“Wah, anakmu sudah lancar berbicara, kok anakku belum, ya? Padahal, umurnya sama,” ujar seorang teman memuji sambil membandingkan si Kecil dengan putranya.

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Di satu sisi, saya tersanjung ketika ada yang memuji si Kecil. Di sisi lain, saya termenung. Bagaimana jadinya ya, kalau anak saya yang dibanding-bandingkan dengan anak orang lain? Sebagai orang tua, Ibu pasti ingin si Kecil tumbuh menjadi anak yang hebat. Namun, apakah perlu membandingkannya dengan anak lain?

Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca sebuah artikel tentang masalah ini. Ternyata, ada beberapa alasan mengapa Ibu sebaiknya tidak membanding-bandingkan si Kecil dengan anak lain karena hal ini dapat memengaruhi psikologi anak, Bu, di antaranya:

1. Kurang Percaya Diri

Kemampuan menyerap informasi sudah bekerja sejak si Kecil masih berusia di bawah satu tahun, Bu. Maka dari itu, ketika orang tua meragukan kemampuan si Kecil dan mengutarakannya, ia bisa jadi akan berpikiran serupa. Misalnya, jika Ibu menganggap ia belum sepintar anak lain saat mengendarai sepeda, maka ia akan ragu pada dirinya sendiri saat belajar bersepeda. Si Kecil akan merasa takut dan tidak percaya pada kemampuannya. Padahal, tugas orang tua lah yang harus meyakinkan dan menyemangati si Kecil saat ia tidak percaya diri.

Artikel Sejenis

2. Mudah Cemburu

Teman sekelas si Kecil boleh jadi lebih pintar. Sepupunya pun boleh lebih jago bermain musik. Akan tetapi, hindari mengatakan, “Tuh, Dek, si A pintar banget main musiknya. Kamu masa’ begitu saja nggak bisa?” padanya. Sekilas, Ibu mungkin ingin membuat si Kecil termotivasi, ya. Sayangnya, secara psikologis, si Kecil masih belum bisa menerima kritik membangun sebaik orang dewasa, Bu. Secara tidak sadar, ia justru mungkin akan memiliki rasa cemburu berlebihan pada orang lain. Risikonya, ia dapat tumbuh dengan rasa benci dan iri kepada orang yang lebih baik darinya.

3. Menjauhkan si Kecil dengan orang tuanya

Saat dibandingkan, si Kecil akan merasa sedih dan kesepian, Bu, karena merasa kurang dukungan dari orang tuanya. Padahal, pada siapa lagi ia bisa memamerkan momen wow-nya kalau bukan kepada orang tua? Akibatnya, secara emosional, si Kecil akan mulai menjaga jarak dari Ibu dan Ayah. Ia akan enggan menunjukkan kehebatannya karena khawatir dibandingkan dengan anak lain.

4. Si Kecil mulai stres

Bu, tak hanya orang dewasa saja yang bisa merasa stres. Ketika si Kecil merasa tak cukup baik di mata orang tuanya, ia pun akan merasa terbebani dan tertekan. Ia ingin dipuji, seperti Ibu memuji anak lain di depannya. Maka, si Kecil pun akan sering cemas. Apabila ia sudah mulai masuk sekolah, kecemasan ini dapat mengganggu nilai akademik dan pergaulannya dengan anak lain.

Nah, kini Ibu sudah mengetahui akibat dari membandingkan si Kecil dengan anak lain. Oleh sebab itu, mulai sekarang cobalah memberikan motivasi padanya sekaligus merayakan Momen Wow yang baru ia capai. Nah, Ibu bisa mencoba beberapa cara berikut:

1. Berikan pujian ketika si Kecil sudah bisa melakukan hal yang disukainya, misalnya dengan mengucapkan “Wah, hebat sekali anak Ibu sudah bisa berenang? Kamu kalau sudah besar mau jadi perenang, ya?” sambil memberikan pelukan atau ciuman. Ketika ia berhasil melakukan sesuatu dan mendapat pujian dari orang tua, si Kecil akan menjadi lebih percaya diri untuk mencoba lagi dan lagi, Bu.

2. Ceritakan Momen Wow si Kecil kepada Ayah atau anggota keluarga lain ketika ia berhasil mencapai sesuatu. Misalnya, ketika ia membuat hasil karya berupa gambar Ibu, Ayah, dan si Kecil. Melalui cara ini, proses belajar akan terasa lebih menyenangkan, dan si Kecil bisa lebih termotivasi untuk melakukannya lebih sering.

3. Setiap si Kecil mencapai sesuatu, abadikanlah aksi jelajah atau hasil karyanya ini untuk kemudian dibagikan di media sosial Ibu. Hal ini nantinya bisa dijadikan sebagai salah satu kenang-kenangan untuknya ketika ia sudah besar, Bu.

Setiap anak punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mereka juga memiliki Momen Wow-nya sendiri. Biarkan si Kecil menjelajah dan berkarya sesuai kemampuannya dan berikan ia dukungan di masa tumbuh kembangnya ini. Yuk, temukan wow di tiap tumbuh kembang si Kecil dan tunggu Momen Wow 2016 dari Frisian Flag, ya.

Semangat terus merawat si Kecil, Bu!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.