Suka Mengatur
oleh Seseorang, 14 Tahun Yang Lalu
Bunda anak kedua saya perempuan berumur 3 tahun. Perkembangannya baik. Dia bisa mengenali tuliasan dari mama, ayah, ibu. Dia juga bisa berhitung angka 1-13, meskipun kadang masih ada angka terlewat. Selain mampu menunjuk/mengenal angka meskipun baru angka 0, 1 dan 2.
Namun akhir-akhir ini dia cepat marah dan arogan. Kalau dia dan sepupunya bermain, anak saya selalu mengatur atau menyuruh-nyuruh padahal usia sepupunya lebih tua. Misalnya, dia bilang, "Kakak masuk ke rumah sandalnya dilepas, jangan naik-naik ke kursi" Kalau kakaknya itu tak mematuhi kata-katanya, dia mendorong bahkan memukul. Kemudian saya menegurnya, "Adek, bukan begitu caranya." Teguran ini membuatnya menangis & marah2.
Begitu pun kalau dia bermain dengan anak tetangga. Ketika membela temannya yang dirugikan, dia mendorong atau memukul anak lain. Saya jadi tidak nyaman kalau mendengar anak saya dibilang nakal, galak, susah diatur, dan keras kepala. Di satu sisi kalau melarangnya bermain, saya takut sosialisasinya kurang. Namun bila dilepas, saya jadi ekstrahati–hati mengawasi gerak geriknya. Sifat mengaturnya juga sering dilakukan saat makan, minum susu, jajan, pakai baju, mandi, maupun tidur. Pertanyaan saya, apakah perilaku suka mengatur, marah, memukul, memang wajar untuk anak usia 3 tahun?
Ada 4 komentar pada diskusi ini
14 Tahun Yang Lalu
Dilihat dari usia si kecil saat ini ia berada pada tahapan usia toddler(batita). Dari pada yang ibu ceritakan kemampuan si kecil sudah baik dimana si kecil sudah bisa berhitung dan mengenali kata-kata yang tertulis. Jika sekarang ini masalah yang timbul adalah masalah ia terlalu suka mengatur, pada usia 3 tahun anak masih berada pada tahapan dimana ia belajar untuk meraih keseimbangan antara keinginan untuk mengontrol lingkungannya dan juga dikontrol oleh lingkungan. Pada usia ini, tampilan perilakunya adalah mereka ingin selalu menjadi yang nomer satu, ingin mendominasi atau mengatur semua orang yang ada di lingkungannya. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Jika ada orang yang memiliki perilaku yang bertentangan dengan keinginan atau cara pandangnya, mereka dapat merespon secara negative. Respon negative ini bisa muncul dengan cara memukul atau mendorong karena mereka belum memiliki keterampilan sosial bagaimana cara untuk mengekspresikan perasaan atau keinginan mereka. Akan lebih baik jika bunda membekali ia dengan keterampilan tersebut dibandingkan melarang anak untuk bermain. Beberapa tips untuk bunda adalah :
1. Contohkan kepada anak saat anda keberatan terhadap suatu tindakan tertentu. Misalnya anda bisa berkata “ adik, mama tidak bisa mendengar dengan jelas saat kamu berbicara sambil teriak”. Hal ini bisa membantu anak untuk terbiasa mengungkapkan keberatannya dengan kalimat terdahulu.
2. Saat si kecil melakukan tindakan mendorong atau memukul, anda harus cepat memberikan feedback bahwa hal tersebut tidak dibenarkan. Katakana apa yang harus ia lakukan sebaiknya jika menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya
3. Buatlah kesepakatan kepada si kecil mengenai aturan bahwa tidak diperbolehkan memukul atau mendorong orang lain. Jika aturan ini dilanggar maka aka nada sangsi misalnya si kecil tidak mendapat jatah dibacakan buku cerita atau menonton tv.
4. Tetap buat aturan mengenai apa yang bisa si kecil lakukan dan mana yang tidak boleh ia lakukan. Hal ini agar ia bisa menyeimbangkan keinginan untuk mengontrol lingkungan dan juga mau mengikuti aturan yang berlaku.
Selamat mencoba
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
Sifat suka mengatur anak lain untuk mengikuti perintahnya, bisa menjadi salah satu ciri bahwa anak ini cerdas dan berjiwa pemimpin. Walaupun demikian, pengarahan dan pengalaman yang dia alami selama masa perkembangannya ikut menentukan apakah kemampuan memimpin bisa dikembangkan ke arah yang positif, menghilang, atau mengarah ke hal yang negatif (misalnya bersikap semena-mena, memanfaatkan orang lain).