Bu, pernah tidak Ibu mengalami keadaan di mana si Kecil berteriak ketika berada di tempat umum? Jika iya, bisa jadi kondisinya hampir mirip dengan saya beberapa waktu lalu, nih. Bedanya, saya mengalami keadaan tersebut saat sedang berjalan-jalan dengan adik saya dan anak pertamanya yang baru berusia 2 tahun.
Saat itu, kami sedang mengunjungi sebuah mal yang kebetulan sepi pengunjung. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja keponakan saya itu berteriak dan berlari ke arah tempat bermain yang memang disediakan oleh pihak terkait. Kaget? Tentu saja. Namun, saya mencoba memakluminya mengingat ia hanya seorang anak-anak.
Nah, saat itulah adik saya mulai bercerita bahwa ia cukup khawatir dengan kebiasaan si Kecil tersebut. Saat mengobrol, saya memberikan sedikit informasi kepadanya mengapa di usia 1-3 tahun anak cenderung senang berteriak. Di antaranya adalah:
- Baru mengetahui seperti apa suaranya
Ya, hal ini termasuk wajar karena saat ini ia mulai menyadari betapa kerasnya suara yang bisa dihasilkan saat berteriak. Baiknya lagi, kebiasaan barunya ini termasuk salah satu bentuk eksplorasi si Kecil terhadap suaranya, Bu.
- Cara unik untuk berkomunikasi
Saat masih usia 10 bulan, kebanyakan anak masih dalam tahap mengoceh dan belum sepenuhnya tahu bagaimana menyampaikan keinginannya kepada orang lain. Nah, kebiasaan berteriak ini seringkali menjadi sebuah tanda bahwa ia memiliki sesuatu yang ingin disampaikan kepada Ibu, baik keinginan maupun rasa ketidaknyamanan si Kecil terhadap lingkungan sekitarnya.
- Trik untuk menarik perhatian
Saat ini, lingkungan sosial si Kecil sudah semakin membesar. Tidak jarang pula ia merasa tersaingi oleh anak-anak lain karena lebih diperhatikan oleh orang dewasa. Sehingga, si Kecil cenderung suka berteriak agar ia mendapatkan perhatian dari orang lain, Bu.
Nah, supaya teriakannya ini tidak terlalu mengganggu dan ia belajar untuk mengurangi kebiasaan tersebut, ada beberapa tips yang pernah saya terapkan kepada si Kecil dulu. Yuk, simak lebih lanjut!
- Ciptakan suasana tenang
Hobi berteriak si Kecil bisa juga dipicu oleh suara-suara bising di sekitar. Misalnya, volume TV yang terlalu besar atau bahkan suara Ibu dan Ayah yang memiliki intonasi tinggi. Cobalah untuk membiasakan berbicara dengan nada yang lembut supaya si Kecil terbiasa dan mengurangi kebiasaan berteriak ini.
- Trik alihkan perhatian
Dulu, saat si Kecil sedang senang-senangnya berteriak, saya sering mengajaknya bermain, Bu. Nama permainannya adalah lomba berbisik. Caranya, tantang si Kecil untuk berbisik dengan jangka waktu yang bisa Ibu tentukan sendiri. Apabila ia berhasil menyelesaikan permainan ini, Ibu bisa memberinya pujian seperti “Wah, hebatnya anak Ibu bisa berbicara dengan suara pelan!”
- Jelaskan mengenai tempat di mana ia berada
Si Kecil mendadak berteriak ketika tiba di tempat umum seolah kegirangan? Saya juga pernah mengalami hal yang sama, Bu. Perasaan was-was dan malu seolah-olah bercampur aduk saat itu., Cobalah untuk memberikan penjelasan kepadanya. Misalnya, “Sayang, kita kan sedang di rumah sakit, coba lihat di sini tidak ada yang berteriak supaya pasiennya bisa tidur.”
Kira-kira itulah beberapa tips dari saya. Memang, secara praktik Ibu akan membutuhkan waktu agar si Kecil bisa menyesuaikan keadaan. Akan tetapi, tetaplah yakin dan terus berikan ia semangat untuk terus belajar. Selamat mencoba!
Terimakasih informasinya,anak saya berusia 16 bulan sekarang udah mulai teriak teriak panggil mamah dengan jelas,tips permainan berbisik boleh juga tuch,saya akan coba....
Terimakasih informasinya,anak saya berusia 16 bulan sekarang udah mulai teriak teriak panggil mamah dengan jelas,tips permainan berbisik boleh juga tuch,saya akan coba....
Makasi. Sekarang baru tahu kenapa anak saya biasa tiba2 berteriak.
makasih infonya sangat membantu,,,ketauan kenapa anak bisa teriak tiba2...
baru tahu....
terima kasih atas inspirasinya<br />