaitan dengan jenis kelamin bayi. Siklus fase folikuler yang lebih pendek berkaitan dengan hasil pembuahan bayi laki-laki, sedangkan siklus dengan fase folikuler yang lebih panjang lebih mendekati hasil janin perempuan" gak berlaku....soalnya aku ini tipe yang siklus dengan fase folikuler yang lebih panjang, tapi alhamdulillah anak pertamaku cowok kok.....