Anak saya yang pertama, 3,9 thn setiap kali pulang bermain, kosakatanya selalu bertambah, dan dia mulai bicara jorok dan tidak sopan terhadap yg lebih tua. Dan ternyata dia meniru omongan tersebut dari teman bermainnya, padahal temannya tersebut punya ibu yang berprofesi sebagai guru TK, dan sering tidak percaya kalau anaknya nakal atau suka bicara jorok.
Bagaimana mengatasinya, karena tidak mungkin juga saya melarang dia untuk bermain di luar....
Betul Bunda, tak mungkin kalau melarang anak main di luar, apalagi kalau kita sendiri tak bisa mengikuti anak kita, misalnya karena kita bekerja. Tapi asal Bunda tahu saja nih, belum tentu anak betul-betul mengerti arti kata yang dia ucapkan. Seringkali anak menikmati reaksi orang terhadap kata yang dia ucapkan dan jadi cenderung mengulanginya. Karena kebutuhan utama anak adalah perhatian, sudah tentu reaksi kaget atau marah dari orangtua jadi targetnya. Jangan dikira anak tak suka dimarahi, beberapa anak tertentu yang jarang mendapat pujian biasanya lebih suka dimarahi daripada diabaikan alias dicuekin.
Artinya nih, kalau Bunda mau mengurangi frekuensi anak berkata yang jorok, lebih baik Bunda berusaha berlatih reaksi muka untuk menghadapi anak yang bicara aneh-aneh ini. Usahakan reaksi Bunda adalah tetap tenang seakan-akan tak mendengar apapun yang dia katakan. Begitu pula orang lain di sekitar anak, usahakan agar anak melihat bahwa semua orang mengabaikan saja si anak. Karena tak ada respon, mungkin saja anak akan berusaha lebih keras menarik perhatian Bunda, misalnya dengan meneriakkan kata-kata itu. Tapi tetaplah konsisten, tetap berusaha untuk mengabaikan perilakunya.
Setelah itu, mulailah bicara biasa saja, langsung alihkan pembicaraan ke topik yang lain, sehingga anak memang tak punya kesempatan untuk mengatakan berbagai kata jorok tadi. Ketika anak dilibatkan dalam pembicaraan yang dialihkan itu, tanggapilah secara serius atau seru. Dengan begitu akan sangat jelas bagi anak bahwa Bunda tak tertarik pada omongan jorok anak, tapi lebih tertarik untuk membicarakan hal-hal lain yang lebih sopan.
Kalau bicara joroknya di depan orang lain (misalnya depan mertua, yang kemudian akan membuat Anda diomeli mertua), ada baiknya anak langsung diajak menyingkir agar tak sampai harus dimarahi orang-orang. Bukannya tak boleh dimarahi, tapi kalaupun dimarahi, dia belum tentu mengerti. Selain itu kalau tujuan anak melakukan itu adalah supaya dimarahi, justru anak akan berusaha mengulanginya. Nah setelah sampai di luar, ajak saja anak melakukan hal lain, sehingga langsung mengalihkan dia dari omongannya itu.
anak usia sekitar tiga tahun itu biasanya suka membantah ibu, kalau ingin mengarahkan sebaiknya jangan melarang secara langsung, kalau anak sedang bicara jorok coba tanyakan artinya bun, soalnya pengalaman anak saya pernah bicara jorok juga dan ketika saya tanyakan artinya dia tidak tahu bun, kemudian saya beri tahu artinya itupun sebatas kontek penalaran anak dan saya beri pengertian bahwa bicara seperti itu tidak baik, anak pun perlahan bisa mengerti ,saya setuju dengan pendapat mama riza, dengan mengajak teman-teman anak kita untuk main dirumah kita lebih mudah mengontrol anak.
Bunda anak bicara jorok atau berlaku tidak sopan karena meniru anak lain memang buat sebel. Sebaiknya anak bunda tidak usah bermain diluar tetapi ajak teman-temannya main dirumah bunda, jadi bunda bisa mengawasi tingkah laku mereka. Apabila ada yang ngomong jorok atau berlaku nggak sopan, bunda bisa beri pengertian ke mereka, lambat laun kebiasaan jelek mereka akan hilang.
untuk anak seumur itu adalah masa mencoba, jadi apa pun yang dilakukan menurutnya adalah benar... tetapi ada baiknya bunda mulai dari umur ini mulai membiasakan untuk memberikan informasi atau memberi nasihat kepada anak, mana yang baik dan yang jelek... dengan daya talar n cara pemahaman mereka lambat laun mereka akan mengerti... hanya saja perlu sedikit sabar untuk menghadapinya, karena mengajari anak yang masih kecil tidak semudah yang kita bayangkan...
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
14 Tahun Yang Lalu
15 Tahun Yang Lalu
Artinya nih, kalau Bunda mau mengurangi frekuensi anak berkata yang jorok, lebih baik Bunda berusaha berlatih reaksi muka untuk menghadapi anak yang bicara aneh-aneh ini. Usahakan reaksi Bunda adalah tetap tenang seakan-akan tak mendengar apapun yang dia katakan. Begitu pula orang lain di sekitar anak, usahakan agar anak melihat bahwa semua orang mengabaikan saja si anak. Karena tak ada respon, mungkin saja anak akan berusaha lebih keras menarik perhatian Bunda, misalnya dengan meneriakkan kata-kata itu. Tapi tetaplah konsisten, tetap berusaha untuk mengabaikan perilakunya.
Setelah itu, mulailah bicara biasa saja, langsung alihkan pembicaraan ke topik yang lain, sehingga anak memang tak punya kesempatan untuk mengatakan berbagai kata jorok tadi. Ketika anak dilibatkan dalam pembicaraan yang dialihkan itu, tanggapilah secara serius atau seru. Dengan begitu akan sangat jelas bagi anak bahwa Bunda tak tertarik pada omongan jorok anak, tapi lebih tertarik untuk membicarakan hal-hal lain yang lebih sopan.
Kalau bicara joroknya di depan orang lain (misalnya depan mertua, yang kemudian akan membuat Anda diomeli mertua), ada baiknya anak langsung diajak menyingkir agar tak sampai harus dimarahi orang-orang. Bukannya tak boleh dimarahi, tapi kalaupun dimarahi, dia belum tentu mengerti. Selain itu kalau tujuan anak melakukan itu adalah supaya dimarahi, justru anak akan berusaha mengulanginya. Nah setelah sampai di luar, ajak saja anak melakukan hal lain, sehingga langsung mengalihkan dia dari omongannya itu.
Selamat mencoba Bunda!
15 Tahun Yang Lalu
15 Tahun Yang Lalu
15 Tahun Yang Lalu