Pusing atau sakit kepala bukan hanya dialami orang tua. Bayi dan balita pun dapat mengalami pusing atau sakit kepala. Bedanya, saat orang tua pusing, keluhan bisa langsung saja disampaikan dan tindakan untuk mengatasinya bisa segera dilakukan. Nah, pada bayi dan balita, masalahnya justru pada masih sulit anak mengungkapkan bagaimana persisnya sakit kepala yang mereka alami. Apabila Ayah atau Bunda tak jeli, maka tangisan atau kerewelannya hanya akan ditangkap sebagai tanda bayi atau balita lapar, ingin menyusu, mengantuk atau sekadar minta dipeluk. Padahal jika, segera dapat dikenali, pusingnya si bayi dan balita bisa segera diatasi sesuai penyebab atau sumber sakit kepalanya.

• Menangis atau rewel tanpa sebab (menunjukkan rasa tidak nyaman, gelisah).
• Tidak semangat bermain atau beraktivitas.
• Tidur kurang nyenyak, atau sulit tidur.
• Dahi berkerut.
• Meringis.
• Memicingkan mata.
• Menopang kepalanya.
• Sering memegang kepala, dahi atau menarik-narik rambutnya sendiri sambil menangis.
• Menolak dan rewel apabila berada di ruang yang terang-benderang.
• Tiba-tiba rewel mendengar suara bising.
Pun ketika batita dan balita sudah mulai bicara, orang tua belum tentu dapat menangkap dengan cepat keluhan pusing yang dirasakan anak. Apalagi balita masih sering keliru mengekspresikan perasaan. Yang sakit bagian kepala, malah yang dipegang perut atau dada. Akhirnya, Ayah dan Bunda "sibuk" menebak-nebak keluhan anak. Wah, repot juga ya?! Coba Anda cermati beberapa “sinyal” atau tanda yang disampaikan bayi dan balita untuk memberitahu Anda bahwa ia merasakan sakit atau nyeri di bagian kepala.

Berikut gejalanya:
Macam-macam penyebab pusing:
• Influensa
Gejala khas: pilek, demam
Solusi: Beri parasetamol sesuai usianya (dosis tertera pada kemasan atau konsultasikan dengan dokter). Zat aktif ini membantu mengurangi pusing atau gejala sakit kepala serta menurunkan demam atau temperatur tubuh yang tinggi. Tetap beri makanan dan minuman dalam jumlah cukup dan bergizi. Usahakan agar anak dapat istirahat dengan nyaman dan cukup.
• Infeksi Telinga
Gejala khas: Anak menarik-narik telinga atau mengatakan telinganya sakit, keluar cairan dari telinga, demam, nyeri telinga, pendengaran berkurang, kadang panas, rewel, muntah.
Solusi : Segera ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan)
• Sakit Gigi
Gejala khas: Anak memasukkan tangannya ke mulut, memegang pipi, tidak mau makan (sulit mengunyah), pipi bengkak, mungkin ada demam.
Solusi: Segera ke dokter gigi
• Sinusitis
Gejala khas: Anak menggosok-gosok hidung atau mengeluh hidungnya sakit, demam, flu berat dan berulang-ulang, bengkak dan nyeri di bawah mata.
Solusi: Segera ke dokter THT.
• Gangguan Mata
Gejala khas: Anak mengalami gangguan penglihatan, kurang jelas melihat (indikasinya, saat melihat mata dipicingkan, kepala dijulurkan atau menonton TV terlalu dekat). Kemungkinan juga mengalami rasa tidak nyaman di mata, misalnya kering atau perih. Sakit kepala biasanya juga terjadi setelah melakukan sesuatu yang mengandalkan indera penglihatan seperti membaca, menggambar, atau menonton televisi.
Solusi: Periksa ke dokter mata.
• Alergi
Gejala khas: Disertai hidung berair, mata berair, kerongkongan sakit. Gejala muncul, bisa karena makanan tertentu atau hal lain yang menjadi pencetus alergi. Periksa apa yang dimakan atau dilakukan anak beberapa jam sebelumnya.
Solusi: Pengobatan alergi yang biasa (jika Anda sudah tahu anak memiliki riwayat alergi). Jika baru pertama kali terjadi, bawa anak ke dokter.
• Jatuh atau Terbentur Benda Keras
Gejala khas: Anak muntah spontan menyemprot, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan, tampak mengantuk (respon lambat meski sudah cukup tidur, bayi sulit dibangunkan). Gejala parah adalah kejang, leher kaku, ada kelemahan anggota gerak, sampai koma.
Solusi: Cermati riwayat jatuh sebelumnya. Cek dengan seksama adanya memar, benjolan atau luka berdarah di kepala dan sekitarnya. Apabila anak baru saja jatuh atau terbentur lalu mengeluh pusing, muntah, atau lemas beberapa jam setelahnya, segera bawa ke dokter atau Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit untuk mendapat tindakan darurat. Dikhawatirkan ia menderita gegar otak. Untuk memastikan diagnosis, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan radiologis (rontgen, USG atau CT-Scan). Jika dokter tidak melihat adanya gegar otak tapi anak terus mengeluh pusing, kemungkinan bayi atau balia disarankan untuk dirawat di rumah sakit untuk observasi. Pusing, muntah, kejang serta hilang kesadaran bisa jadi tanda perdarahan otak.