Oleh Psikolog Kognitif: Dr Goh.
Psikologi pembangunan mengajarkan kita bahwa 6 tahun pertama dalam hidup adalah saat dimana otak si kecil mulai menyerap dan memproses informasi.
Sebagai orang tua kita harus memahami bahwa kita tidak perlu memaksa anak kita untuk belajar. Anak kecil, secara alamiah, telah memiliki rasa ingintahu yang besar tentang lingkungan di sekitarnya dan akan terus mengamati dan belajar.
Sebagai orang tua peran kita kurang lebih sama seperti petani. Petani tidak bisa memaksakan tanaman yang dipeliharanya tumbuh, tapi dengan memberikan yang terbaik, lingkungan yang paling kondusif untuk tumbuh; petani hanya bisa memastikan bahwa tumbuhan itu menikmati tanah yang subur dan menerima cukup air dan sinar matahari.
Sama halnya dengan 3 hal sederhana yang bisa kita lakukan sebagai orangtua untuk menyediakan lingkungan belajar yang sehat untuk anak kita.
Tips #1: Memperluas Pandangannya.
Pertama, peran kita adalah untuk mengenalkan si kecil pada dunia informasi. Kita hidup dalam dunia yang sangat luar biasa, kaya akan bahasa, warna, ide dan pengalaman. Tugas kita adalah membuka mata mereka tentang apa yang ada di luar sana.
Anda bisa memulainya ketika anak Anda masih dalam tahap awal mempelajarinya. Apakah itu dalam bentuk cerita atau buku tentang geografi atau sains, buku-buku selalu memperkenalkan anak kita pada pengetahuan baru.
Ajak mereka mengunjungi tempat-tempat belajar baru seperti kebun binatang, akuarium, museum, taman dan danau kota, gedung konser, atau bahkan toko-toko local, memberikan mereka kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru. Penting untuk kita mengajak mereka untuk menjelajahi dunia baru agar tidak hanya mengurung diri seharian di rumah.
Tips #2: Inisiatif Anak untuk Belajar
Kedua, penting untuk kita orangtua untuk membebaskan inisiatif anak dalam proses belajar.
Banyak orangtua yang menanyakan cara untuk mengajari anak mereka dan jawaban saya (Dr.Goh) selalu sama: mulailah dengan apa yang menarik perhatian mereka.
Jika anak Anda tertarik pada binatang, maka bacakanlah mereka buku tentang binatang dan ajak mereka jalan-jalan ke kebun binatang. Begitu juga jika mereka tertarik pada pesawat, maka ajak mereka ke bandara untuk melihat pesawat.
Anda akan mengalami masa-masa dimana anak Anda akan menanyakan banyak pertanyaan seperti: “kenapa langit itu berwarna biru?” atau “kenapa mobil membutuhkan bahan bakar?”, saat mereka ada di usia 3 sampai 4 tahun.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini menunjukkan bahwa mereka haus akan pengetahuan dan kita harus mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan dengan cara selalu menyimak apa yang mereka tanyakan dan menanggapinya dengan usaha yang cukup serius untuk menjawabnya. Ketika kita menghargai pertanyaan anak kita dengan menjawabnya, kita telah memberikan isyarat bahwa proses belajar mereka sangat berarti untuk kita.
Tips #3: Memberikan Semangat dan Pujian
Yang terakhir, sebagai orang tua kita bisa membantu anak kita dengan memuji usaha yang mereka lakukan dan selalu memberikan semangat pada mereka, meskipun mereka melakukan kesalahan.
Terkadang sebagai orangtua kita terlalu berambisi dan menjadi sangat kompetitif dan ini membuat kita menjadi lebih terfokus pada hasil yang dicapai bukan perkembangan yang ditunjukkan. Kita harus menyadari bahwa setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda dan masing-masing dari mereka memeliki kemampuan uniknya sendiri.
Contohnya, ketika anak Anda belajar untuk menulis atau membaca, mereka akan membuat banyak kesalahan di masa permulaan. Cobalah dengan sabar mengoreksinya, tapi usahakan untuk lebih fokus pada usaha mereka daripada kesalahan yang mereka buat.
Belajar itu selalu tentang mencari tahu dan mencari tahu itu selalu tentang mencoba hal-hal yang baru. Ini memang bukan hal yang mudah. Mencoba sesuatu yang baru selalu memerlukan keberianian untuk mengambil resiko dan itulah sebabnya ketika anak Anda mencoba hal baru, seperti membaca dan menulis, keberanian anak Anda harus diberi penghargaan, bukan malah mendapatkan hukuman.