Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1, serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4 (Duvenge rhabdovirus). Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan penderita rabies (Mahendrasari, 2009).

Hewan penular rabies adalah semua hewan yang berdarah panas seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, dan karnivora liar. Kasus rabies pada manusia lebih dari 90 persen ditularkan oleh anjing melalui gigitan. Melalui luka gigitan hewan penderita rabies virus menularkan ke hewan lain atau ke manusia. Rabies hanya ditularkan oleh hewan positif rabies melalui gigitan. Masa inkubasi rabies dan gejala klinis tergantung dari daerah gigitan sehingga bervariasi. Masa inkubasi rabies akan semakin pendek, makin dekat ke arah kepala. Masa inkubasi akan tampak 21-80 hari setelah digigit hewan positif rabies.

Gejala klinis rabies terdiri dari 3 (tiga) fase, yakni prodromal, eksitasi, dan paralisis. Pertama, fase prodromal, hewan menjadi soliter, ketakutan atau paranoid, ekor akan melipat ke dalam. Selalu mencari tempat gelap karena photophobia. Kesakitan pada saat menelan terutama air atau hydrophobia. Tidak memberikan respon apabila dipanggil oleh pemilik hewan. Kedua, fase eksitasi, hewan menjadi agresif. Secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, akan menggigit hewan lain bahkan manusia atau benda apa saja yang bergerak. Menggigit apa saja termasuk kotoran sendiri, kayu, batau atau tempat makan dan minum hewan. Apabila hewan di kandang, maka akan menggigit besi dan kawat di kandangnya, tapi tidak akan ditelan oleh hewan tersebut. Ketiga, fase paralisis akan mengalami hypersalivasi (mengeluarkan ludah berlebihan). Tidak bisa menelan, karena otot di daerah pipi dan tenggorokan mengalami kelumpuhan. Rahang bawah menggantung dan tak bisa digerakkan.Saat memasuki paralisis ini hewan menjadi lethargie (lemas) dan sangat kecil kemungkinan untuk menggigit, sehingga ada beberapa pemilik menyangka bahwa hewan mereka memakan benda asing (sumber: majalah flona).

Terdapat dua kategori ciri-ciri hewan yang terkena rabies yaitu kategori ganas (Furious Rabies) dan tenang (Dumb Rabies). Hewan kategori ganas cirinya justru hewan tersebut menjadi penakut, hewan menjadi tidak ramah, agresif dan tidak lagi menurut pemiliknya. Ciri lainnya adalah hewan tersebut dapat menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai, hewan tersebut juga menyerang yang ada di sekitarnya, ekornya berada di antara dua paha, nafsu makan hewan tersebut hilang, suara menjadi parau, memakan barang atau benda asing seperti batu, kayu, dan sebagainya, sering kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan. Hewan itu biasanya mati setelah 4-7 hari timbul gejala atau paling lama 12 hari setelah penggigitan. Sedangkan untuk kategori tenang, hewan itu cirinya suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk, kejang-kejang berlangsung sangat singkat dan kadang sering tidak terlihat, mulut terbuka dan air liur keluar terus menerus, tidak dapat mengunyah dan menelan serta tidak ada keinginan menyerang atau mengigit.

Pada manusia yang pernah mendapat gigitan dari hewan penular rabies (anjing, kucing, kera, hewan liar lain seperti srigala, racoon, kelelawar dan ternak seperti sapi) biasanya akan kehilangan rasa nafsu makan, sakit kepala, tidak bisa tidur, demam tinggi, mual atau muntah. Gejala lainnya adalah perasaan takut atau peka terhadap air, suara keras, cahaya dan angin. Air mata dan air liur keluar secara berlebihan, kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan. Pada bagian bekas gigitan ada rasa panas atau nyeri. Setelah ada gejala seperti disebut diatas, maka penderita biasanya akan meninggal 4–6 hari kemudian.