Ada yang cenderung memberi kebebasan, tapi ada juga yang cenderung protektif terhadap anaknya. Itulah perbedaan pola asuh anak (parenting) yang diterapkan oleh masing-masing orang tua. Bentuk pengasuhan tersebut memang ada beberapa jenis. Itulah mengapa karakter setiap anak juga bisa berbeda-beda.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Ibu tentu sudah memahami bahwa konsep mengasuh anak bukan hanya sekadar memberi makan, menyediakan tempat tinggal yang layak, dan memenuhi kebutuhan lain untuk Si Kecil. Dalam mendidik buah hati, setiap orangtua pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk menghindari kesalahan pola asuh pada anak. Apapun cara yang digunakan, semuanya bertujuan untuk kebaikan tumbuh kembang Si Kecil nantinya.

Menurut CDC, ada cara-cara utama yang dapat Ibu lakukan untuk mendukung perkembangan sehat sang buah hati yang meliputi:

  • Mengikuti petunjuk anak dan merespons dengan cara yang dapat diprediksi
  • Menunjukkan kehangatan dan kepekaan
  • Memiliki rutinitas dan aturan
  • Berbagi buku dan berkomunikasi dengan anak-anak
  • Mendukung kesehatan dan keselamatan
  • Menerapkan disiplin tanpa kekerasan

Dari beberapa pola asuh anak yang ada, manakah yang Ibu anggap paling ideal untuk diterapkan? Sebelumnya, kenali dulu yuk jenis-jenis pola asuh anak. Berikut informasinya untuk Ibu ketahui:

  1. Pola Asuh Permisif

    Ciri-ciri pola asuh anak permisif antara lain orang tua agak menuntut, suka memanjakan, dan cenderung menghindari percakapan dengan anaknya. Sebagai dampaknya, anak tidak merasa dekat dengan orang tuanya, kesulitan untuk bersikap mandiri, dan umumnya tidak pandai memimpin.

    Artikel Sejenis

    Menurut Michigan State University, pola asuh anak permisif ini memiliki gaya pengasuhan yang melibatkan:

    • Bersikap hangat, tetapi enggan memaksakan batasan.
    • Menolak gagasan menjaga si Kecil di bawah kendali.
    • Ibu secara emosional mendukung dan responsif terhadap si Kecil.
    • Si Kecil tidak memiliki banyak tanggung jawab.
    • Waktu menonton televisi tidak dipantau dalam pola asuh anak jenis ini.
  2. Pola Asuh Lalai

    Ciri-ciri penerapan pola asuh anak yang satu ini adalah adanya kebebasan lebih dari orang tua terhadap anaknya. Si Kecil bebas untuk melakukan apa saja yang ia mau. Orang tua juga tidak menuntut, tidak responsif, jarang berinteraksi dengan anak, serta tidak melibatkan anak dalam hal apapun.

    Intinya, orang tua hanya berpikir kebutuhan dasar anak tercukupi, sedangkan kebutuhan emosional anak tidak diperhatikan. Jika anak dibesarkan dengan pola asuh lalai, biasanya ia menjadi kurang percaya diri dan tidak mempunyai kontrol diri.

    Pola Asuh Anak - Ibudanbalita
  3. Pola Asuh Keterikatan

    Jenis pola asuh anak yang satu ini cenderung fokus pada anak. Semua kebutuhan dan keamanan anak merupakan prioritas bagi orang tua. Selain itu, orang tua juga kerap menenangkan serta berkomunikasi dengan banyak sentuhan fisik, seperti menyentuh, memeluk, menggendong, hingga tidur bersama anak.

  4. Pola Asuh Demokratis

    Pada pola asuh anak jenis ini, orang tua berperan besar dalam membuat pedoman dan aturan di dalam keluarga. Orang tua selalu bersikap responsif saat anak bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Orang tua tidak otoriter, tapi tetap mengarahkan anak untuk berbuat yang benar, selalu mendukung, mudah memaafkan, tidak terlalu membatasi, dan tidak menyalahkan anak saat melakukan kesalahan.

  5. Pola Asuh Otoriter

    Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter akan mempunyai aturan yang ketat pada anaknya. Jika si anak tidak mematuhinya, maka ia akan diberi hukuman. Orang tua juga menuntut anak terlalu tinggi tapi tidak diimbangi dengan pemberian dukungan yang sepadan. Peran orang tua terhadap kehidupan anak juga sangat mendominasi. Dampak dari penerapan pola asuh ini anak memang lebih penurut dan mudah diatur, tapi ia kurang bahagia, takut mencoba, dan sukar mengambil keputusan sendiri.

  6. Pola Asuh Helikopter

    Layaknya helikopter, orang tua yang mengasuh anaknya dengan pola asuh helikopter suka mengatur pada tiap sisi kehidupan anaknya, mulai dari makanan yang anak konsumsi tiap hari, lingkungan pertemanan, hingga apa yang harus anak lakukan di waktu luangnya. Orang tua juga ingin selalu membantu saat anak mengalami kesulitan. Akibat dari pola asuh anak semacam ini, anak kurang mendapatkan kepercayaan dari orang tuanya.

    Ada beberapa faktor yang memicu orang tua memilih menerapkan pola asuh anak jenis ini. Mulai dari ketidaksiapan untuk menerima konsekuensi atas keputusan yang diambil anak, perasaan khawatir dengan kehidupan anak, pengalaman negatif di masa lalu, dan tekanan dari sesama orang tua.

    Baca juga: Menerapkan Pola Asuh yang Tepat Sesuai Karakter Anak

  7. Pola Asuh Positif

    Pola asuh positif mengacu pada diskusi antara orang tua dan anak untuk mendapatkan solusi yang adil bagi keduanya. Orang tua akan memberikan beberapa pilihan saran positif kemudian anak bisa memilih mana saran yang paling baik untuknya. Dengan begitu, anak akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya. Tidak melulu mutlak keputusan orang tua.

  8. Pola Asuh Narsistik

    Ini adalah tipe pola asuh anak yang diterapkan oleh sebagian besar orang tua. Ada sisi positif dalam pola asuh narsistik, yakni orang tua mendukung penuh minat anak. Sayangnya, dukungan yang diberikan terlalu berlebihan sehingga dapat membentuk karakter sombong pada anak. Pola asuh ini boleh saja diterapkan, tapi harus diseimbangkan dengan nasihat agar anak tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan ramah terhadap orang lain.

    Pola Asuh Anak Pendampingan - Ibudanbalita
  9. Pola Asuh Pendampingan

    Orang tua yang menerapkan pola asuh pendampingan akan membebaskan anaknya untuk bereksplorasi tapi tetap di bawah pengawasannya. Ini adalah jenis pola asuh anak yang baik untuk diterapkan di masa kini, menimbang besarnya rasa ingin tahu anak-anak. Di samping anak bisa bereksplorasi, anak juga akan belajar bertanggung jawab terhadap hal yang dilakukannya.

    Pada pola asuh ini, orang tua cenderung menginginkan sang buah hati untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya dengan tetap berada di bawah pengawasan. Dampak yang diharapkan yaitu anak bisa lebih berempati kepada orang lain, lebih percaya diri, serta dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang di sekitar.

  10. Pola Asuh Hypnosis

    Jenis pola asuh anak hypnosis biasa diterapkan oleh orang tua yang memiliki buah hati susah makan, kecanduan bermain game, membangkang, tidak mau belajar, dan masalah lainnya. 

    Pada dasarnya pola asuh hypnosis bertujuan untuk menyuntikkan sugesti positif pada anak yang diharapkan dapat membimbing anak tanpa merasa dipaksakan. Pola asuh anak ini memiliki dampak positif anak lebih terbuka kepada orang tua terhadap segala hal. Jadi, orang tua tidak perlu lagi berusaha mengorek informasi dari anaknya.

  11. Pola Asuh Lumba-lumba

    Pola asuh lumba-lumba mengedepankan kebebasan yang bertanggung jawab dan dapat menggali potensi kreatif pada diri anak. Selain itu, pola asuh anak ini juga membiarkan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain secara terbuka, sehingga anak menjadi mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

  12. Pola Asuh Meracuni

    Pola asuh ini harus sangat dihindari ya, Bu. Pada pola asuh meracuni, orang tua sering melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun emosional. Kebutuhan anak pun terabaikan. Sebagai dampaknya, anak jadi tidak dapat mengenali dirinya sendiri dan kurang memiliki kepercayaan diri.

  13. Pola Asuh Mercusuar

    Orang tua yang mengasuh anaknya dengan pola asuh mercusuar membiarkan anaknya mengalami dan merasakan kegagalan serta konsekuensi yang menyertainya. Di samping itu, orang tua akan memberikan dukungan, dorongan, dan nasehat agar anak berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan pola pengasuhan ini, anak pun dapat tumbuh menjadi pribadi yang cakap dan tangguh.

  14. Pola Asuh Holistik

    Melalui pola asuh holistik, Ibu bisa memberikan contoh yang baik dari dirinya sendiri. Di samping itu, orang tua juga menghargai adanya perbedaan kepribadian dengan sang anak serta memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan potensi dan keyakinan yang anak miliki. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai lingkungan sekelilingnya dan memiliki kesadaran batin.

Baca juga: Cari Tahu Tipe Pola Asuh Ibu di Sini

Melihat banyaknya jenis-jenis pola asuh anak di atas membuat sebagian orang tua bingung ingin menerapkan yang mana kepada buah hatinya. Kesalahan pola asuh pada anak tentu dapat mengganggu tumbuh kembangnya. 

Pola asuh anak yang tidak mengekang, namun tetap bertanggung jawab adalah jenis yang dianggap paling ideal. Anak tidak akan merasa dibatasi untuk mengembangkan potensinya, tapi masih memiliki rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.

Tahukah Ibu? Menurut pakar, pola asuh dapat menentukan karakter Si Kecil di masa depannya. Ibu dan Ayah bisa cari tahu pola asuh yang sesuai untuknya melalui Parenting Style yang dikembangkan oleh Akademi Keluarga Prima bersama dengan Rumah Dandelion. Yuk, coba sekarang!

Selain melalui pemilihan pola asuh anak yang tepat, Ibu bisa membantu merangsang tumbuh kembang si Kecil dengan memberikannya susu Frisian Flag PRIMAGRO 1+.

Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung Akal Cermat dan Imunitas si Kecil. Selain mengandung DHA tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan bergabung sebagai member Ibu dan Balita, Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Yuk, daftar sekarang!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.