“Ah, cuma flu saja, biasa anak-anak, hari ini sembuh, lusa sudah pilek lagi,’’ ujar Ana (33 tahun), ibu dua anak. Tampaknya dia tak terlalu khawatir dengan demam yang tengah diderita anak sulungnya. Tapi, berbeda dengan Retno (29 tahun) yang langsung buru-buru pulang dari kantor begitu mendapat kabar anaknya, Daffa (4 tahun), tak mau makan dan suhu tubuhnya meninggi. Ya, sebagai orangtua memang sudah sewajarnya khawatir

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Menurut dr Widodo Judarwanto SpA dari Family Children Clinic - Kuningan, Jakarta Selatan, commonchild illness umumnya bukan penyakit yang berat, tapi kadang bisa mengakibatkan komplikasi apabila terus berulang. Penyebab penyakit ini yang paling sering adalah virus. Seringkali, paparnya, beberapa penyakit ringan tersebut dianggap biasa. Widodo mengakui, balita relatif mudah terserang penyakit infeksi. ‘’Umumnya anak mengalami commonchild illness sekitar 4-6 kali setahun,’’ katanya.

Namun, Widodo menekankan, orangtua tetap tak bisa menurunkan kewaspadaan pada penyakit apapun yang diderita anaknya. ‘’Harus cermati bila hampir setiap bulan anak dalam kondisi yang tidak fit atau sakit. Lalu cari tahu sumber penyebabnya, baik kondisi tubuh anak, lingkungan atau perilaku hidup sehatnya,’’ jelasnya. Sebab, sambung Widodo, bisa saja akibat dari alergi, gangguan saluran cerna kronis atau gangguan kekebalan tubuh secara genetik. Seringkali, penyakit yang sering diderita anak akibat kelalaian orangtua sendiri atas kualitas gizi dan kebersihan lingkungan. ‘’Anak bisa tetap sehat jika perilaku hidup sehatnya terjaga,’’ ujarnya. Seperti, mengonsumsi makanan sehat bergizi, menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi, mengikuti jadwal imunisasi, dan menghindari kontak dengan penderita sakit.

Gangguan pencernaan

Salah satu penyakit yang paling sering dialami anak-anak adalah gangguan sistem pencernaan, seperti diare, muntah, sulit buang air besar, nyeri perut, dan mual. Widodo mengatakan, penyebabnya sangat luas dan bervariasi, tapi paling umum ialah infeksi virus, alergi makanan, intoleransi makanan atau reaksi penyimpangan makanan, gastroesofagial refluks atau masuknya kembali isi lambung ke bagian yang lebih atas dari saluran cerna. Gejala yang ditunjukkan adalah sering memuntahkan makanan kembali. “Berbagai
gejala gangguan saluran cerna tersebut bisa berdiri sendiri. Tapi, biasanya anak mengalami dua atau lebih gejala tergantung jenis penyebab penyakitnya,” ujarnya.

Artikel Sejenis

Widodo menjelaskan, gangguan pencernaan terkadang tampak ringan seperti tak ada gangguan, tapi bisa membuat anak sulit makan. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan orangtua adalah mengatasi kekurangan cairan yang sering diakibatkan oleh gangguan pencernaan. Segeralah memberi oralit atau larutan gula garam untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang tersebut. Bila disertai gejala lainnya dapat diberi obat penurun panas atau sejenisnya sebelum menghubungi dokter.

Bila gangguan pencernaan disertai panas tinggi lebih dari 39 C, kejang, kekurangan cairan, anak tampak sakit berat, lemah atau kesadaran menurun segera bawa anak ke dokter. Meskipun gangguan saluran cerna tergolong ringan,apabila terjadi berulang dan dalam waktu yang lama harus pula dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan menghindari kemungkinan terjadi komplikasi yang lebih berbahaya.

Mimisan

Pendarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi merupakan indikasi adanya suatu gangguan. Menurut dr Elvie Zulka Kautzia, SpTHT dari Medicare Clinic, Jakarta, mimisan ringan pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi karena trauma dan alergi. ‘’Perilaku anak yang suka mengorek-orek hidung bisa menyebabkan trauma pada pembuluh darah yang letaknya di bagian depan hidung,’’ jelasnya. Mimisan juga terjadi pada anak yang sering mengalami pilek berat dan berkepanjangan. Selain itu, sambung Elvie, mimisan juga bisa muncul bila anak menghadapi perubahan cuaca atau hidung kemasukan benda asing seperti biji-bijian atau benda kecil lain. Pada kasus ini biasanya ditandai dengan lendir berwarna kuning, kental, hidung tersumbat, dan disertai demam. “Pasalnya di bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu dan lapisannya tergolong tipis,” katanya.

Elvie menyebutkan, mimisan juga bisa jadi indikasi adanya suatu gangguan, yaitu alergi. Pada anak umumnya alergi yang disebabkan oleh kutu debu rumah. ‘’Udara yang melebar membuat pembuluh darah
yang terletak di permukaan mudah pecah. Berbeda dengan infeksi, mimisan yang disebabkan oleh alergi biasanya ditandai bersin-bersin, hidung merasa gatal, dan lendir berwarna bening,’’ terangnya. Mimisan bisa timbul sewaktu-waktu jika adanya faktor pencetus, misalnya perubahan cuaca yang drastis. Misalnya dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau tekanan udara berubah tiba-tiba. Karenanya pada anak SD sering ditemukan kasus mimisan saat upacara. “Pada kasus ini mungkin anak sedang terinfeksi, pilek kronis atau letak pembuluh darah terlalu ke depan sehingga mudah terkena mimisan,” papar dosen FKUI ini.

Infeksi telinga

Gangguan pada bagian telinga, hidung, dan tenggorokan yang sering dialami anak ialah infeksi telinga bagian tengah. ‘’Balita berpotensi mengalami infeksi ini karena pendeknya saluran telinga yang berhubungan dengan bagian tengah, tenggorokan dan hidung, yaitu hanya sekitar setengah inci dan berbentuk horisontal,’’ terangnya Elvie. Sedangkan, pada orang dewasa panjang saluran lebih panjang dan semakin vertikal sehingga cairan dapat mengalir dengan mudah. “Landainya saluran ini pada anak membuat cairan hidung yang mengandung bakteri atau virus mudah masuk dan berkumpul dengan cairan di telinga, yang kemudian terjadi infeksi,” katanya.

Infeksi telinga, sambung Elvie, juga sering diderita anak akibat tersumbatnya saluran THT selama anak sakit flu sehingga infeksi akibat sinus dan saat terserang alergi membuat cairan terperangkap di telinga tengah. Bakteri pun berkembang subur. Saat infeksi semakin berat, bengkak di daerah gendang telinga dan terasa perih. Lama-lama, gendang telinga kian bengkak dan pecah sehingga cairan keluar melalui
gendang yang telah pecah tersebut. “Praktik menyusui yang salah, sistem imunitas anak yang belum sempurna, membuat anak mudah rentan mengalami infeksi pernafasan atas dan infeksi telinga,” paparnya.

Hindari anak dari kegemaran memasukan benda kecil ke dalam telinga. Orangtua perlu waspada bila tiba-tiba anak sering menangis kesakitan, tangan memukul-mukul atau mengorek telinga, demam tinggi, sering bangun malam, dan lubang telinga kemerahan sampai keluar cairan nanah.


Flu burung

Flu burung adalah infeksi yang disebabkan oleh virus H5N1. dr. Lineus mengatakan, virus ini umumnya hanya menginfeksi unggas, namun juga bisa tertular ke manusia melalui kontak dengan unggas yang terinfeksi. Gejalanya seperti flu (demam, batuk, radang tenggorokan, otot nyeri) disertai sesak napas, infeksi mata, dan radang paru, suhu tubuh melebihi 38 derajat Celcius, dan meneliti riwayat kontak penderita dengan unggas.

Dr. Widodo menjelaskan, penyakit yang diakibatkan virus, termasuk virus avian atau flu burung, umumnya lebih mudah terkena pada daya tahan tubuh yang rendah terutama balita. Termasuk juga karena lingkungan tak higienis, perilaku tidak sehat, dan virulensi (keganasan virus). Pencegahan dengan penggunaan obat hanya diberikan kepada penderita yang diduga kontak dengan unggas yang terinfeksi. ”Saat ini FDA merekomendasikan anti virus jenis dan neuraminidase inhibitors (oseltamivir and zanimivir) diberikan 75 mg dosis tunggal,” ujarnya.


Beberapa tanda dan gejala sakit yang sering terjadi pada anak dan bila dicermati merupakan manifestasi adanya gangguan pencernaan :

Perut kembung, sering cegukan, sering buang angin.

Sering muntah atau seperti hendak muntah bila makan. Gampang muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari atau bila marah.

Sering nyeri perut sesaat, bersifat hilang timbul. Sulit buang air besar, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/hari).

Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing) atau cair disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat berak darah.

Gangguan tidur malam, seperti rewel, kolik, mengigau atau menjerit, tidur gelisah.

Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau. Biasanya disertai gangguan kulit: timbul bintik-bintik dikulit, biang keringat, bercak warna putih (seperti panu) dan sebagainya.
 

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.