“Kalau kursi itu warnanya apa, Sayang?”, kalimat tersebut mungkin sering Ibu gunakan saat berkomunikasi dengan si Kecil di usia 2-3 tahun ini. Tahukah Ibu bahwa itu merupakan salah satu proses belajar di tahap tumbuh kembang balita?
Bertanya tentang warna yang dimiliki berbagai benda, dapat membuat otak si Kecil berlatih untuk mengingat berbagai warna yang ada di sekitarnya. Inilah mengapa Ibu sebaiknya rajin mengulanginya secara rutin untuk melatih otaknya agar dapat mengingat hal tersebut. Jika ia sudah semakin mengenal warna-warnanya, Ibu bisa memperdalam pengetahuannya dengan mengenalkan warna sekunder seperti ungu, jingga, coklat, atau abu-abu. Perkenalannya dengan warna-warna baru ini pun dapat ikut memperbanyak perbendaharaan katanya, Bu. Agar proses belajar menjadi semakin menarik, Ibu bisa mencoba beberapa permainan seperti berikut:
Permainan Tunjuk Objek
Ibu bisa menggunakan permainan tunjuk objek sebagai ajang bermain dan belajar yang menarik. Caranya mudah, minta si Kecil menunjuk 2 atau 3 objek berwarna sama. Mengingat rasa ingin tahunya yang cukup tinggi, permainan ini juga dapat membuat semakin bersemangat untuk mencari menemukan hal-hal yang baru lainnya.
Bermain Plastisin (Lilin Mainan)
Lilin dengan warna beraneka ragam dapat menjadi kesempatan baginya untuk belajar mencampurkan dan mengenalkan warna baru. Mainan ini juga cocok untuk dijadikan metode pembelajaran untuk mengenalkan warna-warna sekunder. Satu hal yang bisa diperhatikan, pastikan mainannya itu aman bagi si Kecil ya, Bu.
Bermain Kertas Lipat
Agar ingatannya terhadap warna terus terlatih, kegiatan bermain dengan kertas lipat atau kertas warna juga dapat mendukung proses belajarnya ini. Mintalah ia untuk memilih kertas dengan warna yang ia suka dan biarkan ia berkreasi dengan kertas tersebut. Jelaskan juga kepadanya apa nama warna yang ia pilih untuk melatihnya mengingat nama-nama warna.
Bermain Bola Warna
Bila Ibu memiliki kolam karet, taruhlah bola berwarna warni di dalamnya dan ajak ia bermain di situ. Seperti halnya bermain tunjuk objek, Ibu juga bisa memintanya untuk mengumpulkan 2 atau 3 bola dengan warna tertentu.
Selain dapat melatih kemampuan memorinya, aktivitas perkenalan warna ini juga ikut memperlancar kemampuan berbicaranya, Bu. Dengan semakin banyaknya komunikasi si Kecil dengan Ibu, ia pun dapat mencerna kata-kata baru serta melatih cara pengucapannya. Hal ini penting pada tumbuh kembang balita karena dengan begitu, kemampuan berbicaranya akan semakin berkembang.
Kegiatan belajar sambil bermain di masa tumbuh kembang balita ini juga merupakan sarana baginya untuk mengembangkan daya imajinasinya serta mengembangkan kemampuan bersosialisasinya. Dengan bermain, ia dapat merasakan proses belajar dengan cara yang menyenangkan dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Pada masa ini, perkembangan kemampuan memori si Kecil juga membutuhkan dukungan dari asupan gizi yang diterimanya setiap hari. Oleh karena itu, pastikan ia mendapatkan menu makan dengan nutrisi yang seimbang. Idealnya, anak usia 2-3 tahun membutuhkan 3 menu utama dan 2 menu selingan setiap hari. Ia juga sebaiknya mendapatkan nutrisi dari 4 kelompok makanan dan minuman berikut ini:
- daging
- makanan/minuman berbahan susu
- buah dan sayuran
- karbohidrat (seperti nasi, pasta, dan kentang)
Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi setiap harinya, proses tumbuh kembang si Kecil pun akan berlangsung dengan baik hingga besar nanti.
Selamat bermain dengan si Kecil, Bu!
bun, mulai usia berapa tahun sebaiknya anak dikenalkan warna?
kalau anak saya dulu umur kurang lebih 1 tahun
sambil bermain juga dapat belajar mengenalkan warna
bun, mulai usia berapa tahun sebaiknya anak dikenalkan warna?
anak saya usia 2 tahun belajar warna lebih mudah dengan menggunakan crayon/ pensil warna sambil coret-coret di buku gambar.
anak saya usia 2 tahun belajar warna lebih mudah dengan menggunakan crayon/ pensil warna sambil coret-coret di buku gambar.
wahhhh,sangat berharga.
anak saya baru mengenal beberapa warna ,
si kecil sudah bisa membedakan warna dengan menyebutkan nama benda dan warna apabila minta sesuatu.. contoh dia minta piring atau sendok dengan warna tertentu, dia sudah bisa menyebutkan warna putih, hitam, merah, biru, kuning, hijau, ungu, pink, orange. dan kalau salah menyebutkan warna dia mau diralat.
anak saya baru saya ajarkan warna yang di rambu rambu lalu lintas, merah kuning dan hijau, warna yang sering kita jumpai.
anak saya sudah bisa mengucapkan berbagai jenis warna,walaupun belum semua warna diucapkan secara jelas. tapi apabila saya bertanya kepada anak saya tentang warna suatu benda ada kalanya dia menjawab dengan benar dan adakalanya dia menjawab dengan salah.jika saya bilang warna yg dia ucapkan salah dia pasti mencoba terus dan pada akhir'a dia menirukan gaya seperti orng berpikir sambil bilang "HMMM.... WANA APA TU YA MA...." ketika saya jawab "ITU WARNA MERAH" di ikuti oleh anak saya "OOOOOO..... WANA MEAH"
anak saya sudah bisa mengucapkan berbagai jenis warna,walaupun belum semua warna diucapkan secara jelas. tapi apabila saya bertanya kepada anak saya tentang warna suatu benda ada kalanya dia menjawab dengan benar dan adakalanya dia menjawab dengan salah.jika saya bilang warna yg dia ucapkan salah dia pasti mencoba terus dan pada akhir'a dia menirukan gaya seperti orng berpikir sambil bilang "HMMM.... WANA APA TU YA MA...." ketika saya jawab "ITU WARNA MERAH" di ikuti oleh anak saya "OOOOOO..... WANA MEAH"