Sistem pencernaan si Kecil yang masih sensitif terkadang membuat saya khawatir saat ia mulai jajan di luar rumah. Apalagi, tak semua jajanan diolah dengan cara yang aman dan sehat. Oleh sebab itu, si Kecil lebih berisiko mengalami gangguan pencernaan atau keracunan makanan dibanding orang dewasa. Atas alasan ini, saya merasa, kita sebagai Ibu harus mengenal cara mencegah gangguan pencernaan pada si Kecil. Yuk, cek caranya berikut ini.

ebook
Banner
Banner AKP

Gejala Keracunan Makanan

Tahukah Ibu, keracunan makanan tidak melulu disebabkan zat tertentu yang terkandung di dalamnya. Keracunan bisa terjadi karena adanya bakteri atau virus di dalam makanan tersebut. Beberapa bakteri dan virus yang memicu gangguan kesehatan pencernaan dan keracunan makanan yaitu Campylobacter, Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Norovirus, dan Rotavirus.

Nah, perbedaan penyebab tentunya membuat cara mengatasi keracunannya berbeda-beda. Ini ulasannya.

  1. Keracunan Makanan Karena Bakteri Campylobacter

Bakteri Camplyobacter masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi susu segar dan daging unggas yang tidak dimasak sempurna. Bakteri ini juga bisa masuk lewat konsumsi air yang tercemar. Gejalanya adalah muntah-muntah, demam, pusing, sakit perut, dan diare selama sekitar 2-10 hari.

Artikel Sejenis

  1. Keracunan Makanan karena Bakteri Salmonella

Bakteri Salmonella berasal dari makanan yang tidak diolah sempurna. Misalnya, susu sapi tanpa pasteurisasi, seafood mentah, telur mentah ataupun setengah matang. Ini sebabnya, Ibu harus memastikan semua hidangan matang sempurna sebelum disajikan. Beberapa gejala keracunannya antara lain sakit perut, demam, dan diare selama 4-7 hari. Gejala ini kadang diiringi bintik kecil kemerahan di kulit si Kecil. 

  1. Keracunan Makanan karena Bakteri E. coli

Proses perpindahan bakteri E. coli ke makanan terjadi dengan bantuan angin atau kontak manusia. Beberapa gejala umumnya adalah sakit perut, diare, BAB berdarah, dan muntah-muntah selama 2-5 hari. Infeksi bakteri ini bisa dicegah dengan menjaga kebersihan. Misalnya, rutin mencuci tangan menggunakan sabun setelah selesai berkaivitas maupun sebelum makan.

  1. Norovirus dan Rotavirus

Infeksi Norovirus dan Rotavirus biasanya ditandai dengan demam, diare, dan muntah-muntah. Bila itu adalah Norovirus, gejala-gejala ini berlangsung sebentar dan mungkin sembuh tanpa pengobatan. Jika itu Rotavirus, gejala-gejala tersebut akan berlangsung selama 3-8 hari. 

Bagaimana Bu, cukup menggambarkan jenis keracunan makanan pada si Kecil bukan? Hal yang perlu diingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi, sebelum sistem pencernaan si Kecil terinfeksi, ada baiknya Ibu mencegah keracunan dengan memastikan asupan terbaik bagi si Kecil. Semoga informasi ini cukup membantu Ibu dalam mencegah gangguan pencernaan terhadap si Kecil, ya.

 

 

 

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.