Bu, dulu pernah suatu malam waktu saya dan Ayah sedang tidur, tiba-tiba kami berdua mendengar suara misterius di dalam kamar. Sontak, kami pun terbangun dan berusaha mencari asal muasal suara tersebut. Awalnya, kami mengira itu suara AC. Namun, setelah ditelusuri sumber suaranya, betapa kagetnya kami ketika tahu bahwa itu adalah suara si Kecil yang mendengkur. Lho, kok bisa, ya? Padahal, ia kan masih bayi! Memangnya bayi ngorok?

Banner Register
Banner AKP
Banner Register
Banner Pop Up

Dari pengalaman tersebut, saya pun langsung mencari tahu informasi lebih lanjut dengan berkonsultasi ke dokter serta membaca artikel di situs kesehatan. Nah, untuk Ibu yang ingin mengetahui lebih dalam soal kebiasaan tidur si Kecil yang satu ini, hari ini saya ingin membagikan info yang sudah berhasil saya kumpulkan waktu itu. Selamat membaca!

Mengapa si Kecil Mendengkur?

Ternyata Bu, mendengkur sebenarnya merupakan masalah umum yang sering terjadi pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun. Biasanya, hal tersebut terjadi karena saluran pernapasannya sedang tersumbat akibat pilek. Selain itu, kebiasaan ini juga sering terjadi karena di usianya sekarang, saluran pernapasan si Kecil masih sempit. Nanti, seiring dengan pertumbuhan fisik si Kecil, saluran pernapasannya tersebut pun akan berkembang sehingga kebiasaan mendengkur ini berhenti dengan sendiri.

Kapan Kita Harus Waspada?

Artikel Sejenis

Nah, walaupun mendengkur merupakan kebiasaan tidur yang normal bagi si Kecil, tapi dalam beberapa kondisi, kita juga harus tetap waspada, Bu. The American Academy of Pediatrics sendiri menyarankan Ibu untuk selalu menceritakan kebiasaan mendengkurnya kepada dokter si Kecil. Selain itu, jika dengkurannya juga sampai membuatnya kesulitan bernapas dan tersengal-sengal, bisa jadi ada penyumbatan di saluran pernapasannya yang harus diperiksakan ke dokter.

Adakah Efek Jangka Panjangnya?

Nah, saat mencari informasi seputar kebiasaan ini, saya menemukan sebuah artikel menarik dari situs majalah Time. Jadi, berdasarkan hasil studi yang dirilis oleh jurnal Pediatrics, bayi yang sering mendengkur kemungkinan besar akan menjadi hiperaktif di usia 7 tahun nanti. Tak hanya itu, menurut Karen Bonuck dari Albert Einstein College of Medicine, mendengkur juga dapat mengganggu proses restorasi sel otak saat tidur sehingga ikut mempengaruhi proses perkembangan otaknya pula. Salah satunya, karena proses tidur yang terganggu membuat otak tidak bisa menerima oksigen sebanyak yang dibutuhkannya untuk berkembang.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Jika dengkuran si Kecil mulai terasa mengganggu, berikut ini saya punya beberapa tips yang bisa Ibu terapkan untuk si Kecil:

  1. Usahakan untuk membersihkan hidung si Kecil yang tersumbat agar ia dapat bernapas dengan lega saat tidur nanti. Ibu bisa menggunakan alat penyedot lendir (nasal aspirator) khusus bayi yang tersedia di apotek atau menggunakan obat tetes hidung NaCl fisiologis 0,9% yang aman bagi bayi.
  2. Sebelum tidur, Ibu juga bisa mengajak si Kecil mandi air hangat terlebih dahulu. Uap airnya dapat ikut membantu melegakan saluran pernapasan si Kecil yang tersumbat.
  3. Mendengkur juga bisa disebabkan oleh alergi. Oleh karena itu, pastikan area tidur si Kecil terbebas dari debu serta sumber pemicu alergi lainnya.
  4. Mengganti posisi tidur si Kecil juga bisa ikut membantu mengurangi kebiasaan mendengkur si Kecil.

Nah, apakah pertanyaan Ibu seputar kebiasaan tidur si Kecil ini sudah terjawab? Satu tips dari saya, pastikan Ibu selalu berkonsultasi dengan dokter jika melihat ada kebiasaan tidur si Kecil yang terasa janggal, ya. Analisa secara dini tentu dapat mencegah gangguan kesehatan yang lebih besar nantinya. Akhir kata, terima kasih sudah membaca dan semoga si Kecil sehat selalu, Bu!

Konsultasi Gratis dengan Ahli Gizi

Data Ibu

Hanya boleh berupa huruf

Format nomor handphone 08xxxxxxxxxx

  • Password harus memiliki minimal 8 karakter
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf besar
  • Password harus memiliki setidaknya 1 huruf kecil
  • Password harus memiliki setidaknya 1 angka
  • Password harus memiliki setidaknya 1 karakter khusus (misalnya ., *, !, ? atau semacamnya)

Data Anak

Silakan isi data anak atau anak yang termuda.