Anak tunggal identik dengan kepribadiannya yang manja, egois, dan cenderung kesepian. Benarkan pendapat tersebut?. Berikut hasil riset tentang mitos seputar anak tunggal yang bisa jadi benar atau malah sebaliknya salah total.

Mitos: Anak tunggal agresif dan bossy
Fakta: Meski pada awalnya anak tunggal menggunakan taktik "menguasai" seperti yang biasa mereka lakukan dirumah, namun mereka kan cepat belajar bahwa sikap "menguasai" nya tidak akan berlaku dalam pergaulan dengan teman-temannya. Sebaliknya sikap agresif dan bossy justru akan membuatnya dijauhi. Kecenderungan anak tunggal yang ingin selalu terlibat dan diterima lingkungannya, akan memacu mereka mengubah sikap tersebut.

Mitos: Anak tunggal cenderung lebih pendiam, tidak suka bercanda
Fakta: Sikap pendiam anak bukan didasarkan pada jumlah saudara yang dimilikinya, melainkan lebih kepada kelas sosial ekonominya serta cara pengasuhan dari orangtua dan lingkugnan tempat tinggalnya.

Mitos: Semua anak tunggal punya teman khayalan untuk menemani kesendiriannya.
Fakta: Tidak ada fakta ilmiah yang mendukung mitos tersebut. Sebuah penelitian mengemukakan bahwa kecenderungan memiliki teman khayalan tidak hanya berlaku pada anak tunggal. Orang sakit, cacat, atau mereka yang terisolasi juga cenderung memiliki teman khayalan untuk mengatasi kesendirian, melawan ketakutannya, serta mengalahkan perasaan lemahnya dalam berhubungan dengan orang dewasa atau anak yang lebih tua.

Mitos: Anak tunggal manja
Fakta: Anak tunggal tidak selalu manja, bahkan dalam pergaulan dengan teman, tidak ada perbedaan sikap antara anak tunggal dan mereka yang bersaudara.

Mitos: Anak tunggal Egois
Fakta: Setiap anak pada satu atau beberapa kesempatan akan merasa bahwa dunia berpusat pada dirinnya,sehingga mereka akan melihat dari satu sisi saja. Namun, seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaannya mereka akan mulai melihat dari sisi oranglain. Dengan ketiadaan saudara, menggali sikap berbagi sejak dini menjadi tugas orangtua.

Mitos: Anak tunggal mau menang sendiri
Fakta: Anak bersaudara cenderung lebih ingin menunjukan sikap lebih berkuasa dibandingkan anak tunggal. Hal tersebut disebabkan sejak kecil mereka dipaksa untuk saling berbagi dengan saudaranya baik berbagi mainan, televisi, hingga perhatian orangtua. Untuk itu mereka dituntut untuk saling berkompetisi memenangkan persaingan tersebut. salah satu caranya yaitu dengan berteriak agar ia lebih didengar orangtuanya dibandingkan saudaranya. Semetara anak tunggal akan selalu didengar oleh orangtuanya, oleh sebab itu mereka akan cenderung lebih tenang dibanding mereka yang punya saudara.

Mitos: Anak tunggal selalu tidak mandiri
Fakta: Ketiadaan saudara membuat anak tunggal tidak punya tempat untuk bergantung, selain itu arahan dari orangtua juga akan membuat anak tunggal justru lebih mandiri dari mereka yang punya saudara.

Mitos: Anak tunggal terlalu cepat dewasa
Fakta: Anak dengan saudara akan lebih sering berinteraksi dan berbicara dengan saudaranya dibandingkan orangtuanya. Sementara, anak tunggal akan lebih sering berinteraksi dengan orangtuanya, sehingga menjadikan orangtuanya sebagai role model utama. Dengan demikian ia akan meniru perilaku orangtuanya dari gaya bicara hingga dan kemampuan beralasan yang dimiliki orang dewasa. Hal tersebut yang dibutuhkan bagi masa pertumbuhannya yang penuh dinamika dan menjadi hal yang bagus tentunya.

Meski mitos-mitos diatas dan mitos lainnya banyak berkembang dimasyarakat, namun bukan berarti kita menelannya mentah-mentah. sebaiknya kenali anak tunggal kita sebaik mungkin agar kita tak terjebak dalam mitos-mitos itu y bunda..