Sama halnya dengan orang tua lainnya, saya dan suami juga menginginkan si Kecil tumbuh menjadi Anak Wow yang membanggakan, Bu. Ini sebabnya kami selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi si Kecil, bahkan sebelum ia lahir. Salah satu contohnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi secara optimal.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register
Banner Pop Up

Sadar bahwa nutrisi ibu hamil tak hanya memengaruhi kesehatan saya, tetapi juga si Kecil di dalam kandungan, saya dan suami rajin mencari info seputar asupan yang baik dikonsumsi selama kehamilan dan sebaliknya. Misalnya saja, bolehkah ibu hamil makan salak dan sebagainya. Info-info ini kami cari dari berbagai sumber, mulai dari berbagai artikel kesehatan Ibu hamil hingga konsultasi langsung dengan dokter kandungan. Dari situ, kami jadi lebih tahu, ternyata beberapa makanan perlu saya hindari karena berpotensi mengganggu kehamilan.

Untuk Ibu, berikut saya rangkum daftar beberapa makanan yang sebaiknya dihindari tersebut.

1. Makanan Tinggi Gula

Terakhir, selama kehamilan, Ibu juga perlu mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kadar gula tinggi. Selain menyulitkan Ibu mengontrol mood, kadar gula darah yang tinggi selama kehamilan juga memperbesar risiko Ibu mengalami diabetes gestasional. Ini merupakan jenis diabetes yang terjadi selama masa kehamilan, Bu.

Menurut artikel yang saya baca, diabetes gestasional meningkatkan risiko si Kecil terlahir dengan kondisi makrosomia. Makrosomia merupakan keadaan saat bayi lahir berukuran besar dengan bobot lebih dari 4,5 kilogram, Bu.

Artikel Sejenis

Ibu tahu bukan, setiap nutrisi yang Ibu konsumsi akan dialirkan ke janin melalui plasenta? Nah, saat kadar gula darah Ibu terlalu tinggi, janin pun kemungkinan memiliki kadar gula darah tinggi. Inilah yang membuat ukuran tubuhnya terus membesar secara tak wajar dan memperkecil kemungkinan si Kecil dilahirkan secara normal.

2. Telur Mentah atau Setengah Matang

Karena rasanya nikmat, telur ayam kampung setengah matang yang diberi taburan merica bubuk menjadi favorit banyak orang. Apa Ibu juga menyukai makanan ini? Bila iya, sebaiknya minimalkan konsumsi hidangan ini begitu Ibu dinyatakan hamil, ya.

Menurut dokter kandungan tempat saya berkonsultasi, telur mentah atau setengah matang (sama seperti daging sapi atau unggas yang tidak matang) kemungkinan mengandung bakteri salmonella, Bu. Oleh sebab itu, bila Ibu ingin mengonsumsi telur di masa kehamilan, pastikan telur yang hendak dikonsumsi dalam keadaan matang sempurna, ya. Dengan begitu, Ibu tetap bisa mendapatkan nutrisi dari telur tanpa mengkhawatirkan efek negatif bakteri salmonella terhadap perkembangan janin.

3. Daging Sapi dan Unggas yang Kurang Matang

 Daging Sapi dan Unggas

Dengan kandungan Protein, Zat Besi, Zinc, Selenium, Vitamin B Kompleks, serta Omega-3, daging sapi dan daging unggas menjadi asupan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi Ibu di masa kehamilan. Meski begitu, ada hal yang penting yang perlu diingat, Bu. Pastikan daging yang Ibu konsumsi sudah matang sempurna, ya. Daging yang tidak matang sempurna masih mengandung bakteri salmonella dan parasit toksoplasma. Menurut artikel yang saya baca, salmonella berpotensi menyebabkan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan, sementara toksoplasma berpotensi menyebabkan kelainan pada janin. 

4. Hati Sapi atau Ayam

Ketika diolah dengan cara yang tepat, hati sapi, hati ayam, serta jenis jeroan lainnya memang bisa menjadi hidangan yang menggugah selera. Namun, Ibu perlu berpikir ulang bila hendak menyantap makanan satu ini selama hamil. Menurut penjelasan dokter, jeroan mengandung Retinol (bentuk turunan dari Vitamin A) yang berisiko menyebabkan cacat janin.

Alasan lainnya, hati merupakan organ penyerap racun tubuh. Semakin buruk kualitas pakan yang dikonsumsi sapi atau ayam, semakin tinggi kandungan racun pada organ hatinya, Bu. Mungkin saja, saat Ibu mengonsumsinya, racun pada organ hati terserap oleh tubuh Ibu sehingga membahayakan kesehatan Ibu dan janin. Lebih baik menghindari risiko ini bukan, Bu? 

Baca Juga: Asupan Bergizi untuk Tambah Berat Badan si Kecil

5. Ikan Bermerkuri Tinggi

 Ikan Bermerkuri Tinggi

Meski hampir semua jenis seafood sudah terpapar merkuri karena kontaminasi limbah di  laut, beberapa jenis ikan diketahui mengandung merkuri dengan kadar lebih tinggi dibanding yang lainnya, Bu. Contohnya, ikan makarel dan tuna. Oleh karena itu, sebisa mungkin kurangi konsumsi kedua ikan tadi, ya.

Supaya kebutuhan Omega-3 selama hamil tetap terpenuhi, Ibu bisa beralih mengonsumsi  ikan kakap, sarden, atau ikan cakalang. Ibu juga bisa memperbanyak konsumsi kacang kenari, bayam, kangkung, brokoli, selada, belut, lele, dan yoghurt karena makanan-makanan ini juga kaya Omega-3. 

6. Seafood Mentah

Seperti halnya daging sapi dan unggas yang belum matang sempurna, kegemaran mengonsumsi seafood mentah, seperti sushi dan sashimi, atau seafood setengah matang juga perlu Ibu hindari selama kehamilan. Saat tingkat kematangannya belum sempurna, seafood bisa menjadi perantara masuknya bakteri listeria ke tubuh Ibu. Jenis bakteri ini bisa menghambat si Kecil tumbuh menjadi Anak Wow, karena berpotensi merusak otak janin sejak di dalam kandungan, Bu. Bahkan, menurut artikel di situs Kementrian Kesehatan RI yang saya baca, infeksi bakteri listeria terhadap Ibu hamil dapat menyebabkan keguguran. Wah, seram sekali ya, Bu.

Ayo Bu, dicek kembali jenis asupan yang selama ini dikonsumsi. Apakah ada makanan yang saya sebutkan di atas? Kalau ada, yuk, mulai kurangi atau cari pengganti yang lebih sehat. Semoga info ini membantu Ibu dalam memilah jenis asupan yang aman dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, ya. 

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.