Berjiwa Pemberontak jika Balita Dipaksa Belajar Calistung

Bunda...saya mendapatkan info nih tentang balita tidak belajar belajar calistung (membaca,menulis, dan berhitung) untuk Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tidak terburu-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa, si anak akan terkena sindrom mental hectic atau berjiwa pemberontak. Fatal juga ya bun akibatnya...silahkan dibaca bun..utk inputan kita, semoga bermanfaat yaa :

"Penyakit itu akan merasuki anak saat kelas 2 atau 3 sekolah dasar (SD). Anak sulit diatur," kata Sudjarwo Singowidjoyo, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal, Kementerian

Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Sabtu (17/7), di Jakarta, terkait dengan rencana peringatan hari anak nasional pada 23 Juli mendatang di Taman Mini Indonesia Indah (TM II), Jakarta.

Oleh karena itu, pengajaran PAUD akan dikembalikan pada khitahnya. Ke-mendiknas mendorong orangtua untuk menjadi konsumen cerdas, terutama denganmemilih sekolah PAUD yang tidak mengajarkan calistung." Saat ini banyak orangtuayang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah PAUD yang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik. Padahal, tidak begitu, apalagi orangtua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan calistung, itu keliru," ucap Sudjarwo.

Menurut Sudjarwo, sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain tanpamembebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung. Dampak memberikan pelajaran calistung kepada anak PAUD akan berbahaya bagi anak itu sendiri.

"Bahaya untuk konsumen pendidikan, yaitu anak, terutama dari sisi mental," ujarnya.

Ia juga beralasan, memberikan pelajaran calistung kepada anak balita dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. "Jadi, tidak main-main itu. Ada namanya mental hectic. Anak bisa men-jadi pemberontak. Kesalahan ini sering dilakukan oleh orangtua yang sering kali bangga jika lulus TK anaknya sudah dapat calistung," katanya.

Untuk itu, Sudjarwo mengatakan, Kemendiknas sedang gencar mensosialisasikan agar PAUD kembali pada fitrahnya. Sedangkan produk payung hukumnya sudah ada, yakni SK Mendiknas No 58/2009. "Surat keputusannya sudah keluar Jadi, sekolah atau lembaga pendidikan anak usia dinitidak boleh sembarangan memberikan pelajaran calistung," ucapnya. Sosialisasi itu telah dilakukanmelalui berbagai pertemuan di tingkat kabupaten dan provinsi.

Maka, Sudjarwo sangat berharappemerintah daerah dapat menindaklanjuti komitmen pusat untuk mengembalikan PAUD pada jalurnya. "Paling penting, pemda kabupaten/kota dapat segera mensosialisasikan di kalangan pengelola sekolah," katanya.

Sementara itu. Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi menilai, calistung merupakan dilema di kalangan orangtua. Lingkungan menuntut anak bisa calistung di bawah usia 5 tahun yang membuatnya mencari sekolah taman kanak-kanak (TK) yang mau mengajarkan hal itu.

"Ketika satu TK diperebutkan orangtua karena mampu membuat anak bisa membaca, hal itu ditirukan sekolah TK lainnya Akibatnya. calistungseakan menjadi jualan bagi TK jika ingin laris, meski hal itu salah," ujarnya.

Untuk menghentikan kebiasaan yang salah itu, menurut Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto, pemerintah harus berani tegas melarang TK atau taman bermain mengajarkan calistung kepada anak. Jika tidak, kondisi ini akan terjadi terus.

"Setiap anak memiliki empat hak dasar. Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan perlindungandalam kerugian dari barang dan produk, termasuk produk pendidikan," ujarnya.

Karena itu, pemerintah sekali lagi harus berani tegas mengembalikan kurikulum TK dan taman bermain ke dunia bermain yang menyenangkan.

"Tak ada hitung-hitungan berat, menulis huruf dan angka. Malah, ada sejumlah TK yang memberi pekerjaan rumah kepada siswanya. Kini saatnya melakukan pembenahan diri," kata Kak Setotegas. Wah..bun jgn main paksa ternyata ya...kasihan anak-anak kita.