Anak-anak tidak memiliki keterampilan sosial saat dilahirkan. Wajar jika mereka untuk memulai dengan pola pikir siapa kuat siapa dapat. Itulah sebabnya Anda harus mengajari mereka cara bertindak yang benar dan aman ketika Anda bersama mereka maupun ketika Anda tidak bersama mereka. Intinya, tugas Anda adalah menanamkan ingatan untuk menjadi "warga yang baik" di benak mereka (Freud menyebutnya superego) yang akan mengingatkan mereka bagaimana seharusnya mereka berperilaku.
Berikut adalah prinsip-prinsip dlm mendisiplinkan batita.

1 BERSIAPLAH MENGHADAPI SAAT-SAAT SULIT. Situasi dan waktu tertentu dapat memicu perilaku buruk. Situasi Nomor #1: peralihan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya (bangun tidur, pergi tidur, berhenti bermain untuk makan malam). Beritahukan sebelumnya kepada anak Anda agar dia lebih siap untuk berganti aktivitas ("Setelah selesai membangun satu menara lagi, kita makan ya").



2 PILIH PERTARUNGAN ANDA. Jika Anda mengatakan tidak sebanyak 20 kali dalam sehari, ucapan Anda tidak akan mempan lagi. Prioritaskan perilaku ke beberapa bagian, besar, sedang, dan yang bisa diabaikan. Meminjam istilah Starbucks, ada Venti (kecil), Grande (sedang), dan Tall (besar). Jika Anda mengabaikan rengekan kecil - si kecil berteriak setiap kali Anda memeriksa email - lama-lama dia akan berhenti sendiri, karena dia menyadari bahwa tingkahnya itu tidak mempan bagi Anda.



3 SIAPKAN PAYUNG SEBELUM HUJAN. Pepatah ini memang terdengar klasik, tapi mudah untuk dilakukan. Ciptakan lingkungan yang ramah anak di rumah Anda dan sikapi secara wajar. Jika Anda menyingkirkan semua koleksi kristal dari meja, maka anak Anda tidak akan tergoda untuk melemparkannya ke TV. Jika Anda sekeluarga akan bersantap malam di luar rumah, pergilah lebih awal agar Anda tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan tempat duduk yang kosong.


4 KATAKAN DENGAN SINGKAT DAN LEMBUT. Ucapkan kalimat singkat, misalnya "Tidak boleh memukul." Perintah ini jauh lebih efektif ketimbang "Nak, kamu tahu kan, bahwa memukul anjing itu tidak baik." Anak Anda tidak akan mendengarkan ucapan Anda sampai tuntas. Dia hanya mendengar "kamu tahu."


5 ALIHKAN DAN ARAHKAN. Anda pasti melakukan ini sepanjang hari. Tetapi, apabila Anda mencoba membuat anak Anda tertarik dengan kegiatan yang berbeda, dia hanya akan tertarik sesaat saja, setelah itu dia akan segera kembali mengerjakan yang dilakukan sebelumnya hanya untuk mengetahui apakah Anda akan memperbolehkannya. Jangan menyerah. Meskipun anak Anda membuka seluruh rol tisu di kamar mandi untuk kesepuluh kalinya pada hari itu, ajaklah dia keluar dari kamar mandi dengan cara yang tenang, lalu tutup pintu kamar mandinya.


6 PERKENALKAN KONSEKUENSI. Anak Anda harus belajar tentang konsekuensi yang wajar atas perilakunya - atau yang dikenal sebagai sebab dan akibat. Contohnya, jika dia memaksa untuk memilih sendiri piyamanya (yang akan memakan waktu sangat lama), dia berarti juga memilih untuk tidak akan membaca buku cerita sebelum tidur. Sebab: Berlama-lama memilih piyama = Akibat: Tidak ada waktu untuk membaca. Lain kali, dia mungkin akan memilih piyamanya lebih cepat, atau membiarkan Anda memilihkan untuknya.


7 JANGAN MUNDUR DEMI MENGHINDARI KONFLIK. Kita semua tidak suka menjadi orang yang merusak acara, tetapi Anda tidak boleh menyerah begitu saja hanya karena ingin menghindari keributan di tempat belanja. Jika Anda memutuskan bahwa anak Anda tidak boleh membeli sereal yang dilihatnya di TV, berpeganglah teguh pada keputusan Anda itu. Kelak, Anda akan merasa senang Anda telah melakukannya.


8 ANTISIPASI TINGKAH ANAK UNTUK MENARIK PERHATIAN. Ya, malaikat kecil Anda akan bertingkah apabila perhatian Anda tercurah kepada hal lain (menyiapkan makan malam, berbicara di telepon). Oleh sebab itu, penting untuk menyediakan hiburan (mainan favorit, camilan). Kisah Nyata: Anak saya menyantap makanan anjing ketika saya sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Pelajaran bagi Anda: Jika Anda tidak menyediakan sesuatu untuk si kecil ketika Anda sibuk, dia akan mencari sesuatu - dan akibatnya mungkin tidak menyenangkan.


9 FOKUS PADA PERILAKU, BUKAN PADA ANAK ANDA. Selalu katakan bahwa perilaku tertentu itu buruk. Jangan sekali-kali mengatakan bahwa anak Anda nakal. Anda ingin dia mengetahui bahwa Anda mencintainya, tetapi Anda tidak suka dengan cara dia bertingkah saat ini.


10 BERIKAN PILIHAN KEPADA ANAK ANDA. Ini akan membuatnya merasa bahwa dia punya hak untuk memilih. Namun, pastikan bahwa Anda tidak menawarkan terlalu banyak pilihan, dan bahwa semua pilihan adalah apa-apa yang Anda inginkan untuk anak Anda, misalnya, "Terserah kamu: kamu boleh mengenakan sepatu dulu, atau ikat pinggang dulu."


11 JANGAN MEMBENTAK. Cukup ubah nada suara Anda. Bukan soal kerasnya suara, tetapi nada Andalah yang bisa menyampaikan maksud Anda.


12 PERHATIKAN SAAT ANAK ANDA BERSIKAP BAIK. Jika Anda memuji anak Anda ketika dia bertingkah-laku baik, dia akan lebih sering melakukannya - dan kecil kemungkinannya dia akan berperilaku buruk hanya untuk menarik perhatian Anda. Ketegasan yang positif merupakan pupuk untuk menumbuhkan superego.


13 LANGSUNG BERTINDAK. Jangan menunda-nunda untuk mendisiplinkan si kecil. Dalam waktu lima menit dia sudah lupa, mengapa dia menghadapi masalah setelah bertingkah-laku buruk.


14 JADILAH PANUTAN YANG BAIK. Jika Anda tetap tenang meskipun dalam tekanan, anak Anda akan menirunya. Dan jika Anda marah-marah ketika Anda kesal, pasti anak Anda akan melakukan hal yang sama. Dia mengamati Anda, dan selalu memperhatikan.


15 JANGAN PERLAKUKAN ANAK ANDA SEOLAH-OLAH DIA SEORANG DEWASA. Dia memang tidak ingin mendengar ceramah dari Anda - dan tidak akan mampu memahaminya. Jika lain kali dia membuang spagetinya, jangan langsung memberikan ceramah soal "Kamu Tidak Boleh Menyia-sia Makanan". Dengan tenang, cukup bawa dia keluar dari dapur untuk malam itu.


16 GUNAKAN WAKTU JEDA - MESKIPUN PADA USIA DINI. Anda bisa menyebutnya apa saja, kursi nakal, waktu jeda, atau lainnya sesuka Anda. Yang penting hentikan dia dari permainannya, dan jangan beri dia perhatian selama satu menit untuk setiap tahun dari usianya. Misalnya, usianya tiga tahun, maka dudukkan dia di kursi nakal dan jangan beri perhatian selama tiga menit. Tindakan Anda untuk tidak memperhatikannya selama beberapa menit adalah cara paling efektif untuk membuatnya memahami maksud Anda. Secara realistis, anak di bawah usia 2 tahun tidak suka duduk di sudut atau di kursi - karena itu biarkan jika mereka menendang-nendangkan kaki dan berteriak-teriak. (Namun, Anda harus memastikan bahwa lokasi waktu jeda ini aman.) Gunakan waktu jeda hanya untuk perilaku yang benar-benar tidak pantas - jika anak Anda menggigit lengan temannya, misalnya - dan gunakan waktu setiap kali anak Anda melanggar.


17 JANGAN BERUNDING DENGAN ANAK ATAU MENJANJIKAN SESUATU. Jangan katakan sesuatu seperti, "Kalau sikap kamu baik, saya akan membelikan boneka yang kamu inginkan." Jika Anda menjanjikan sesuatu agar si anak bertingkah-laku baik, maka Anda akan menciptakan anak usia 3 tahun yang akan selalu berusaha menjual perilaku baiknya demi imbalan.


18 UBAH STRATEGI ANDA SEIRING WAKTU. Strategi yang berhasil ketika anak Anda berusia 15 bulan, belum tentu akan berhasil saat dia berusia 2 tahun. Dengan kata lain, dia sudah "hapal" dan bisa "menebaknya".


19 INGATKAN ANAK ANDA BAHWA ANDA MENCINTAINYA. Yang selalu baik untuk dilakukan ketika mengakhiri diskusi soal disiplin adalah memberikan komentar yang positif. Ini menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda siap melupakan dan tidak akan mengungkit-ungkit masalahnya. Ini juga mempertegas alasan Anda menetapkan batasan karena Anda mencintainya.


Terakhir, jika si kecil membuat Anda sangat jengkel untuk kesekian kalinya pada hari itu dan kesabaran Anda nyaris hilang, cobalah menenangkan diri Anda sejenak. Anda akan mampu lebih memahami perilaku manipulatif yang dilakukan anak Anda, dan Anda akan memperoleh sudut pandang yang baru mengenai cara Anda menyikapinya.


Oleh Ari Brown, M.D., dan Denise Fields, © Universal Publishing Service