Diare pada anak masih menjadi problem kesehatan sampai dengan saat ini. Dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak usia 1-4 tahun, menunjukkan bahwa diare memerlukan penanganan yang tepat dan memadai untuk mengatasinya. Diare dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa, tapi balita cenderung lebih rentan terserang penyakit ini. Umumnya, diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih dan populasi penduduk yang relatif padat. Karena, pada lingkungan seperti itu biasanya sumber air tidak bersih dan organisme yang terkandung dalam udara sekitar pun mengandung penyakit.

Berdasarkan data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2007, diare menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian bayi dan balita. Insiden penyakit diare cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2003 tercatat kejadian diare sebesar 374/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Di dunia, diare merupakan penyebab kematian paling umum pada balita dan menyebabkan kematian lebih dari 2,6 juta setiap tahunnya.

Hendaknya orang tua bersabar dan tetap tenang saat anaknya terkena diare, karena pada dasarnya diare merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri (self limiting disease). Yang dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi. Segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter jika kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, air kencingnya sedikit atau tidak ada, makan atau minum sangat sedikit, timbul demam dan BAB anak berdarah.

DEFINISI DIARE

Menurut WHO diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari tiga kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya. Dikatakan diare akut bila berlangsung < dari 14 hari. Namun perlu diingat bahwa bayi baru lahir umumnya buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari dan frekuensinya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sehingga sebagai orangtua harus mengetahui apa yang normal buat bayi atau anak dari kebiasaan buang air besar mereka.

PENYEBAB DIARE PADA BAYI DAN BALITA

Diare dapat disebabkan antara lain :

Infeksi virus (tersering rotavirus)
Bakteri
Parasit
Anak yang sedang menjalani terapi antibiotik
Alergi susu formula
Bayi diberi makanan yang tidak sesuai dengan umurnya
Keracunan makanan
Memakan makanan yang asam, pedas atau bersantan sekaligus secara berlebihan
Akibat infeksi dari penyakit lain seperti infeksi saluran kemih, campak dan lain-lain
CARA PENULARAN :

Diare dapat ditular melalui beberapa cara antara lain oleh :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Anak bermain dengan mainan yang sudah terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukkan apapun kedalam mulutnya.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar
Tidak memasak air sampai mendidih
Orang yang menyiapkan makanan anak tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau setelah membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegangnya.
Pencucian peralatan makan dan minum menggunakan air yang tidak bersih
Botol susu tidak di rebus terlebih dahulu sebelum digunakan
GEJALA DAN TANDA :

Buang air besar cair dan frekuensinya > 3 kali dalam sehari, dapat disertai hilangnya nafsu makan, lesu, nyeri perut, mual, muntah, demam, dehidrasi dan BAB ada darahnya, tergantung dari penyebabnya.

TANDA-TANDA DEHIDRASI

Saat diare, anak mengalami kehilangan cairan dan elektrolit melalui buang air besarnya. Bila kehilangan cairan dan elektrolit tersebut tidak mendapatkan penggantian, maka anak akan mengalami dehidrasi bisa ringan, sedang ataupun berat.

Pada bayi dan anak yang mengalami dehidrasi akan menunjukkan tanda-tanda di bawah ini :

Dehidrasi ringan sampai sedang : anak rewel, gelisah, tampak kehausan, mata terlihat lebih cekung daripada biasanya, tes cubitan di kulit (turgor) kembalinya lambat
Dehidrasi berat : anak tidak sadar, mata cekung, sangat lesu, lemah, tidak merasa haus, tes turgor kembalinya sangat lambat, air kencing sedikit bahkan sampai tidak kencing, anak menangis tapi tidak keluar air mata. Pada bayi usia < 12 bulan terlihat ubun-ubun kepala terlihat cekung.
Cara pemeriksaan turgor kulit adalah dengan menjepit atau mencubit kulit selama 30-60 detik kemudian dilepaskan. Bila turgor kulit masih baik, kulit akan cepat kembali ke keadaan semula. Bila turgor kulit tidak baik, maka kembalinya kulit akan lambat, kondisi tersebut menunjukkan bahwa anak mengalami dehidrasi.



PENANGANAN :

Penanganan diare ditujukan untuk mengobati gejala yang ada, mencegah dan menanggulangi dehidrasi dan keseimbangan elektrolit serta mencegah dan menanggulangi gangguan gizi. Jadi untuk melaksanakan terapi diare harus secara secara komprehensif, efisien dan efektif.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah :

Memberikan makanan yang kaya gizi
Makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit
Jangan makan atau minum terlalu cepat
Berikan ASI atau susu formula lebih sering
Berikan asupan zinc
Berikan cairan yang mengandung elektrolit (oralit) setiap buang air besar (BAB). Bila tidak ada oralit dapat menggunakan air tajin atau kuah sayur. Pemberian cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin
Tidak minum minuman yang manis
Bila anak disertai muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan dengan pemberian oralit sedikit demi sedikit
Memberikan probiotik yang dapat dicampur dalam minuman ataupun makanan anak. Tujuan pemberian probiotik adalah memperbanyak kuman baik sehingga dapat mempersingkat lamanya diare
Jangan berikan obat untuk menghentikan diare apapun kecuali obat dari dokter
Segera bawa ke rumah sakit bila diare terus berlanjut dan anak terlihat semakin lemah
PENCEGAHAN DIARE

Berikut beberapa tips yang dapat mencegah bayi dan anak terserang diare, antara lain :

Memberikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan
Setelah bayi berusia 6 bulan beri tambahan makanan pedamping ASI secara bertahap dalam jumlah dan kelembutannya
Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sebelum menyiapkan makanan untuk bayi dan anak serta setelah BAB
Memasak air minum sampai mendidih
Merebus botol susu sebelum dipakai
Mencuci alat-alat makan dan minum dengan air bersih dan membilasnya dengan air matang
Membiasakan buang sampah pada tempatnya
Anak – anak jangan bermain di tempat yang kotor
Biasakan anak mencuci tangan sebelum makan atau minum dan setelah menggunakan kamar mandi
Tutup makanan atau minuman sehingga terhindar dari binatang
Kenali jenis makanan yang dapat menimbulkan alergi terutama pada balita.
Bersihkan alat bermain si kecil serta lingkungan rumah secara teratur
Sajikan makanan yang dimasak atau di goreng. Jika belum diolah masukkan ke dalam kulkas, karena membiarkan makanan pada suhu kamar dapat mendorong pertumbuhan bakteri
Pemberian vaksin rotavirus




sumber:dokterku-online.com