Menurut Poerwodarminto, majalah diartikan sebagai surat kabar berkala, surat kabar yang terbit mingguan, bulanan, dan sebagainya.

Sebagai media cetak berkala, majalah memiliki andil besar sebagai sarana peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat pembacanya karena majalah memuat berbagai informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang relatif, termasuk majalah anak.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, majalah anak sering difungsikan sebagai media pembelajaran, mulai tingkat yang paling rendah, di Taman Kanak-Kanak. Bahkan,di lingkungan keluarga, majalah sering difungsikan sebagai sarana belajar dirumah.

Dalam situasi formal (di kelas) maupun nonformal (di keluarga), majalah dianggap merupakan sarana pembelajaran yang paling menarik karena tampilannya cukup bervariasi, baik dari segi model pembelajaran, gambarnya yang berwarna-warni, maupun tampilan bahasanya yang mudah diikuti anak.

Selain itu, majalah anak merupakan media belajar yang mudah dijangkau oleh sekolah dan keluarga karena harganya relatif murah dantersedia di mana-mana. Karena itu, bukan hal yang mengejutkan kalau sekarang omsetnya semakin lebih besar.

Dengan melihat performansinya, akan dapat diketahui letak kemenarikan dan kelebihan majalah. Dilihat dari isinya, majalah anak yang selama ini difungsikan di TK memuat berbagai kompetensi dasar yang harus dikuasai anak, diantaranya kompetensi berbahasa, daya pikir, dan keterampilan. Ketiga kompetensi ini disajikan dengan berbagai variasi strategi pembelajaran.

Namun demikian, sampai saat ini belum diketahui secara pasti model yang dapat difungsikan oleh guru untuk meningkatkan kompetensi berbahasa lisan anak dan diminati anak.

Pada umumnya, guru hanya menyajikan majalah anak sebagai model dan sekaligus sebagai media pembelajaran tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan anak. Akibatnya anak-anak sering merasa jenuh

Majalah anak sebagai salah satu media pembelajaran di TK setidaknya memenuhi tiga syarat, yaitu :

1. edukatif, sarana pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum dan didaktik metodik. Artinya, sarana pembelajaran harus sesuai dengan tingkat kemampuan anak, dapat mendorong kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Teknis, sarana pembelajaran harus memenuhi syarat, kebenaran ditinjau dari konsep ilmu, ketelitian, keawetan, ketahanan, kejelasan teknik, kemudahan pemakaian, keamanan, ketepatan ukuran, dan kontabilitas (keluwesan).
3. Estetika, sarana pembelajaran harus memenuhi syarat estetis, ukurannya sesuai, dan warna serta kombinasinya serasi.

Majalah anak ditinjau dari performansinya memiliki karakteristik khas yang berbeda dari majalah untuk orang dewasa. Ditinjau dari berbagai segi, terbagi menjadi:

1. Segi bahasa,
2. Segi isi,
3. Segi tekniknya.

Dari segi bahasa, majalah anak memiliki ciri :

1. Kosakata yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan anak,
2. Kalimatnya sederhana.

Dari segi isi, majalah anak disusun dengan memperhatikan program kegiatan TK dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

1. Isi harus sesuai dengan program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku yang meliputi pengembangan moral Pancasila, agama, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat.
2. Isi harus sesuai dengan program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan kemam-puan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani.

Dari segi teknis, majalah anak banyak menggunakan permainan sebagai sarana pembelajaran, banyak menggunakan gambar yang berwarna-warni, dan pembelajarannya memiliki berbagai model yang disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak.

Pada umumnya, majalah yang digunakan di TK diciptakan untuk anak TK. Karena itu, performansi model pembelajarannya pun disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak TK.