Angka stunting pada anak adalah salah satu indikator global tentang baik atau tidaknya perkembangan anak di dalam suatu negara. Kasus stunting yang terjadi di suatu negara juga dapat merefleksikan ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakatnya. Namun, apakah Ibu sudah memahami stunting pada anak? Saat sedang dalam masa pertumbuhan, Ibu sebaiknya memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil ya, Bu. Susu ini mengandung DHA tinggi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya, serta 14 vitamin dan 9 mineral untuk bantu menjaga daya tahan tubuhnya. 

Banner Register
Banner AKP
Banner Register

Stunting menjadi salah satu penyakit malnutrisi paling lazim yang terjadi pada anak. Kasus ini semakin sering dan umum terjadi karenanya kurangnya kesadaran akan kebutuhan nutrisi dan kondisi kesehatan anak. 

Belakangan ini, beberapa kasus stunting menjadi perhatian publik cukup ramai. Mungkin sebagian dari Ibu yang belum memiliki informasi pasti mengenai stunting pada anak? Guna memahami stunting pada anak, Ibu dapat membaca artikel berikut yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber untuk memberikan pengetahuan yang baik dan mendalam. Yuk, dibaca dengan teliti agar Ibu dapat menghindarkan anak dari bahaya stunting.

Mengenal Stunting pada Anak

Mengenal Stunting pada Anak - ibudanbalita

Apa itu stunting pada anak? Menurut IDAI, stunting pada anak adalah perawakan pendek yang merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan karena masalah nutrisi. Secara sederhana stunting dapat dikatakan sebagai pengerdilan. Hal ini merujuk pada kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang menyebabkan mereka tidak memiliki tubuh proporsional sebagaimana mestinya. 

Stunted children atau anak yang terkena stunting biasanya memiliki tubuh badan yang pendek dan kemampuan otak yang sedikit terbelakang. Penyebab utama dari penyakit ini adalah kurangnya asupan gizi penting dalam waktu yang cukup lama. 

Artikel Sejenis

Menurut beberapa penelitian, kasus stunting seringkali terjadi di masyarakat tanpa disadari. Hal ini utamanya terjadi pada komunitas yang orang tuanya kurang menyadari stunting pada anak dan pentingnya melakukan kontrol rutin terhadap perkembangan anak. 

Secara kasat mata, seringkali anak yang terkena kondisi stunting tidak terlalu dapat dibedakan dengan kebanyakan anak-anak lainnya. Orang tua yang tidak memahami ciri-ciri stunting pada anak seringnya tidak bisa membedakan pertumbuhan anak yang terlambat dengan anak yang terkena stunting.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan penyakit dari hasil interaksi kompleks yang ada dalam rumah tangga, lingkungan, aspek sosio ekonomi, hingga pengaruh budaya. 

Ciri-ciri stunting pada anak biasanya diidentifikasi dengan menilai panjang atau tinggi anak (panjang anak saat telentang untuk anak usia di bawah dua tahun atau tinggi saat berdiri untuk anak usia di atas dua tahun), dan membandingkannya dengan pengukuran atas standar-standar tertentu yang dapat diterima. 

Berdasar kesepakatan internasional, anak dinilai terhambat pertumbuhannya apabila tinggi badan mereka di bawah 2 standar deviasi dari standar median pertumbuhan anak dibanding dengan rata-rata anak seumuran dan sejenis kelamin. Lebih lanjut, anak dikatakan mengidap stunting akut apabila mereka berada di bawah 3 standar deviasi dari tolak ukur di atas.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementerian Kesehatan RI, ada sekitar 8,9 juta anak di Indonesia yang menderita kondisi stunting. Artinya, 1 dari 3 balita mengalami gangguan pertumbuhan dan butuh perhatian lebih. 

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat tertinggi penderita kondisi stunting di Asia Tenggara dan kelima di dunia. Cukup memprihatinkan ya, Bu.

Lebih rincinya; menurut data SEANUTS, secara keseluruhan Indonesia, sekitar 18% anak-anak di daerah pedesaan dan perkotaan menderita anemia. Prevalensi tertinggi ditemukan pada anak-anak berusia 0,5 hingga 1,9 tahun di daerah perkotaan (54%) dan pedesaan (57%), yang berkontribusi pada masalah kesehatan masyarakat yang besar. Prevalensi kekurangan vitamin D juga tinggi; ini ditemukan pada 43% anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan dan 44% anak-anak di daerah pedesaan. Prevalensi kekurangan vitamin A dan zat besi tergolong rendah, hal ini ditemukan pada kurang dari 10% anak-anak.

Nah, untuk menghindari kondisi ini, Ibu disarankan untuk memberikan si Kecil susu pertumbuhan secara teratur. Berikan ia susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ karena selain mengandung DHA tinggi, susu ini juga mengandung 9AAE (9 asam amino esensial) yang penting untuk tumbuh kembang anak. 

Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 

Baca juga: Ibu Wajib Tahu Dampak Stunting pada Si Kecil

Dampak Stunting pada Anak

Dampak Stunting pada anak - ibudanbalita

Setelah memahami apa itu stunting pada anak, mari cari tahu apa dampaknya. Salah satu dampak stunting yang paling mudah dilihat adalah tinggi dan berat badan si Kecil yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, stunting juga bisa berdampak sebagai berikut:

  1. Si Kecil yang mengalami stunting mengalami kekurangan gizi yang berdampak pada kurangnya asupan energi sehingga menghambat perkembangan otak mereka. Hal ini tentu akan memengaruhi kecerdasan otak mereka yang ditunjukkan dengan kesulitan belajar dan menyerap informasi. Beberapa kasus menunjukkan keterlambatan perkembangan sejak kecil; misalnya belajar merangkak di waktu yang lebih lambat dibandingkan bayi lain pada umumnya.
  2. Membuat si Kecil mudah terserang penyakit. Anak yang mengidap stunting pada umumnya memiliki sistem imun yang lebih jelek sehingga mereka gampang terserang penyakit mulai dari pneumonia, diare, meningitis, tuberkulosis hingga hepatitis.
  3. Mempunyai postur tubuh kecil ketika dewasa.
  4. Risiko terserang penyakit kronis lebih tinggi pada usia dewasa. Studi menunjukkan penderita stunting memiliki relasi dengan tekanan darah tinggi, disfungsi ginjal, dan metabolisme glukosa yang buruk.
  5. Menyebabkan kematian pada usia dini. Hal ini tentunya berkaitan dengan bagaimana stunting berdampak pada imunitas dan risiko terserang penyakit kronis. Anak yang yang terkena stunting identik dengan malnutrisi yang jika berlangsung secara terus-menerus dalam waktu yang lama tidak menghindari risiko kemungkinan berujung pada kematian pada usia dini.
  6. Ukuran lingkar kepala anak lebih kecil dibanding ukuran normal anak seusianya yang menandakan bahwa otaknya tidak berkembang dengan baik.
  7. Jika otak tidak berkembang dengan baik, maka dapat mempengaruhi kecerdasan.
  8. Badan anak terlalu kurus atau bisa jadi malah kegemukan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula.

Penyebab Stunting pada Anak

Penyebab Stunting pada anak - ibudanbalita

Setelah mengetahui stunting pada anak, inilah beberapa faktor utama yang menjadi penyebab stunting pada anak yang wajib Ibu ketahui:

  1. Ibu kurang mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi selama hamil dan menyusui. Misalnya, kekurangan nutrisi yang mengandung Protein, Asam Folat, Kalsium, Zat Besi, Omega 3, dan Serat.
  2. Si Kecil tidak mendapat ASI eksklusif dan jumlah serta kualitas MPASI-nya tidak mencukupi kebutuhan si Kecil ketika berusia 6 bulan ke atas.
  3. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Misalnya, kekurangan air bersih dan tidak mempunyai saluran pembuangan limbah mandi, mencuci, atau membuang kotoran yang baik. Akibatnya, si Kecil, terutama saat berusia kurang dari 2 tahun, lebih rawan terkena infeksi maupun bermacam penyakit.
  4. Kurangnya fasilitas kesehatan untuk ibu dan anak dari masa kehamilan hingga kelahiran dan pertumbuhan.
  5. Kurangnya stimulasi psikososial melalui hubungan orang tua-anak semasa perkembangan anak.
  6. Faktor keturunan. Penderita stunting kemungkinan besar juga akan melahirkan anak yang menderita stunting.

Cara Mencegah Stunting pada Anak

Cara Mencegah Stunting pada Anak - ibudanbalita

Pada umumnya, stunting terjadi pada balita berusia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, Ibu sudah bisa melihat apakah si Kecil terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si Kecil masih berada dalam kandungan.

Setelah mengetahui stunting pada anak, penting bagi ibu untuk melakukan cara mencegah stunting pada anak. 1000 hari pertama kehidupan sang anak memegang peranan penting dalam menentukan perkembangan anak selanjutnya. 1000 hari pertama ini dihitung semenjak janin hingga anak berusia kurang lebih dua tahun. 

Dikarenakan stunting bisa dimulai sejak masih berada dalam kandungan, langkah pencegahan stunting bisa dilakukan selama kehamilan dan di 2 tahun pertama kehidupan si Kecil. Inilah beberapa langkah pencegahan stunting yang bisa Ibu coba lakukan:

  1. Selama hamil, Ibu memang harus makan lebih banyak sekaligus lebih bergizi supaya janin dalam kandungan turut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Penting bagi kedua orang tua untuk menyadari bahwa selama masa kehamilan, konsumsi ibu selama masa kehamilan juga menjadi sumber nutrisi utama bagi janin tidak hanya bagi ibu sendiri. Jika diperlukan ibu dapat mengkonsultasikan asupan nutrisi kepada ahli untuk memastikan konsumsi nutrisi janin terpenuhi dengan baik.
  2. Rutin melakukan kontrol kandungan ke bidan atau dokter kandungan untuk mengetahui tumbuh kembang janin. Di masa sekarang ini dokter dan rumah sakit telah dilengkapi dengan berbagai macam perangkat medis yang didukung oleh teknologi yang canggih untuk membantu para ibu hamil memantau kondisi janin mereka. Tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi ini dengan baik untuk memastikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik sebagaimana mestinya.
  3. Mengonsumsi suplemen penambah darah dan asam folat.
  4. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi. ASI eksklusif merupakan sumber nutrisi yang sangat penting bagi masa-masa awal perkembangan bayi oleh karenanya penting bagi ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Selain itu, ibu juga perlu memastikan kualitas ASI dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi dan membantu menopang kebutuhan produksi ASI bagi sang anak.
  5. Memberikan susu pertumbuhan untuk si Kecil. Penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi susu pertumbuhan dapat menekan jumlah angka anak stunting di Indonesia. Konsumsi susu pertumbuhan lebih dari 300 ml per hari atau 2-3 gelas sehari bisa melindungi si Kecil dari stunting lho, Bu
  6. Memberikan MPASI setelah bayi berusia 6 bulan dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usia bayi. Meskipun 6 bulan, ibu diharapkan masih tetap diharapkan memberikan ASI sebagai sumber utama nutrisi anak. Namun disamping itu ibu juga sudah mulai dapat memberikan asupan tambahan seperti susu formula atau bubur bayi yang dapat membantu memenuhi asupan anak.
  7. Rajin mencari informasi tentang makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada si Kecil sesuai usianya.
  8. Memberi si Kecil asupan gizi yang cukup, terutama protein dan kalsium. Hapus kebiasaan mengkonsumsi nasi dengan porsi banyak, tapi protein sedikit. Asupan yang terpenting justru adalah protein yang dapat menunjang tumbuh kembang si Kecil.

Melihat pembahasan stunting pada anak di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa stunting merupakan indikator terbaik bagi baik buruknya keseluruhan perkembangan anak sekaligus menjadi cermin kehidupan sosialnya. Disadari atau tidak, sampai sekarang ini stunting masih menjadi salah satu bentuk penyakit akibat malnutrisi yang paling umum yang terjadi. 

Stunting masih menjadi masalah besar di Indonesia dan masih diderita banyak anak kecil secara global. Pemahaman orang tua mengenai stunting pada anak menjadi bekal penting untuk mencegah rantai malnutrisi yang telah menyebabkan begitu banyak anak tumbuh dibawah garis kelayakan.

Sudah paham stunting pada anak kan, Bu? Semoga informasi seputar stunting pada anak bisa membantu Ibu lebih mengenal serta memahami soal kondisi gangguan pertumbuhan tersebut. Kesadaran mengenai stunting pada anak menjadi pijakan utama untuk mencegah stunting pada anak. 

Pastikan Ibu rutin memberikannya susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ ya, Bu. Karena susu ini tidak hanya dapat membantu hormon pertumbuhan tapi juga mendukung perkembangan otak si Kecil. Tahukah Ibu? Sekitar 90% perkembangan otak si Kecil di 5 tahun pertamanya sangat membutuhkan asupan DHA. Itulah sebabnya, si Kecil perlu mengonsumsi DHA yang cukup untuk mengoptimalkan fungsi otak. Nah, Ibu bisa mendapatkan DHA tinggi dalam susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+.

Selain itu, selama masa tumbuh kembangnya, hormon pertumbuhan sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan otot anak. Peran 9AAE sangat berpengaruh pada hormon pertumbuhan. Bahkan kekurangan 1 dari 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan sebanyak 34%, dan kekurangan semua jenis 9AAE dapat menurunkan potensi tinggi badan hingga 50%. 9AAE dan DHA harus terpenuhi bersamaan. Karena keduanya harus bekerja bersamaan dan harus dipenuhi dari makanan karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. 

Semua nutrisi penting ini bisa Ibu dapatkan dengan memberikan si Kecil susu pertumbuhan Frisian Flag PRIMAGRO 1+ untuk dukung akal cermat dan imunitas si Kecil. Selain mengandung DHA tinggi serta 9AAE, susu ini juga dilengkapi dengan Minyak Ikan, Omega 3&6, Asam Sialat, dan Sphingomyelin tertinggi di kelasnya. Susu ini juga mengandung serat pangan inulin yang dapat menjaga kesehatan pencernaan.

Untuk mencukupi kebutuhan gizi harian si Kecil secara tepat, ada baiknya Ibu menggunakan fitur Kalkulator Gizi dari Akademi Keluarga Prima. Pemberian gizi yang tepat dan adekuat sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang si Kecil. Jadi, langsung cobain fiturnya sekarang juga ya, Bu.

Jangan lupa registrasikan data Ibu untuk informasi dan fitur lengkap seputar kehamilan dan tumbuh kembang si Kecil dari Ibu dan Balita. Selain itu, dengan registrasi Ibu juga dapat memperoleh poin yang akan bisa ditukarkan dengan hadiah dan promo yang menarik. Daftar sekarang di sini ya!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.