Tanda2 Gangguan Kulit Bayi Dan Cara Mengatasinya
oleh Seseorang, 17 May 2011, 15:52 PM
Sejak lahir hingga tumbuh menjadi anak-anak, tak jarang si kecil menderita berbagai gangguan kulit. Sebab, kulit bayi dan balita serta anak masih rentan belum mampu sepenuhnya melindungi dari iritasi lingkungan, alergen dan infeksi.
Di antara berbagai gangguan kulit, ada lima masalah kulit yang umumnya terjadi pada kulit si buah hati, yakni Eksim susu atau dermatitis atopik, sarap atau dermatitis seboroik, dermatitis popok dan infeksi bakteri.
1. Eksim susu/ Dermatitis atopik
Gangguan kulit ini berupa radang kronik berulang, gatal, hipersensitif dan merupakan faktor genetik. Gangguan ini paling banyak diderita bayi sebelum usia lima tahun.
Menurut Spesialis kulit Dr Titi Lestari Sugito SpKK(K), penyebab dermatitis atopik masih belum diketahui secara pasti. Faktor pemicunya diduga berasal dari dalam seperti genetik, kimiawi dan imunologi ataupun dari luar seperti lingkungan dan alergen.
Solusi: Penanganan dermatitis atopik dilakukan dengan menurunkan gejala dan mencegah kekambuhan. "Perawatan dan kebersihan kulit sangat penting. Biasanya dermatitis atopik ditandai dengan kulit yang lebih kering. Orangtua harus selalu menjaga kelembaban kulit," katanya pada Talkshow Parents and Johnson Baby di Epicentrum Walk, Sabtu, 7 Agustus 2010.
2. Dermatitis Seboroik
Gangguan kulit ini banyak dialami bayi berusia 4-6 minggu. Tanda-tandanya diantaranya kulit bersisik, merah dan berminyak terutama di bagian kepala, muka, telinga, dada dan daerah lipatan. "Penyebabnya belum diketahui. Dan biasanya semakin membaik seiring bertambahnya usia bayi."
Solusi: Dr Titi menyarankan menghilangkan kerak dengan emolien/minyak, keratolitik atau sampo yang sesuai. Selain itu, penggunaan krim diperlukan untuk menurunkan kemerahan dan gatal.
3. Dermatitis Popok/ Diaper Rush/ Eksim popok
Biasanya eksim popok terjadi pada area yang tertutup popok. Penyebabnya karena pemakaian popok yang salah, kurang bersih saat bayi buang air besar atau kecil, gesekan dengan popok dan kulit lembab. "Separuh bayi laki-laki dan perempuan usia beberapa minggu hingga 18 bulan pernah mengalaminya, tetapi ruam popok paling banyak diderita bayi usia 6-9 bulan."
Solusi: Dr Titi menyarankan untuk mencegah ruam popok, gantilah popok segera setelah si bayi buang air besar, dan bersihkan kulit dan lipatan seksama setelah bayi buang air. Bila buang air besar, bersihkan kulit bayi dengan air dan sabun lalu oleskan salap/emolien.
4. Miliaria atau biang keringat
Terjadi pada daerah yang banyak berkeringat seperti dahi, dada dan punggung. Penyebab biang keringat paling banyak karena udara panas, lembab serta kurangnya kebersihan kulit.
Solusi: Untuk mencegah dan mengobati biang keringat, perhatikan aliran udara, jaga kebersihan kulit dan pakaikan bayi dengan pakaian ringan dan dapat menyerap keringat.
5. Infeksi Bakteri
Contoh gangguan kulit karena infeksi bakteri, di antaranya bisul, koreng dan cacar monyet. Penyebabnya antara lain bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus. Untuk mengobati dan mencegahnya, jaga kebersihan kulit dengan mandi dan sabun, menjaga gizi anak serta penggunaan salap antibiotik.
Kulit bayi lekat dengan gambaran sensitif, lembut dan mudah terkena iritasi. Walaupun strukturnya hampir sama dengan kulit orang dewasa, fungsi kulit bayi untuk melindungi belum berkembang sempurna.
Masalahnya, sebuah data mengungkapkan, sebanyak 90 persen bayi Indonesia pernah mengalami masalah kulit. Pakar kesehatan kulit Dr Titi Lestari Sugito SpKK(K) mengungkapkan, masalah kulit yang terjadi pada mayoritas bayi Indonesia karena kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kebersihan dan merawat kulit.
"Keterbatasan informasi mengenai perawatan kulit yang benar dan tepat masih menjadi penyebab terbesar masalah kulit bayi," katanya pada Talkshow 'Parents and Johnson Baby Day' di Epicentrum Walk, Rasuna Epicentrum Jakarta.
Dr Titi yang juga ketua PP Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menyatakan, gangguan kulit bayi dan balita masuk dalam 10 besar gangguan di Poli Klinik Anak RS Dr Cipto Mangunkusumo sepanjang 2003-2008. "Penyakit kulit pada bayi dan balita dipengaruhi kebiasaan mandi, penggunaan sabun yang tidak tepat yang menyebabkan iritasi pada kulit bayi."
Beberapa kelainan kulit yang sering dialami bayi dan balita, di antaranya dermatitis atopik atau eksim susu, dermatitis seboroik atau sarap, dermatitis popok, miliaria atau biang keringat serta infeksi bakteri.
Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui orangtua untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan kulit buah hati. Selalu menjaga kebersihan, keasaman (pH) dan kelembaban kulit bayi.
"Pilih produk perawatan bayi yang memenuhi standar uji klinis sehingga mengurangi potensi alergi dan masalah kulit lainnya," katanya menambahkan.
Berbagai gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan kulit. Caranya dengan rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.
Berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap, kulit bayi dan balita relatif tipis dengan ikatan antarsel yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural kulit bayi dan balita belum berkembang dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus.
Perawatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini diharapkan bisa meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh.
Perawatan kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju pada saat tepat. Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam memandikan, perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak, gunakan sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut, keringkan badan dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak dengan sapuan tipis.
Soal pakaian bayi sebaiknya dari bahan lembut dan selalu bersih. Dengan memperhatikan pakaian yang digunakan berarti kita telah berupaya menghindari timbulnya gangguan. Pada sebagian anak penggunaan pakaian berbahan nilon atau wol bisa menimbulkan gatal-gatal di seluruh tubuh. Bahan katun yang gampang menyerap keringat haruslah menjadi pilihan pertama bagi anak berkulit peka.
Pemeliharaan kulit itu bisa dilakukan dengan menggunakan bermacam kosmetika bayi yang beredar saat ini. Sebagian berfungsi untuk membersihkan kulit misalnya sabun dan sampo; melembapkan dan pelindung terhadap sinar matahari seperti lotion, krim, dan minyak khusus.
Penggunaan kosmetika berupa sabun, sampo, lotion, minyak khusus untuk bayi perlu dipilih yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kulit bayi. Misalnya dengan mencermati zat warna dan bahan-bahan pengawet yang mungkin saja tidak sesuai dengan kulit bayi. Juga apakah pH-nya sesuai dengan kulit bayi.
Memilih dan menggunakan kosmetika pada bayi dan balita secara benar dan tidak berlebihan merupakan langkah utama menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu, banyaknya informasi tentang produk kosmetika bayi dan balita dewasa ini harus lebih dicermati oleh orang tua.
Eksim popok
Selain perawatan kulit rutin, para orang tua perlu memperhatikan perawatan kulit yang berhubungan dengan beberapa penyakit kulit tertentu. Misalnya saja eksim popok, yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Penyakit kulit pada bayi dan balita ini banyak dikeluhkan orang tua.
Penyakit ini umumnya timbul pada lipatan-lipatan kulit paha, di antara kedua pantat, dan dapat menimpa di bagian kulit lain. Bagian tertutup popok mudah mengalami peradangan karena kulitnya hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri serta senyawa yang dapat mengiritasinya.
Eksim popok dapat dicegah dengan cara mengganti popok sesering mungkin setiap kali popok basah. Sebaiknya kain popok terbuat dari bahan lembut dan cara pemakaiannya tidak terlalu ketat agar kulit tidak tergesek. Penggunaan celana plastik sedapat mungkin dihindari.
Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam faeces bayi, yang menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak begini umumnya terjadi bila si bayi diare. Penanggulangannya bisa dilakukan dengan mengganti popok setiap kali terasa basah. Usap semua bekas faeces dari badannya, balur dengan krim pelindung. Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari.
Popok yang basah bisa pula menimbulkan bercak yang tidak berpusat di sekitar anus. Ini terjadi karena reaksi antara zat di dalam ompol dengan zat di faeces dan menghasilkan amonia yang merangsang kulit bayi. Penanggulangannya bisa dengan mengganti popok sesering mungkin. Sebelum pemakaian popok usapkan krim pelindung kulit. Bila dalam 10 hari belum ada kemajuan, atau malah makin memburuk, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi candida – jamur yang biasa muncul di usus. Dalam hal itu periksakan ke dokter, yang mungkin memberi krim khusus dan juga obat khusus untuk melawan infeksinya.
Soal pilihan penggunaan popok kain atau popok sekali pakai tak jadi soal. Dari segi kesehatan keduanya sama-sama sehat. Yang penting jangan sampai terlambat mengganti. Untuk popok kain tentu harus segera diganti bila terlihat basah. Tetapi untuk popok sekali pakai frekuensi penggantiannya didasarkan atas daya tampungnya. Misalnya dengan melihat apakah popok sekali pakai itu sudah tampak menggelembung atau menggantung. Jika sudah, maka harus segera diganti. Setiap kali akan mengganti popok, bagian pantat bayi dan sekitarnya harus dibasahi. Kemudian bagian tadi dikeringkan, baru diberi bedak.
Sering dianjurkan pemakaian baby oil pada bagian ini, untuk menjaga air seni tidak mudah meresap ke dalam kulit. Tentu saja baby oil ini harus diteteskan lebih dulu pada segumpal kapas.
Pada bayi perempuan, membersihkannya harus dari bagian atas ke arah anus, dengan menggunakan kapas basah. Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup perlahan-lahan sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian dibersihkan dengan kapas basah.
Keluhan gangguan kulit lain pada anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik (eksim susu). Penting dicatat pula, bahwa dari berbagai penelitian terbukti bukan air susu ibu (ASI) penyebabnya. Bahkan, ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi. Namun, nama eksim susu telah terlanjur melekat sehingga tetap dipertahankan. Sementara istilah kedokterannya adalah dermatitis atopik (eksim di tempat yang tidak biasanya).
Penyakit eksim susu biasanya sangat gatal. Tampak dari seringnya bayi menggaruk, gelisah, serta rewel. Kulit terlihat kemerahan dan terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan jernih. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman. Eksim ini terdapat pada kulit daerah tertentu sesuai dengan usia anak. Misalnya pada bayi banyak ditemukan di daerah pipi, sedangkan pada anak di daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut. Di luar daerah tersebut kulitnya kering dan bersisik.
Penyebab penyakit ini sangat kompleks, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam tubuh, yaitu faktor keturunan, maupun lingkungan, misalnya debu, udara panas, dan kelembapan. Karena itu perawatan kulit yang paling penting adalah mencegah kulit agar jangan kering.
Biang keringat
Biang keringat juga merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan balita. Biang keringat atau sering disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi, leher, dan bagian tubuh yang tertutup pakaian. Gejala utama adalah gatal, dapat disertai kulit kemerahan dan gelembung berair kecil-kecil. Penyakit ini biasa kambuh berulang, terutama bila udara panas dan berkeringat, sehingga menimbulkan masalah pada bayi, balita, maupun orang tua. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan rutin, misalnya mandi dengan teratur dan membasuh anak yang berkeringat dengan lap basah sebelum dikeringkan dan diberi bedak.
Seringkali terjadi bintik-bintik merah (ruam) pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini disebabkan oleh peradangan kulit pada bagian tersebut. Bisa disebabkan karena bagian ini tidak kering betul ketika dilap dengan handuk sehabis memandikannya. Apalagi jika si bayi gemuk, sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.
Ruangan dengan ventilasi udara cukup sangat dianjurkan, terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap. Usahakan kamar balita diberi jendela lebar sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar. Dari kasus-kasus biang keringat pada bayi dan balita, hampir 70% nya bisa diatasi bila pergerakan udara dalam ruangan lancar sehingga kamar terasa sejuk.
Lepas dari soal kesehatan, perawatan kulit pada bayi dan balita sebenarnya mengekspresikan rasa cinta orang tua kepada buah hatinya. Sentuhan mereka akan sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental seorang anak.
Solusi: Dr Titi menyarankan, karena kulit bayi dan balita rentan terhadap kelainan kulit daripada orang dewasa, penting untuk merawat kulit si kecil antaralain membersihkan dengan sabun dan air, melembabkan dengan lotion dan mengurangi gesekan dengan bedak. (fn/v2v/hb) www.suaramedia.com
Ada 5 komentar pada diskusi ini
15 June 2012, 13:14 PM
seringnya buang air besar tetap memakai celana, segala macam usaha sdh sy lakukan,
saya sedih belum menemukan cara yg tepat, mohon bantuan dari para bunda,
Terimakasih
17 May 2011, 16:12 PM
Ingin diskusi seputar kehamilan, kesehatan, dan tumbuh kembang si Kecil? Yuk, klik di sini:
Buat Diskusi Baru17 May 2011, 16:11 PM
17 May 2011, 16:02 PM
17 May 2011, 16:02 PM