Tanggapi fase ini dengan sikap positif:

* Tunjukkan tempat-tempat bersembunyi yang tidak berbahaya. Bukan di dalam lemari, di balik kulkas atau di tempat yang banyak terdapat kabel. Tunjukkan di balik pintu, di bawah meja makan dan kolong kursi atau kolong tempat tidur dan kardus bekas sebagai tempat aman untuk bersembunyi.
* Ajak anak main petak umpet. Awalnya balita akan merasa dia sudah bersembunyi dengan cara menutup matanya. Untuk meningkatkan pemahaman anak tentang konsep bersembunyi, berilah contoh aneka cara bersembunyi dan lakukanlah bersama balita berkali-kali. Tak perlu merasa bingung ketika si kecil bersembunyi di tempat yang sama berulang-ulang. Bagi dia, ketika ada yang menemukannya di tempat itu, saat itulah dia akan merasa telah bersembunyi dengan “sukses”, tanpa menyadari kalau tempat yang sama membuat orang lebih mudah mencarinya.
* Periksa dan bersihkan secara berkala tempat-tempat yang sering dijadikan tempat persembunyian anak. Tempat itu bisa menjadi wilayah pribadi anak untuk menyembunyikan makanan yang tidak dia suka, atau benda-benda koleksinya seperti batu atau daun-daun yang dia pungut dari luar.
* Lepaskan kunci dari pintu kamar, karena bisa saja anak bersembunyi di dalam kamar, menguncinya dari dalam dan tidak dapat membukanya lagi.
* Sesekali cobalah masuk ke tempat-tempat persembunyian anak untuk “menikmati” dan mengetahui kondisi keamanan tempat tersebut.
* Sesekali ajak anak bermain petak umpet di halaman rumah, yang memberikan tantangan untuk mencari tempat persembunyian. Undanglah beberapa teman sebayanya ajak beberapa anggota keluarga. Mintalah anak-anak yang lebih besar untuk membimbing anak-anak yang lebih kecil dalam melakukan permainan. Namun, tentu saja sebagai orang tua, semuanya harus tetap di bawah pengawasan Anda.