Uhuk...uhuk...uhuk.... Salah memberi obat malah bikin batuk tambah parah. Bagaimana membedakannya agar kita bisa tepat memberi obat?
Batuk sebenarnya refleks dari tubuh untuk mengeluarkan sesuatu di dalam saluran napas, bisa berupa lendir atau benda. Jadi, sebenarnya batuk merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak mengenakkan dalam tubuh, yang dapat menghalangi saluran napas. Refleks batuk sejatinya memang harus dimiliki setiap orang. Kalau seseorang tidak memiliki refleks batuk, malah berbahaya. Ia tidak dapat mengeluarkan apa yang membuat saluran napasnya tersumbat.
Kita perlu mengenali batuk yang diderita anak agar tak salah memberi obat. Bahkan ada juga batuk yang sembuh sendiri tanpa harus minum obat. Yuk kita simak penjelasan dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) dari Sub. Bagian Alergi-Imunologi Bagian Kesehatan Anak FKUI/RSCM kepada Santi Hartono.
BATUK ALERGI
Batuk karena alergi sering dikaitkan dengan asma. Penyebabnya antara lain karena tidak tahan terhadap alergen (zat yang dapat merangsang tubuh untuk bereaksi). Misalnya, asap rokok, kapuk, debu rumah, karpet, binatang peliharaan dan lain-lain. Bisa juga alergi pada makanan/minuman tertentu, seperti es, cokelat, kacang tanah, tomat, atau makanan ringan yang banyak mengandung pengawet dan penyedap rasa. Kecapekan juga bisa memicu asma.
Pada anak yang menderita asma, saluran napasnya menyempit karena otot-ototnya mengerut, saluran napasnya bengkak, atau produksi lendirnya banyak.
Ciri-cirinya:
* Umumnya muncul atau intensitas menguatnya di malam hari atau menjelang pagi. Mengapa demikian? Di dalam tubuh kita terdapat hormon kortisol yang sebetulnya berguna untuk mengatasi alergi atau stres. Di waktu malam hormon ini berada pada kadar serendah-rendahnya. Secara fisiologis, kadar hormon manusia memang lebih rendah di malam hari (sirkulasi diurnal/sirkadian). Hal ini sebenarnya wajar mengingat pada malam hari adalah waktu beristirahat sehingga level hormon memang tidak perlu tinggi. Nah, pada orang yang mempunyai riwayat alergi, hal ini bisa mengganggu. Makanya batuk karena asma sering kambuh di waktu-waktu tersebut.
* Terjadi pada saat cuaca sedang dingin. Umumnya batuk muncul pada penderita alergi yang alergennya adalah udara dingin.
* Batuknya disertai mengi (tarikan napas yang berbunyi ngik...ngik...)
* Dahak yang keluar berwarna putih bening dan cair.
* Tidak disertai demam atau pilek.
* Sebelumnya memang penderita alergi atau ada riwayat alergi di dalam keluarganya.
* Tidak menular.
Solusi:
- Menghindari pemicu alergi.
- Jika anak jadi batuk karena asmanya kambuh, dokter akan membekali obat yang dapat melebarkan saluran napas (bronchodilator). Jika perlu, diberi obat yang dapat mengurangi bengkak pada saluran napas (inflamasi). Bila ternyata batuknya disertai infeksi, tentu saja infeksinya itu harus diobati dengan antibiotik.
BATUK KARENA INFEKSI NAPAS ATAS
Penyakit infeksi saluran napas atas paling menonjol muncul di musim hujan akibat virus dan bakteri yang tumbuh lebih subur pada musim ini. Penyakit ini bersifat mendadak. Penyebabnya, virus influenza dan virus-virus common cold yaitu selesma/pilek/flu. Biasanya batuknya disertai demam, persendian nyeri (tubuh terasa pegal-pegal) dan pilek.
Batuk pada saluran napas atas sebenarnya tak perlu dikhawatirkan karena merupakan mekanisme alamiah tubuh akibat ada benda asing/kuman masuk ke saluran napas. Terjadi pilek karena adanya lendir yang menyumbat di saluran napas, sehingga udara yang keluar-masuk terganggu. Lendir harus dibersihkan dengan jalan batuk. Hanya saja, terkadang batuknya kering sehingga mengganggu tidur anak. Kalau sangat mengganggu ia boleh diberi obat penekan batuk.
Ciri-cirinya:
* Batuk terdengar lebih ringan. Misalnya, karena flu, amandel, atau radang tenggorok. Karenanya, bunyi batuknya terdengar di tenggorokan.
* Intensitasnya hanya sesekali terdengar, namun bisa berlangsung cukup lama sepanjang infeksinya belum hilang. Misalnya satu-dua minggu.
* Bisa menular melalui droplet (titik air yang mengandung virus). Saat batuk, sebagian virus akan menempel di tangan anak. Bila anak ini menyentuh tangan anak lain yang tidak sakit, kemudian anak yang tidak sakit ini mengusapkan tangannya yang sudah terkontaminasi ke hidungnya, maka ia sudah memasukkan patogen ke area dimana patogen ini bisa berkembang biak.
* Karena adanya infeksi, batuk mengeluarkan dahak yang berwarna dan kental yang menandakan adanya kuman.
* Timbul akibat pilek dan influenza. Sering kali disertai demam.
Solusi:
* Infeksi yang disebabkan virus tidak memerlukan antibiotik. Batuk semacam ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 3 atau 5 hari. Bila tidak disertai demam, cukup memberikan banyak minum dan meminta anak beristirahat. Berikan juga buah-buahan atau suplemen yang mengandung vitamin C. Bila disertai demam tinggi, apalagi tenggorokan tampak memerah dan panas, segeralah dibawa ke dokter untuk diberi antibotik.
* Untuk meluruhkan dahaknya beri banyak minum. Obat batuk expectorant jika diperlukan boleh diberikan. Setelah minum obat batuk ini, anak umumnya akan lebih batuk. Hal ini disengaja untuk mengeluarkan dahak/lendir. Memang awalnya mengganggu, tapi kalau lendir sudah keluar, dada menjadi lebih enteng.
* Tingkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan asupan makanan bergizi.
BATUK KARENA INFEKSI SALURAN NAPAS BAWAH
Jika daya tahan tubuh anak jelek, kuman menjadi ganas dan bisa sampai ke saluran napas bawah. Inilah yang membuat radang tenggorokan kemudian berkembang menjadi bronkitis dan akhirnya mengakibatkan pneumonia/radang paru.
Bronkitis dan pneumonia merupakan penyakit yang bisa diobati, asalkan dideteksi dengan cepat. Sebaliknya bila tidak diobati, akan terjadi infeksi sekunder/infeksi bakteri plus demam tinggi. Anak bisa sampai sesak napas, wajahnya biru, gelisah, dan tak bisa tidur. Pada kasus seperti ini, biasanya anak perlu dirawat di RS. Pneumonia termasuk penyakit berat yang penyebabnya sangat beragam, bisa karena bakteri, virus, atau lantaran kemasukan cairan/pneumonia aspirasi.
Ciri-cirinya:
* Selain batuk juga ditandai sesak napas atau napas cepat. Tapi yang paling utama adalah sesak napas.
* Intensitas dan bunyinya jarang terdengar tanpa bantuan stetoskop.
* Terlihat ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing) saat menarik napas. Makin berat ia bernapas, makin dalam tarikannya. Pada pneumonia yang sudah berat, anak biasanya tak bisa minum saking sesaknya. Mukanya kebiruan, pucat, serta tangan dan kaki dingin.
* Pada pneumonia sulit saat menarik napas, sedangkan pada bronkiolitis kesulitannya pada saat mengeluarkan napas.
* Pada bronkitis akut biasanya anak akan sering batuk. Awalnya terjadi batuk kering (tanpa disertai sekret/dahak). Selanjutnya batuk menjadi produktif (batuk berdahak). Batuk tersebut semakin memburuk terutama malam hari. Bila semakin banyak dahak yang dihasilkan anak akan mengalami kesusahan membuang dahak tersebut, terkadang anak tersedak dahaknya sendiri ataupun muntah untuk mengeluarkan dahak yang berlebihan.
Solusi:
Penyebabnya kebanyakan infeksi bakteri, maka penderita akan diberi antibiotik. Namun sebenarnya tak semua pneumonia disebabkan bakteri. Hanya saja bila dokter belum bisa mendiagnosis secara pasti apakah disebabkan virus atau bakteri, maka untuk pneumonia diberikan antibiotik. Pada keadaan berat, biasanya juga disertai pemberian bantuan oksigen. Jika pengobatan dilakukan secara dini dan tepat, sebagian besar pneumonia akan sembuh sempurna tanpa gejala sisa.
BATUK SERATUS HARI
Batuk 100 hari juga dikenal sebagai batuk pertusis/rejan atau kinkhoest dan bisa terjadi pada balita. Penyebabnya adalah infeksi kuman Bordetella pertussis. Batuk rejan bisa berlangsung selama dua bulan lebih kalau tidak diobati dengan baik. Gejalanya mirip influenza, yaitu batuk dan pilek ringan serta menurunnya nafsu makan.
Ciri-cirinya:
* Bunyinya seperti batuk pada infeksi saluran napas atas. Ringan dan terdengar di tenggorokan yang dapat berakhir dengan muntah.
* Batuk tidak berhenti-henti/tanpa jeda dan berujung pada tarikan napas yang disertai bunyi (whooping cough)
* Intensitas batuknya hebat sehingga kadang anak sulit menarik napas.
* Batuk tidak berlendir (batuk kering).
Solusi:
Jika batuk tidak ditangani dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi komplikasi. Padahal, batuk rejan sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi DPT sebanyak tiga kali sebelum usia satu tahun. Suntikan ulangan diberikan satu tahun setelah suntikan dasar ketiga dilakukan. Vaksinasi DPT yang pertama telah dianjurkan bagi bayi berusia tiga bulan.
BATUK KRONIK BERULANG
Batuk yang sering muncul disebut batuk kronik berulang. Umumnya akibat batuk yang tidak tertangani atau alergi/asma. Batuk kronik berulang berlangsung lebih dari 14 hari. Pada anak yang lebih besar, dapat disebabkan oleh kuman TB. Sedangkan pada anak yang lebih kecil disebabkan oleh kuman lain.
Ciri-cirinya:
Tergantung penyebabnya. Misalnya, bila penyebabnya infeksi saluran pernapasan atas, tentu cirinya seperti batuk pada infeksi ini.
Solusi:
Batuk kronik berulang harus dicari penyebabnya. Apakah karena asma/alergi, infeksi pada saluran pernapasan atas atau infeksi pada bagian lain, semisal telinga (otitis media). Untuk itu sumber masalahnya harus disembuhkan agar tidak berulang. Bila karena infeksi bakteri, biasanya diberikan antibiotik.
BERI OBAT YANG TEPAT
Bila anak batuk, orangtua boleh saja memberi obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Yang penting, sebelum memberikan obat, orangtua harus tahu dulu penyebab batuknya dan apakah batuk anak berlendir atau tidak.
Jika batuknya disebabkan lendir yang pekat, pilihlah obat batuk peluruh lendir yang bersifat expectorant. Bila batuk kering dan mengganggu berilah obat batuk yang bersifat antitusif.


ANEKA OBAT-OBATAN
* Penurun panas, batuk, dan pilek
Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut.
Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik kulitnya, diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa untuk penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja