memiliki karakteritik yang berbeda satu sama lainnya.



Ikterus normal (fisiologis) memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Timbul pada hari kedua dan ketiga.
2. Tidak disebabkan oleh kelainan apapun.
3. Kadar bilirubin darah tidak lebih dari kadar yang membahayakan.
4. Tidak mempunyai potensi menimbulkan kecacatan pada bayi.
5. Ikterus hilang pada 10 hari pertama.

Sedangkan pada ikterus yang tidak normal (patologis), kadar bilirubin darahnya melebihi batas, dan disebut sebagai hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan di mana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.

Karakteristik hiperbilirubinemia adalah sebagai berikut:

1. Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran.
2. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau lebih setiap 24 jam.
3. Konsentrasi bilirubin darah 10 mg% pada neonatus (bayi baru lahir) kurang bulan, dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan.
4. Ikterus yang disertai proses hemolisis (pemecahan darah yang berlebihan) pada inkompatibilitas darah (darah ibu berlawanan rhesus dengan bayinya), kekurangan enzim G-6-PD, dan sepsis.
5. Keadaan-keadaan tertentu, seperti berat lahir kurang dari 2 kg, masa kehamilan kurang dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia (kekurangan oksigen), sindrom gangguan pernafasan, infeksi, trauma lahir pada kepala, hipoglikemi (kadar gula terlalu rendah), hipercarbia (kelebihan carbondioksida).

Yang sangat berbahaya pada ikterus ini adalah keadaan yang disebut kern ikterus. Kern ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. Gejalanya antara lain:

1. Mata yang berputar
2. Kesadaran menurun
3. Bayi tidak mau minum atau menghisap
4. Otot tegang, leher kaku, dan akhirnya kejang

Pada umur yang lebih lanjut, bila bayi ini bertahan hidup dapat terjadi spasme (kekakuan) otot, kejang, tuli, gangguan bicara dan keterbelakangan mental.