Bunda and Ayah ini ada artikel lagi cukup untuk nambah pengetahun
Sumber Tabloid Nova
M emang bisa sembuh sendiri. Tapi, tetap waspada karena gondongan bisa menyebabkan radang selaput otak atau mandul pada anak laki-laki.

Sudah tiga hari ini Anto (4) terserang demam disertai pusing. Ia mengeluh sulit menelan makanan. Sehari kemudian, bagian di bawah telinga sebelah kanannya tampak membengkak. Tak lama kemudian, bagian di bawah telinga sebelah kiri ikut juga membengkak. "Wah, Anto terkena gondongan, nih," begitu pikir ibu Anto. Sebetulnya apa, sih, penyakit gondongan?

Menurut dr. H. Rachmat Kurdi, Sp.A dari RSIA Hermina Jatinegara, gondongan adalah penyakit infeksi akut akibat virus mumps. Penyakit ini disebut juga parotitis atau mumps . "Orang awam biasa menyebutnya gondongan," lanjut Rachmat. Penyakit infeksi ini sering menyerang anak-anak, terutama usia dua tahun ke atas.

Virus ini menyerang beberapa lokasi. Ada yang menyerang kelenjar ludah di bawah lidah, ada juga yang menyerang kelenjar ludah di bawah rahang dan di bawah telinga (parotitis) . Masa inkubasinya sekitar 14 sampai 24 hari setelah kuman masuk. Biasanya, lanjut Rachmat, pada awalnya yang membengkak hanya sebelah, baru kemudian menjalar ke sebelah yang satunya. "Misalnya dari sebelah kiri dulu, baru kanan. Atau sebaliknya." Bengkak ini timbul setelah infeksi virus berlangsung 2 atau 3 hari. "Jadi, biasanya mulai membengkak setelah 3 hari," ujar Rachmat.

Adakalanya pembengkakan yang terjadi di bawah lidah tak terlihat sehingga menyulitkan para orang tua untuk memperkirakan sakit si anak. Apalagi gejala awalnya seperti demam biasa. Namun demikian, pembengkakan dapat berkembang dengan sangat cepat, mencapai besar maksimal dalam jangka waktu beberapa jam saja, meski biasanya untuk mencapai puncak pembengkakan dibutuhkan waktu 1 sampai 3 hari.

Penderita gondongan juga merasa nyeri ketika menelan dan mengeluh mulutnya kering karena kelenjar ludah tidak mengeluarkan ludah. Gondongan biasanya menyerang anak yang agak besar dan jarang terjadi pada bayi. "Pasalnya, bayi masih memiliki kekebalan dari ibunya," ujar Rachmat. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan menyerang kedua jenis kelamin sama banyaknya; 85 persen dari seluruh infeksi terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun.

KOMPLIKASI

Gejala gondongan biasanya dimulai dari demam, pusing, mual, dan pegal-pegal di otot, terutama otot-otot di daerah leher. Gondongan termasuk self limiting disease atau akan sembuh sendiri meski tidak diobati. "Karena itu, sebenarnya tidak ada obat untuk gondongan," ujar Rachmat. Tetapi, gondongan bisa menjadi berat dan lama. "Tergantung kerusakan sel-sel di kelenjar ludah," ujar Rachmat. Tetapi, pada umumnya sel-sel kelenjar ludah yang terkena virus tidak akan sampai hancur, dan hanya membengkak.

"Kalau selnya membengkak, maka saluran kelenjar ludahnya pun tersumbat. Akibatnya, produksi air ludah tersumbat, kemudian mengumpul. Sehingga, pengeluaran air ludahnya juga tersumbat. Akibatnya, bengkaknya pun akan makin hebat," ujar Rachmat. Gondongan juga bisa berbahaya jika kemudian terjadi komplikasi. "Komplikasinya bisa meningitis atau radang selaput otak. Pada anak laki-laki, infeksi bisa menjalar ke testis. Jika ini terjadi, maka akan terjadi perusakan sel-sel di testis, sehingga bisa menyebabkan steril."

Komplikasi meningitis terjadi jika virus menyebar ke selaput otak. Keluhannya sesuai dengan gejala meningitis , seperti kesadaran menurun dan timbul kejang. "Tetapi komplikasi ini sangat jarang terjadi. Karena itu kita selalu menganjurkan, jika setelah terkena gondongan anak mengeluh sakit kepala hebat atau testisnya sakit, sebaiknya segera berkonsultasi untuk dilakukan penanganan. Biasanya, komplikasi ini terjadi karena daya tahan tubuh yang rendah."

MENGOBATI GEJALA

Sebenarnya, ujar Rachmat, tidak ada obat khusus untuk gondongan, karena gondongan termasuk self limiting disease . Jadi, lanjut Rachmat, "Yang ada adalah pengobatan symptomatis, yaitu mengobati gejalanya. Misalnya, jika anak demam, diberi obat penurun demam, atau beri anak obat untuk menghilangkan pusing jika anak merasa pusing. Untuk mengatasi bengkak yang timbul, bisa dikompres, baik dengan air dingin atau air hangat."

Tetapi, biasanya dokter juga akan memberi obat antibiotik pada penderita gondongan. "Ini untuk mencegah terjadinya infeksi kuman lain, karena daya tahan tubuh yang rendah. Sekarang juga sudah ditemukan obat anti virus. Jadi, meski ada yang mengatakan virus itu enggak bisa diobati, tetapi kadang-kadang diberi obat anti virus tadi," lanjut Rachmat. Sedangkan untuk pencegahannya, bisa dilakukan dengan imunisasi MMR (mumps, morbilli, dan rubella) atau Trimovax .

"Yang umum di Indonesia adalah MMR. Imunisasi ini baru diberikan pada saat anak berusia 15 bulan, karena pada usia ini kekebalan bayi sudah hilang," ujar Rachmat. Tetapi, imunisasi enggak hanya diberikan pada anak usia 15 bulan. "Tidak harus usia 15 bulan. Lebih besar pun bisa diberikan imunisasi ini, asal belum pernah terkena," kata Rachmat.

PERLU DIKARANTINA

Penyakit gondongan juga merupakan penyakit endemi, dan termasuk menular. Penularannya bisa terkena siapa saja, terutama pada yang belum pernah terkena gondongan. Penularannya, terang Rachmat, bisa melalui droplet infection (percikan air ludah) ketika si penderita berbicara, percikan air seni, peralatan makan minum, dan sebagainya. "Jadi, kalau di satu daerah ada yang sakit, maka biasanya akan cepat menular."

Tak heran jika dokter yang merawat akan menyarankan agar si penderita dikarantina; tidak boleh keluar rumah, tidak sekolah, dan tidak kontak dengan anggota keluarga lain. Karena bukan tidak mungkin malah akan menulari anggota keluarga lain, terutama yang kekebalan tubuhnya tidak bagus. Saat anak menderita gondongan harus dirawat secermat mungkin. Upayakan agar peralatan makan minum si penderita tidak dipakai oleh anggota lain yang sehat; begitu juga peralatan mandi seperti handuk. Usahakan pula agar selalu menyiram dengan karbol seusai si penderita buang air kecil dan besar. Pendek kata, upayakan pencegahan agar tidak menulari anggota keluarga yang lain.

Yang perlu diingat, kendati si kecil harus dikarantina tidak berarti ibu dan bapak malah menjauhinya. Justru harus menemaninya agar ia tidak terlalu rewel, terutama acara makan yang akan menjadi sulit baginya karena sakit saat menelan. Biasanya, gondongan juga akan membuat anak jadi malu. "Jadi, jika anak sudah sekolah, kita anjurkan supaya jangan masuk sekolah dulu sampai bengkaknya hilang. Karena selain malu, juga akan bisa menular ke anak lain," lanjut Rachmat. Jika anak terkena gondongan, orang tua juga bisa mengompres untuk menghilangkan bengkaknya. Kemudian, anak sebaiknya segera dibawa ke dokter.

"Umumnya orang tua sudah tahu jika anaknya terkena gondongan. Kalau lehernya bengkak, pasti gondongan." Dulu, leher yang bengkak ini sering diberi belau (semacam tinta, bahan pemutih pakaian) atau buah pace. "Sebetulnya prinsipnya adalah untuk mengompres. Kadang-kadang dokter juga memberi ramuan untuk mengompres," lanjutnya. Mengompres di bagian yang bengkak ini tujuannya untuk mengurangi rasa sakit akibat bengkak yang ditimbulkan. Kecuali itu, mengompres juga bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh. Caranya, kompreslah bagian lipatan paha dan ketiak. Karena di daerah tersebut terdapat pembuluh darah besar, jadi dengan mengompresnya suhu tubuh akan cepat turun.

Biasanya, bengkak pada gondongan akan kempes secara bertahap. "Bisa sampai satu minggu atau bahkan lebih, tergantung kerusakan yang terjadi di sel-sel saluran kelenjar ludah dan kelenjar ludahnya. Biasanya bengkak akan kempes dengan sendirinya." Selain anak-anak, gondongan juga bisa menyerang orang dewasa. "Apalagi dulu belum ada imunisasi. Tetapi, biasanya gondongan nggak berulang," ujar Rachmat. Semua infeksi karena virus memang sangat tergantung pada daya tahan tubuh. "Kalau daya tahan tubuhnya bagus, ya, kemungkinan enggak tertular," lanjutnya. Yang jelas, anjur Rachmat, jika gejala-gejala gondongan muncul, sebaiknya secepatnya dibawa ke dokter untuk meyakinkan. "Walaupun bisa sembuh sendiri, tetapi yang ditakutkan kalau ada infeksi lain yang masuk, seperti meningitis tadi. Atau anak jadi batuk dan pilek." Nah, jika Ayah dan Ibu curiga si kecil terkena gondongan, mengapa tak segera dibawa ke dokter terdekat?

Merawat Anak Gondongan

Menurut Dr. Miriam Stoppard dalam Perawatan Bayi dan Anak , ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menangani anak yang terkena gondongan:

* Ukur suhu anak. Jika demam, kompres supaya suhunya turun.
* Beri makanan cair. Kalau perlu gunakan sedotan jika anak sukar menelan makanan. Anak harus banyak minum dan minta berkumur untuk menghilangkan rasa kering di mulut.
* Berobat ke dokter untuk memastikan diagnosis, atau jika anak merasa sakit pada testis atau di perut bawah. Segera berobat jika setelah 10 hari keadaan anak memburuk dan mengeluh sakit kepala hebat serta kuduknya kaku.

Hasto Prianggoro . Ilustrasi : Pugoeh (nakita)