mengasah bakat seni anak
Orangtua menjadi kunci utama dalam upaya mengasah dan memupuk bakat anak. Sebab, bakat yang dimiliki anak berpotensi membantu si buah hati menjalani kehidupannya kelak.

Setiap individu yang dilahirkan memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda. Ada anak yang berbakat dalam hal seni, menulis, olahraga, dan lain sebagainya. Dalam hal ini peranan orangtua dalam memupuk bakat anak sejak usia dini agar berkembang secara optimal adalah sangat penting karena dengan memiliki jiwa seni yang tinggi, misalnya anak menjadi lebih cerdas dan kelak akan bermanfaat bagi pengembangan kehidupan si anak di masa depannya.

Saat ini anggapan bahwa tingkat kecerdasan anak hanya diukur dari kemampuan mengerjakan soal matematika atau pelajaran eksakta dibanding pelajaran lainnya atau disebut intelligence quotient (IQ) sudah ketinggalan zaman. Tingkat intelektualitas juga diukur dari tingkat spiritualitas (spiritual quotient/SQ) dan emosionalnya (emotional quotient/EQ).

Dan bakat seni merupakan upaya untuk meningkatkan sisi SQ dan EQ anak. Memang, harus disadari bahwa seorang anak mempunyai tingkat kecerdasan dan bakat, serta minat yang berbeda-beda. Bahkan kemampuan itu tidak sama seperti bakat yang dimiliki orang tuanya. Karena itu, orangtua yang suka memaksa agar anaknya menjadi anak yang dicita-citakan orangtuanya, tanpa peduli dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki si buah hati merupakan perlakuan yang salah.

Contohlah apa yang dilakukan Titin Suparya, 35. Anaknya, Fauziah Nada Riyanto, 11, sejak kecil sudah hobi melukis. Bahkan, saat duduk di bangku TK, dinding rumahnya habis dicoret-coret oleh anaknya itu. Tidak hanya dinding, di buku tulis Fauziah juga tidak ada ruang kosong kecuali gambar dari tangannya sendiri.

Alih-alih memarahi, Titin malah senang.
Gambar anaknya tersebut meskipun masih belum berbentuk tetapi terlihat indah. Dia berusaha memahami bahwa anaknya memang memiliki bakat untuk melukis. Pada saat TK itu pun dia mulai memberikan arahan anaknya agar lebih serius menekuni bakatnya tersebut.

“Saya ajarkan dia melukis yang benar, belajar juga sama seorang perupa. Dia juga saya ikutkan lomba mewarnai dan sebagian besar menang,” tuturnya bangga.

Kini, sudah sekitar 200 piala dan piagam penghargaan lomba lukis sudah menghiasi rumah mereka. Tidak hanya itu, Fauziah juga termasuk anak yang cerdas. Meskipun bakat seninya menonjol, namun kemampuan pelajaran akademis lainnya juga jago.

Tidak heran, saat duduk di bangku SD di SDN 20 Bengkulu, juara kelas dan juara umum selalu diraihnya. Fauziah juga sempat mengikuti olimpiade pelajaran eksakta dan berhasil menggondol medali. Titin mengaku, dirinya tidak mau memaksakan kehendak pribadi akan seperti apa anaknya kelak dewasa nanti. “Terserah dia mau jadi apa, yang terpenting memberikan yang terbaik,” tandasnya.

Saat menekuni seni, Titin mengemukakan banyak dampak positif yang diterima anaknya tersebut.
Di antaranya lebih kreatif, bebas berekspresi, makin peka, dan menumbuhkan kepercayaan diri. Karena kemampuannya itu juga, Fauziah juga mendapatkan teman yang banyak dan tidak bermasalah di pergaulannya.

Berbeda dengan Titin, Wesli, 50, memiliki anak yang berbakat di bidang musik. Dia mengaku, kemampuan buah hatinya itu memang diturunkan dari dirinya yang memang hobi bermain musik.
Meski begitu, Wesli tidak serta-merta mencekoki anaknya itu untuk bisa menekuni musik.

Kemungkinan, Farly Andharesi, 13, hanya mengamati ayahnya itu saat berlatih. “Dia melihat saya bermain musik, makanya mungkin jiwanya sudah suka. Makanya umur 5 tahun dia minta diajarkan musik yaitu main piano. Dan saya juga mengundang guru musik,” tuturnya.

Selain bermain musik, Farly juga piawai mengolah vokal dan menciptakan lagu. Saat ini sudah sekitar 15 lagu yang sudah dia ciptakan.

Tema lagunya berbeda-beda tergantung apa yang terlintas di kepalanya saat itu. “Ada yang persahabatan, keluarga, lingkungan hidup, cinta Tanah Air, dan banyak lagi,” kata Farly asal Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Karena bakatnya itu, Farly berhasil membawa pulang banyak hadiah dari perlombaan di bidang musik, baik menyanyi maupun mencipta lagu.

Fauziah Nada Riyanto dan Farly Andharesi merupakan salah satu bakat-bakat muda dan cerdas yang merupakan mutiara penerus bangsa. Kebetulan keduanya merupakan salah satu pemenang Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional 2010.
Fauziah menjadi pemenang pertama di kategori lomba lukis SD. Sementara, Farly pada kategori lomba cipta lagu SMP.

Pelaksanaan lomba dan pengumuman pemenang telah diselenggarakan pada Senin (26/7) lalu di Istana Kepresidenan Tampak Siring, Gianyar, Bali. Acara yang merupakan kerja sama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bersama Kementerian Pendidikan Nasional ini juga dihadiri oleh residen Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta Ibu Ani Yudhoyono.

Turut hadir mendampingi Presiden, di antaranya Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh,Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono, Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Menteri Negara BUMN Darwin Zahedi Saleh, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi.

Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional 2010 merupakan upaya optimal dari pemerintah dalam memahami pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian guna membangun karakter bangsa, khususnya pengembangan karakter bangsa sejak dini. Kegiatan ini merupakan yang kelima kalinya diselenggarakan.

Tema yang diambil tahun ini adalah “Kenali dan Cintai Budaya Negerimu”, di mana anak-anak diajak memahami, memaknai, serta mencintai keindahan dan keelokan negeri ini. Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional 2010 diikuti oleh 231 peserta hasil seleksi tingkat provinsi. Setiap provinsi diwakili satu peserta yang terdiri atas 99 anak SD dan 132 pelajar SMP.

Dalam sambutannya, Presiden SBY meyakini bangsa ini tidak akan pernah mengalami krisis seniman dan budayawan besar di masa mendatang. Hal itu karena dia menilai besarnya potensi dan bakat anak-anak Indonesia di bidang kesenian dan kebudayaan.

okezone.com