Banyak orang yang suka bingung mengapa susu tidak boleh diminum bersamaan dengan obat. Kedengarannya memang seperti mitos, namun kalau dipikir-pikir agak masuk akal juga. Jadi bagaimana yang benar?

Beberapa obat memang dilarang dicampur susu, terutama obat atau antibiotik. Karena kalsium yang dikandung dalam susu bisa membentuk ikatan dengan zat-zat dalam beberapa obat dan meghalangi penyerapan oleh lambung.

Contohnya adalah tetrasiklin, zat yang biasa ada dalam antibiotik untuk obat flu. Akibatnya meski sudah minum obat tapi efeknya seperti tidak minum apa-apa.

Tapi jangan salah tidak semua obat seperti itu, ada juga yang boleh bahkan dianjurkan diminum bersama susu. Contoh obat tersebut adalah NSAID, Non Steroidal Anti Inflammatory Drug. Nama pasaran yang terkenalnya adalah adalah aspirin dan ibuprofen.

Alasannya adalah obat-obatan tersebut bersifat lypophylic, alias mudah larut dalam lemak. Oleh itu susu justru bakal membantu menghantarkannya ke jantung dan tempat yang memerlukan dengan cepat. Biasanyaobat-obat seperti ini dianjurkan untuk diminum dalam 30 menit sesudah makan.

Namun bagaimana dengan jus, kopi atau teh bolehkah diminum dengan obat-obatan? Jenis minuman tersebut malah tidak boleh diminum bersamaan dengan obat. Pasalnya, di dalam rasanya yang enak itu terkadung berbagai zat seperti vitamin C, kafein, dan tannin yang bisa bereaksi dengan obat oral kita. Oleh iotu lebih baik memilih yang netral saja yaitu air putih karena tidak mengandung apa-apa yang bisa bereaksi dengan obat.

Selain itu air putih akan membantu melarutkan obat dalam lambung sehingga lebih mudah diserap. Lebih baik lagi kalau airnya hangat, proses pelarutan akan lebih cepat. Obat yang ditelan begitu saja tanpa air putih bisa menempel di suatu tempat tertentu di lambung dan menyebabkan iritasi lambung juga.

Oleh karena itu, lebih baik obat diminum bersama air putih. Minuman lain seperti kopi, sebaiknya diminum satu jam setelahnya, ketika sudah tidak ada lagi sisa obat di lambung.