Untuk membantu mengoptimalkan daya tahan tubuh si Kecil sejak dini, tentunya Ibu perlu memerhatikan pemberian imunisasi pada anak serta memerhatikan jadwal imunisasi sesuai anjuran dokter. Umumnya dokter menganjurkan beberapa jenis imunisasi, seperti imunisasi BCG, Hepatitis B, polio, hingga DPT.
Namun, tahukah, Bu? Selain jenis-jenis imunisasi bayi tadi, ternyata masih ada imunisasi tambahan yang tak kalah penting untuk membantu mengoptimalkan kekebalan tubuh si Kecil.Sebelum memberikan imunisasi tambahan ini, Ibu harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya. Simak informasi yang saya baca di forum Ibu dan Balita berikut yuk, Bu!
1. Imunisasi Hib
Pemberian imunisasi Hib (Haemophilus influenza tipe B) bertujuan untuk membantu mencegah penyakit meningitis atau radang selaput otak, Bu. Imunisasi ini bisa diberikan sejak si Kecil berusia 2 bulan, dengan jarak antar pemberian vaksin pertama dan vaksin berikutnya selama 2 bulan. Selain itu, pemberian vaksin Hib umumnya dapat dilakukan secara terpisah maupun bersamaan dengan vaksin lainnya.
2. Imunisasi Pneumokokus (PCV)
Imunisasi tambahan berikutnya yaitu imunisasi Pneumokokus (PCV). Imunisasi ini bermanfaat untuk membantu melindungi tubuh si Kecil dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru-paru), serta infeksi telinga, Bu. Seperti halnya imunisasi Hib, pemberian imunisasi PCV biasanya bisa diberikan sebanyak 4 kali sejak bayi berusia 2 bulan, dengan jarak pemberian antar vaksin selama 2 bulan.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu, bila si Kecil belum pernah mendapatkan vaksin PCV ini hingga usianya 1 tahun, Ibu hanya perlu memberikan vaksin ini sebanyak 2 kali, dengan jarak pemberian antar vaksin selama 2 bulan. Namun, bila si Kecil sudah berusia 2 - 5 tahun, vaksin PCV hanya perlu diberikan 1 kali. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak ya, Bu.
3. Imunisasi Influenza
Tidak bisa dipungkiri, Ibu pastinya kerap khawatir apabila si kecil tertular flu atau influenza. Sesuai namanya, imunisasi ini diberikan untuk melindungi si Kecil dari virus influenza penyebab flu dan gangguan di saluran pernapasan. Imunisasi ini bisa diberikan setahun sekali sejak si Kecil berusia 6 bulan hingga ia dewasa, Bu. Vaksin ini pun sebaiknya segera diberikan jika si Kecil memiliki imunitas yang rendah.
4. Imunisasi Tifoid
Supaya daya tahan tubuh si Kecil lebih baik dalam melawan serangan bakteri Salmonella typhi penyebab tifus, Ibu bisa memberikan ia vaksin tifoid sejak usianya genap 2 tahun sesuai anjuran dokter. Umumnya, dokter menganjurkan pemberian vaksin ini diulang setiap 3 tahun sekali hingga si Kecil tumbuh dewasa, Bu.
Nah, itulah beberapa tambahan imunisasi untuk anak yang umunya disarankan oleh dokter. Imunisasi merupakan investasi kesehatan bagi si Kecil di masa depan untuk membantu melindunginya dari berbagai penyakit. Untuk informasi lebih jelas terkait pemberian imunisasi tambahan bagi anak, Ibu bisa berdiskusi dengan dokter anak, ya. Semoga artikel ini bermanfaat, Bu!
Hi Ibu Yuni, terima kasih atas waktunya membaca artikel Ibu & Balita. Ibu dapat berkonsultasi dengan pakar kami di https://www.ibudanbalita.com/tanyapakar mengenai permasalahan Ibu dengan si Kecil. Selain itu, Ibu juga dapat bercerita dan meminta pendapat Ibu lainnya melalui forum kami di https://www.ibudanbalita.com/forum. Terima kasih
maaf mau tanya donk anak saya saat ini berusia genap 2thn, tp belum imun yg seharusnya usia 18bln dan usia 24 bln? apakah bahaya kalau kedua imun tsb tdk didapat. bolehkah kedua imun tsbt dilakukan saat ini? terimakasih