Penggunaan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui sangatlah penting. Terutama bagi mereka yang merencakan fokus untuk merawat si kecil. Selain itu, alasan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan adalah untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti sediakala. Maka dari itu, penggunaan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan menjadi langkah praktis dan efektif.

Menyusui merupakan salah satu contoh metode kontrasepsi alami yang dapat dilakukan untuk menunda kehamilan dalam jangka waktu dekat. Namun, meskipun menyusui merupakan salah satu cara untuk mencegah kehamilan, masih ada peluang untuk hamil.

Oleh sebab itu, penggunaan alat kontrasepsi perlu digunakan jika memang benar-benar ingin menunda terjadinya kehamilan dalam periode tertentu.

Jenis Alat Kontrasepsi untuk Ibu Menyusui
Kapan Mama Dapat Menggunakan KB ? Bagi mama yang masih memberikan ASI Eksklusif, alat kontrasepsi dapat digunakan sejak Si Kecil berusia 6 minggu. Sementara apabila mama tidak bisa memberikan ASI eksklusif bagi Si Kecil, maka penggunaan alat kontrasepsi dapat lebih awal digunakan yaitu sejak Si Kecil berusia 3 minggu.1,2

Menyusui dapat menjadi cara pencegahan kehamilan secara alami. Metode ini disebut LAM (Lactational Amenorrhea Method). Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar tidak terjadi kehamilan, yaitu :

Mama belum mendapatkan menstruasi kembali setelah melahirkan
Si Kecil 100% meminum ASI tanpa campuran susu formula
Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan
Mama menyusui Si Kecil setiap 4 jam dalam 24 jam.
Supaya metode menyusui sebagai alat kontrasepsi berlangsung efektif, maka mama perlu memperhatikan syarat diatas. Apabila salah satu syarat diatas tidak terpenuhi, maka dapat dilakukan opsi penggunaan alat kontrasepsi.

Adapun pilihan alat kontrasepsi untuk ibu menyusui antara lain:

Spermisida
Spermisida dapat berupa busa, gel, atau spons yang dioleskan pada vagina sebelum melakukan hubungan intim dengan tujuan membunuh sperma. Ada juga jenis lain spermisida yang berbentuk tablet yang dimasukkan ke dalam vagina. Biasanya spermisida digunakan bersamaan dengan diafragma (kap bulat) dengan spermisida.

Diafragma yaitu selubung karet yang dimasukkan kedalam vagina sehingga menutupi mulut rahim agar sperma tidak dapat masuk kedalam rahim. Diafragma ini dapat dicuci berkali-kali.

IUD atau KB Spiral
IUD atau yang dikenal dengan sebutan spiral, terbuat dari tembaga (Copper) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh Dokter dengan tujuan untuk mencegah sperma mencapai sel telur. IUD sudah sering dipakai oleh sebagian besar wanita selama 5-10 tahun.

Saat ini, IUD sudah ada yang dilengkapi dengna hormon progesterone dosis kecil. Tujuan pemberian hormon progesterone yaitu dengan cara mempertebal lendir pada serviks sehingga sperma sulit mencapai sel telur. Selain itu, progesterone juga dapat mencegah pelepasan sel telur. Penggunaan IUD cukup terbilang mudah, ketika mama memutuskan untuk mempunyai anak kembali, maka mama tinggal melepas IUD ke Dokter.

Pil KB Progestin atau Pil Mini
Pil KB biasanya terbuat dari kombinasi estrogen dan progestin. Bagi ibu yang sedang menyusui, pil KB mini dapat menurunkan produksi ASI. Oleh karena itu, untuk ibu yang sedang menyusui dapat menggunakan pil KB mini karena hanya mengandung hormon progestin saja.

Pil KB mini bekerja dengan cara menebalkan lendir serviks sehingga mencegah sperma untuk menembus sel telur, selain itu pil ini mampu menekan ovulasi pada siklus menstruasi selama menyusui. Jika mama melewatkan satu jadwal mengkonsumsi pil KB mini, maka peluang terjadinya kehamilan akan meningkat dalam waktu 24 jam.

Kontrasepsi Luar (Kondom)
Alat kontrasepsi untuk ibu menyusui yang aman selanjutnya adalah kondom. Kontrasepsi kondom cenderung mudah, murah, dan aman. Hal ini karena kondom tidak mengandung hormon tertentu yang dapat mempengaruhi jumlah ASI. Penggunaan kondom dapat mencegah kehamilan sebesar 60-98%.

Bicarakan pada suami penggunaan kondom karena seringkali terjadi suami yang merasa tidak nyaman ketika menggunakannya.

KB Implan
Jenis KB ini berupa tabung kecil plastic yang berisi hormon progestin yang dimasukkan kedalam lengan atas dan dapat bertahan selama 3-4 tahun. KB jenis ini dapat mencegah kehamilan sebanyak 99%.

Namun ada beberapa kerugian penggunaan KB implat. Selain biaya KB implan yang lebih mahal, KB implan juga harus dikeluarkan setelah tiga tahun. Selain itu, KB implan mudah berpindah dari posisi semula.

Suntik KB
Suntik KB khusus ibu menyusui adalah suntik KB yang mengandung hormon progestin. Suntikan KB jenis ini bertahan selama 3 bulan dan perlu diulang kembali. Tingkat efektivitasnya mencapai 97% dalam mencegah kehamilan.

Penggunaan suntik KB dapat menimbulkan beberapa efek samping. Beberapa diantaranya adalah sakit kepala, kenaikan berat badan, nyeri pada payudara, serta menstruasi yang menjadi tidak teratur. Efek samping ini akan ada selama masih suntik KB.

Oleh sebab itu, pastikan melakukan suntik KB hanya di klinik yang memiliki tenaga kesehatan profesional sehingga dapat mengkonsultasikan kemungkinan efek samping yang terjadi.

Dapatkan: Layanan Suntik KB dengan Dokter dan Tenaga Kesehatan Profesional

KB Kalender
KB kalender merupakan kontrasepsi alami yang mengandalkan perhitungan siklus menstruasi ibu menyusui. Namun, KB kalender tidak dapat dilakukan bila ibu menyusui belum kunjung menstruasi setelah melahirkan atau ibu menyusui dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.

KB kalender cukup efektif. Namun risiko kehamilan tetap ada. Terutama jika terjadi kesalahan hitung ataupun terjadinya perubahan hormon tubuh sehingga terjadi kesalahan hitung.

Sterilisasi
Sterilisasi merupakan metode KB secara permanen dalam mencegah kehamilan, dalam metode ini, ibu menyusui harus menjalani operasi pengangkatan tuba falopi atau saluran telur (operasi tubektomi). Pilihan KB ini disarankan bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi.

Butuh Layanan Dokter Anak? Panggil Dokter anak ke Rumah hub WA 0811-1816-800

sumber
https://www.prosehat.com/artikel/wanitasehat/alat-kontrasepsi-untuk-ibu-menyusui