-Baru-baru ini, sebuah penelitian menguak bahaya kandungan merkuri pada ikan. Methylmercury, yang biasanya disebut merkuri atau air raksa, adalah neurotoksin potensial yang bisa menyebabkan disfungsi ginjal, gangguan saraf, dan bahkan kematian.

Aktivis hak asasi manusia Munir pernah teracuni merkuri hingga ia menemui ajalnya. Janin yang terkena merkuri bisa mengganggu kemampuan belajarnya kelak.
Penelitian Heileen Hsu-Kim dari Duke University, North Carolina, Amerika Serikat, menyatakan bahwa kandungan merkuri pada ikan air tawar memang lebih besar daripada ikan air laut. Tapi tingkat bahaya merkuri yang terkandung pada ikan laut lebih berbahaya. Menurut asisten profesor teknik sipil dan lingkungan ini, penyebabnya adalah air laut itu sendiri.

"Methylmercury berubah menjadi kurang beracun setelah terkena sinar matahari," kata Hsu-Kim seperti dikutip dari laman sciencedaily.com.

Pada air tawar, merkuri melekat ke bahan organik terlarut di dalam air tawar. Ketika merkuri terikat pada bahan organik terlarut, seperti tanaman yang membusuk atau kotoran hewan, sinar matahari lebih mudah merusak methylmercury tersebut.

Namun, di dalam air laut, merkuri tetap terikat erat dengan klorida, sehingga sinar matahari tidak mudah untuk merusak zat itu. Sedangkan pada air laut, terkunci pada garam (klorida) di dalam air laut. "Dalam bentuk ini, merkuri bisa dicerna oleh hewan laut," kata dia.

Merkuri ini masuk ke tubuh manusia ketika mereka mengkonsumsi hewan laut. Hewan laut yang biasa dimakan manusia, seperti ikan dan kerang laut, ikut membawa merkuri ke dalam tubuh manusia. Di Amerika, tingkat paparan merkuri cukup tinggi. "Sebuah survei epidemiologi terkini menemukan bahwa 8 persen wanita memiliki kadar merkuri lebih tinggi dari standar nasional," kata Hsu-Kim.

Tak pelak, konsumen juga harus waspada soal konsumsi ikan. Padahal, menurut dr Ratna Djuwita, MPH, dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, ikan menjadi sumber lemak esensial yang bagus. Lemak esensial (omega-3 dan omega-6) berfungsi membantu pembentukan sel membran, sehingga mampu menyerap nutrisi lebih baik. "Lemak esensial tak diproduksi oleh tubuh," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Lemak esensial juga membantu pembentukan hormon. Selain itu, lemak esensial baik bagi kesehatan kardiovaskuler dan bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Lemak itu juga bisa didapat dari makanan, misalnya lemak esensial yang terdapat pada ikan laut dalam, seperti salmon, tenggiri, serta kakap.

Lalu, adakah pilihan lain untuk mendapatkan kelebihan pada ikan? Menurut dokter spesialis gizi klinik, dokter Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK, sebenarnya jenis-jenis kacang, sayur, buah, serta telur mengandung omega-3 dan omega-6. "Misalnya telur, alpukat, dan kacang almond," kata dia.

Telur seberat 380 gram mengandung omega-3 (0,12 gram) dan omega-6 (4,36 gram). Buah alpukat 250 gram mengandung omega-3 (0,31 gram) dan omega-6 (4,18 gram). Kacang almond mengandung omega-3 (0,0024 gram) dan omega-6 (4,82 gram). Selain itu, bayam, labu, dan brokoli kaya akan omega-3. Buah pepaya pun kaya akan omega-3. |