1. Persiapkan Diri
Ibu bekerja sebaiknya menabung waktu cuti atau libur mereka. Jangan gunakan waktu cuti atau kesempatan libur tersebut untuk hal-hal yang tidak penting. Dengan menabung waktu cuti atau libur, ibu jadi punya kesempatan untuk merawat anak yang sedang sakit tanpa merasa bersalah karena meninggalkan pekerjaan.

Selain itu, ibu bekerja sebaiknya juga sudah bicara pada atasan mereka soal kemungkinan terjadinya anak jatuh sakit ini. Dengan bicara pada atasan, Anda jadi bisa memahami bagaimana sikap mereka atas masalah tersebut. Jika atasan ternyata cukup fleksibel, Anda tentu tidak perlu pusing mengatur waktu cuti, karena bisa jadi atasan mengizinkan Anda bekerja dari rumah. Namun kalau ternyata atasan termasuk orang yang cukup kaku, Anda tentu harus mempersiapkan diri.

Sebagai ibu bekerja, usahakan Anda mengerjakan tugas yang penting di pagi hari. Hal itu agar ketika Anda ditelepon orang rumah atau pihak sekolah di siang hari, yang mengabarkan anak sakit, tugas utama Anda sudah selesai.

Ibu bekerja sebaiknya juga punya orang yang bisa dipercaya untuk mengurus anak, selama ibu belum kembali ke rumah. Orang tersebut bisa saudara, teman, atau tetangga. Berkomunikasilah dengan mereka sejak jauh-jauh hari untuk membahas tugas tersebut. Jangan sampai ketika anak sakit dan Anda masih di kantor, ibu tidak punya orang cadangan yang dapat dipercaya.

2. Cegah Sejak Awal
Saat anak mulai pilek atau batuk, beberapa ibu terkadang menganggap kedua penyakit tersebut bukan masalah berarti. Mereka berharap kedua penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya.

Sebenarnya, yang harus dilakukan ibu adalah melakukan pencegahan sejak awal. Ketika ibu melihat anak mulai bersin-bersin di hari Sabtu pagi, mulai perhatikan kondisinya. Bisa jadi hal itu adalah tanda datangnya virus.

Kalau anak mulai menunjukkan gejala tidak sehat di akhir pekan, ajaklah mereka banyak beristirahat dan minum air putih. Janganlah ibu malah mengajaknya berpergian atau mengizinkannya menonton televisi hingga larut malam.

3. Minta Bantuan
Ibu bekerja bukanlah wanita super. Saat si kecil sakit, Anda pun membutuhkan bantuan orang lain, terutama jika ternyata pekerjaan di kantor benar-benar tidak bisa ditinggalkan.

Berdiskusilah dengan suami soal bagaimana Anda dan dia mengurus anak yang sedang sakit. Meskipun Anda ibu, bukan berarti Anda satu-satunya orang yang bisa ada di samping anak di rumah. Suami pun bisa diandalkan, malah momen itu dapat membuatnya lebih dekat dengan anak.

Kalau ternyata jadwal kerja suami tidak bisa dikondisikan untuk merawat anak sakit, cari cara lain untuk mengganti waktu kerja Anda. Misalnya saja, dengan meminta suami pulang lebih cepat sehingga Anda bisa bekerja di malam hari. Solusi lainnya yaitu dengan memintanya menjaga anak di akhir pekan, sementara Anda menyelesaikan pekerjaan.

Minta bantuan pada keluarga terdekat juga bisa jadi cara lainnya untuk mengurus anak sakit jika memang Anda atau suami benar-benar tidak bisa. Namun sebaiknya Anda sudah memberikan instruksi dan pesan yang jelas pada mereka sebelum meninggalkan anak untuk bekerja.