boleh nih dibaca moms...

Kita tentu sudah sering mendengar bahwa DHA (Docosahexaenoic acid), salah satu asam lemak omega-3, merupakan zat esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan saraf otak bayi. Zat ini diyakini dapat mengoptimalkan fungsi otak bayi dan meningkatkan perkembangan kognitif bayi, sehingga bayi menjadi lebih pintar. DHA berperan dalam membangun myelin yaitu sarung pembungkus saraf yang membantu rangsangan saraf elektris di otak agar dapat bergerak lebih cepat. Dengan adanya DHA, jaringan saraf dapat mengantarkan rangsangan saraf ke otak dengan baik dan komunikasi sel-sel otak menjadi lebih efektif.

DHA banyak terkandung dalam ASI (Air Susu Ibu). Menurut beberapa penelitian, bayi yang mendapatkan ASI memiliki konsentrasi DHA yang tinggi pada otaknya. Dan diantara bayi yang mendapatkan ASI, bayi yang disusui lebih lama ternyata memiliki kosentrasi DHA yang paling tinggi pada otaknya.

Bayi perlu asupan DHA tidak hanya selama masa menyusui, melainkan sejak dari periode awal pembentukan otak semasa dalam kandungan. Bagi bayi yang lahir normal, kadar DHA dalam otaknya cukup tinggi. Namun kondisinya agak berbeda bagi bayi premature. Kadar DHA lebih rendah ditemukan pada otak bayi yang terlahir premature. Akibatnya, bayi premature membutuhkan ASI dengan kadar DHA yang lebih tinggi untuk mengimbangi kekurangan DHA tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FDA).

Mengapa DHA lebih rendah pada bayi premature? Bayi premature beresiko mengalami defisit/kekurangan DHA karena bayi premature kehilangan kesempatan lebih lama untuk berada dalam rahim ibu selama masa trimester ketiga. Padahal masa trimester ketiga kehamilan merupakan masa penting bagi DHA untuk membantu perkembangan jaringan otak bayi.

Selain itu, berbagai masalah kesehatan dan sistem pencernaan bayi premature yang masih belum matang sering menjadi penyebab mengapa bayi premature lebih beresiko mengalami kekurangan zat gizi penting bagi pertumbuhannya. Mengingat hal ini, Ibu yang melahirkan bayi premature amat disarankan untuk memberikan ASI kepada sang bayi. Ibu juga harus benar-benar memerhatikan asupan makanan dan gizi selama menyusui untuk mencukupi kebutuhan DHA bayi premature.

Konsumsi makanan yang kaya DHA seperti ikan, telur, daging, dan juga pemberian suplemen DHA bagi Ibu amat diperlukan untuk meningkatkan kadar DHA bayi premature. Suplemen DHA tersebut sebaiknya tidak diberikan selama masa menyusui saja, namun sudah harus dimulai selama masa kehamilan.

Mengapa suplemen? Karena hanya sebagian kecil DHA yang bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh, sehingga kecukupannya harus dipenuhi oleh sumber dari luar. Disamping itu, tidak sedikit Ibu menyusui yang lebih mementingkan kuantitas (jumlah) ASI yang banyak, dibandingkan kualitasnya. Tanpa disadari ternyata mereka juga mengalami defisit DHA karena kurang memerhatikan asupan gizi yang benar selama masa menyusui.

Dalam salah satu jurnal penelitian tentang menyusui disebutkan bahwa ibu yang diberikan suplemen DHA selama masa menyusui dan sejak masa kehamilannya memiliki ASI dengan kadar DHA 12 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan suplemen DHA. Oleh karena itu, pemberian suplemen DHA ini dipandang amat berguna untuk diterapkan bagi Ibu yang memiliki bayi premature guna mencukupi kebutuhan DHA bayi premature. Dalam kondisi seperti ini, Ibu menyusui disarankan mengkonsumsi suplemen DHA sekitar 1000 mg per hari untuk mengoptimalkan perkembangan otak bayi premature.

DHA tidak hanya penting bagi perkembangan kognitif otak bayi, namun juga penting untuk meningkatkan fungsi daya penglihatan bayi. Hal ini amat penting bagi bayi premature karena fungsi dan perkembangan retina matanya masih belum matang.

Tak hanya itu, DHA juga diperlukan untuk menjaga kesehatan mental. Menurut Jurnal of the American Medical Association, bayi premature cenderung lebih beresiko mengalami deficit DHA dan lebih besar kemungkinannya mengalami gangguan mental (retardasi mental). Penyebabnya karena fungsi dan perkembangan otak bayi prematur masih belum cukup matang. Temuan ini terlihat cukup jelas khususnya bagi bayi prematur perempuan.

Melihat kenyataan ini, amat penting bagi Ibu menyusui yang melahirkan bayi premature untuk benar-benar memperhatikan kecukupan DHA dalam ASI nya, agar fungsi otak dan organ tubuh (mata) bayi premature dapat berkembang optimal. Kecukupan DHA tersebut bisa dipenuhi dari sumber makanan yang kaya kandungan DHA dan bila perlu melalui suplemen DHA selama masa menyusui.