Sumber : http://balitasmart.com/2011/04/kenali-tanda-tanda-demam-berdarah/

Pada saat musim hujan dan musim pancaroba, banyak sekali anak balita yang terserang Demam Berdarah Degue (DBD). Demam Berdarah Degue ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang biasanya menggigit pada siang hari.

DBD ini penularannya sangat cepat sekali, dan biasanya ditandai dengan demam tinggi, denyut jantung relatif rendah, ruam (kulit kemerahan), tekanan darah rendah, sakit di belakang mata, sakit kepala yang parah, sakit di sekitar sendi dan otot, pembengkakan di selangkang paha dan kelenjar getah bening di leher. Tanda-tanda lainnya seperti : telapak tangan dan telapak kaki merah, mual, gusi berdarah, tidak ada nafsu makan dan muntah.

Pada saat mulai demam 3 sampai 4 hari ruam merah mulai muncul, demam tinggi biasanya lebih dari 10 hari. Demam tinggi ini biasanya mencapai 41 derajat celsius, dan disertai dengan kejang dan komplikasi lain. Dengue ini biasaya menyerang pada saat imunitas tubuh seseorang mulai menurun atau rendah. Infeksi dengue biasannya menyebabkan demam ringan, tetapi ada juga sebagian yang berkembang menjadi Demam Berdarah Degue. Komplikasi demam yang tinggi bisa berakibat parah bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pasien yang mengidap DBD ini harus mendapatkan perawatan yang efektif, dan harus secara cermat di monitor. Apa bila pasien sudah mulai membiru harus segera di bantu dengan memasang oksigen. Untuk mengendalikan darahnya harus segera mendapatkan transfusi darah. Kematian akibat DBD ini paling banyak terjadi pada anak-anak.

Penyakit DBD ini disebabkan oleh virus, jadi tidak ada obat khusus atau antibiotik untuk mengobati DBD ini. Sampai saat ini juga belum ada vaksin untuk mencegahan. Pengobatan biasanya hanya dilakukan untuk meredakan simptom atau gejalanya. Dengan perawatan dokter biasanya akan bisa membantu menyelamatkan nyawa si pasien.