Diare pada anak dapat menyerang si Kecil saat berusia 3-6 tahun. Dibutuhkan asupan nutrisi yang dapat menjaga kesehatan pencernaannya untuk dapat mencegah diare pada anak, salah satunya susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA 4x lebih tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. 

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Penyebab diare pada anak utamanya karena lingkungan yang kotor atau makanan yang terkontaminasi bakteri. Menurut Kementerian Kesehatan melalui Kata Data, penyebab kematian balita usia 12-59 bulan di Indonesia adalah diare. Tercatat 314 kematian karena diare pada anak di Indonesia pada tahun 2019.

Ibu pun harus waspada dan mencari info yang banyak seputar diare pada anak. Apa sajakah jenis diare pada anak, tanda bahaya, penyebab, dan pencegahannya yang tepat. Berikut adalah informasi selengkapnya untuk Ibu:

Mengenal Kondisi Diare pada Anak

Seorang anak dikatakan diare saat anak mengalami frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan dengan tekstur feses yang cair. Tak jarang dalam feses tersebut juga terdapat lendir dan disertai dengan muntah. Berdasarkan lama berlangsungnya, jenis diare pada anak terbagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Diare akut : terjadi selama 3-5 hari.
  2. Diare berkepanjangan : terjadi selama 7-14 hari.
  3. Diare kronik : terjadi lebih dari 14 hari.

Penyebab diare pada anak secara umum dikarenakan adanya infeksi virus, bakteri, ataupun parasit. Infeksi dapat menjangkit anak melalui makanan atau terjadi kontak pada feses yang telah terkontaminasi. Namun diare pada anak juga bisa disebabkan oleh makanan basi, beracun, dan adanya alergi terhadap jenis makanan tertentu.

Artikel Sejenis

Ibu pastinya sudah memahami bahwa anak-anak suka memasukkan apa saja ke mulutnya tanpa mengetahui apakah yang dimasukkan tersebut bersih atau tidak. Belum lagi kalau mereka menyentuh aneka hal yang ditemuinya saat bermain kemudian menyentuh atau memasukkan tangan ke mulut. 

Kebiasaan-kebiasaan seperti ini memang sangat sulit untuk dicegah karena Ibu tidak bisa selalu mengawasinya. Tak heran bila di usia ini si Kecil sangat rentan terhadap diare pada anak. Namun Ibu bisa melakukan pencegahan dengan selalu membersihkan tangan anak setelah ia selesai bermain dan sebelum makan untuk mengurangi resiko terserang bakteri penyebab diare pada anak.

Gejala Diare pada Anak yang Berbahaya

Diare pada Anak - ibudanbalita

Diare pada anak memang bisa disembuhkan dengan obat yang banyak dijual di apotek atau dengan obat-obatan alami. Namun Ibu harus mengetahui bahwa diare juga bisa berbahaya bagi anak. Apa sajakah tanda-tandanya?

Tanda dan gejala diare pada anak sebenarnya sangat bervariasi, tapi umumnya meliputi perut kembung dan mulas, feses cair, dan kadang disertai mual dan muntah. Melansir Kids Health, Ibu perlu waspada saat si Kecil mengalami gejala diare pada anak sebagai berikut:

  1. Tidak bisa minum dan makan selama beberapa jam
  2. Feses berlendir dan berdarah
  3. Feses mengandung makanan yang belum tercerna
  4. Demam
  5. Sakit kepala
  6. Dehidrasi (lemas, mulut dan kulit kering, mata cekung, serta volume urin yang sedikit dan berwarna keruh)

Jika si Kecil sudah mengalami semua atau sebagian gejala di atas, jangan ragu lagi untuk langsung membawanya ke dokter, Bu! Jangan sampai anak terlambat mendapatkan penanganan yang bisa berakibat fatal nantinya.

Baca juga: 5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Diare

Cara Mengatasi Diare pada Anak

cara mengatasi diare pada anak - ibudanbalita

Saat si Kecil sudah terjangkit oleh diare, Ibu bisa mengatasi diare pada anak secara tradisional dengan memberinya larutan garam dan gula, larutan oralit, dan tetap minum ASI bagi anak berusia di bawah 2 tahun. 

Cara mengatasi diare pada anak usia lebih dari tiga tahun adalah dengan membuat larutan garam dan gula adalah dengan mencampurkan 1 sendok teh garam, 2 sendok teh gula, dan 250 cc air matang. Selain mengatasi diare pada anak secara tradisional dengan membuat larutan oralit, anak juga harus makan yang bergizi, banyak minum air putih, serta beristirahat yang cukup.

Sedangkan untuk pencegahan diare pada anak, ada beberapa langkah yang bisa Ibu lakukan:

  1. Cuci tangan anak setelah buang air besar.
  2. Gunakan air matang untuk minum.
  3. Cuci tangan anak sebelum makan.
  4. Ibu juga harus mencuci tangan sebelum memasak dan mengolah makanan.
  5. Hindari makan di tempat yang kurang bersih.
  6. Cuci peralatan makan, masak, dan bahan masakan dengan air mengalir.
  7. Makan makanan yang bergizi dan rutin mengonsumsi buah-buahan.
  8. Minum susu pertumbuhan yang mengandung 14 vitamin dan 9 mineral serta serat pangan inulin untuk kesehatan pencernaannya.

Penyakit diare pada anak merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di negara berkembang. Indonesia pun tak luput dari serangan penyakit ini. Kurangnya kepedulian terhadap kebersihan menjadi salah satu faktor penyebab diare yang sering terjadi di Indonesia. 

Masih banyak yang suka membuang sampah sembarangan, mencuci piring dalam ember, tidak mencuci tangan setelah buang air dan sebelum makan, dan sebagainya.

Diperlukan kesadaran diri untuk hidup bersih dan sehat agar bisa terhindar dari penyakit. Mulailah dari diri sendiri, lakukan secara berkelanjutan, dan tularkan kebiasaan baik kepada si Kecil. Sangat penting untuk membiasakan anak hidup bersih dan sehat sejak dini agar ia selalu terbiasa melakukannya hingga ia dewasa nanti. 

Membiasakan hidup bersih dan sehat tentu berkaitan dengan proses tumbuh dan kembang otak si Kecil. Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA 4x lebih tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 3+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil. Selain mengandung DHA 4x lebih tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Tak kalah pentingnya dari itu, Ibu juga perlu memantau sejauh mana progres pertumbuhan dan perkembangan si Kecil secara rutin melalui fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima dalam Akademi Keluarga Prima yang dikembangkan berdasarkan grafik pertumbuhan dari WHO. 

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.