Dears moms....
Saya berusia 25 thn n telah memiliki balita berusia 2 tahun laki-laki...semakin bertambah usianya dan melihat perkembangannya hari demi hari ternyata anak saya begitu egois. stiap mainan miliknya tidak boleh dipegang oleh temanya,,serta selalu tidak mau berbagi dengan temannya. hal ini membuat saya terpikirkan untuk memberikannya adik namun dari segi mental saya belum siap. ad yg bisa kasih sy inputan ga moms...usia berapa yg tepat bagi saya memberikan adik buat si kakak...tks before.
Mom...usia 2 tahun adalah usia dimana anak ingin memiliki ya egois itu, saran saya kalau akan diberi adik sebaiknya tunggu sampai usianya 5 tahun, di samping sudah mengerti dan mandiri, dia juga dapat memahami konsep adik, apalagi dg sendirinya dia akan momong. Kalau jaraknya dekat, takutnya ada kecemburuan karena dia masih ingin selalu bersama orang tuanya tanpa hadirnya adik.
Sepertinya banyak jawaban bunda lain yang bagus-bagus nih. Saya hanya memperkuat saja jawabannya. Memecahkan masalah anak yang egois sebetulnya bukan dengan diberikan adik lho Bunda, soalnya anak yang egois justru berarti belum siap berbagi dengan adiknya. Selain itu, dengan Bunda berikan adik, yang jadi punya masalah lebih adalah Bunda, karena harus mengasuh si adik dengan kepribadian yang berbeda, ditambah mengasuh kakak yang masih juga egois. Artinya, kalau usia Bunda masih 25 tahun, Bunda masih punya banyak waktu kok untuk menunda kehamilan berikutnya.
Sekarang waktunya untuk memberikan banyak kesempatan bermain kepada anak sambil belajar berbagi. Anak sepertinya sudah punya ’rasa kepemilikan’, tapi belum tepat, karena belum bisa berbagi. Nah, sekarang coba bantu dia untuk berbagi barang-barang yang bukan milik pribadinya. Misalnya ketika ada teman yang main ke rumah, Bunda bisa saja memberikan beberapa gelas minuman, dan minta tolong anak yang menentukan gelas apa yang diberikan untuk siapa. Setelah anak menentukan (mungkin juga membagikan, dia membawa sambil dibantu Bunda), jangan lupa beri pujian bahwa anak sudah bersikap baik hati kepada temannya. Nah, ketika dia berebut nanti, ingatkan anak bahwa tadi dia sudah bersikap baik hati, dan Bunda ingin lihat lagi dia baik hati dengan meminjamkan mainannya. Bunda boleh bilang, ”Bunda udah siap tepuk tangan nih kalau kamu pinjamkan mainannya.”.
Bunda, jangan juga terlalu memaksa anak untuk meminjamkan mainannya ya. Kalau dia sedang senang dengan mainan tertentu, tentu saja berat baginya untuk dilepas. Jadi kalau dia tak mau meminjamkan mainan yang itu, ajak si teman untuk memilih mainan yang lain. Kalau dilarang juga, cari mainan yang lain lagi, dst. Kalau sudah beberapa kali, minta anak tetapkan mainan apa yang dia mau mainkan, sementara temannya boleh main yang tidak dia mainkan. Ketegasan Bunda, selama masih disertai kehangatan, akan membuat dia lebih terbiasa untuk berbagi.
Ingat Bunda, ini bukan semudah membalik telapak tangan. Ini butuh waktu yang sangat panjang – kalaupun itu dicoba setiap hari. Tapi dalam beberapa bulan mendatang, sepertinya Bunda sudah akan melihat perubahan. Coba saja!
thx ya untuk semua sarannya.
semua inputannya telah saya baca dan menurut saya si sulung ada kalanya seneng sm dedek yg masih kecil tp ketika bermain dengan anak yg seusianya tetap saja egois itu selalu muncul. saya akan berdikusi dengan suami saya tentang hal ini dan saya pribadi pun inginya nanti saja ketika anak saya sudah berusia maksimal masuk SD baru saya berencana untuk hamil anak ke 2 , pertimbangan saya sama dengan bundaalshi krn usia segitu sepertinya si sulung sudah lebih mandiri...TKs
waduh lihat dulu motivasi bunda untuk memberikan adik, padahal usia 2 th memang sedang menujukan emosional "keakuanya", itu malah akan merepotkan kita kalau di beri adik, itu menunjukan anak belum siap diberi adik. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan itu, ajak anak anda untuk menjenguk bayi atau main dengan anak yang masih dibawah satu tahun. itu akan kelihatan anak sudah siap atau belum diberi adik
sebenarnya usia yg tepat itu ya kesiapan mental sebagai ibu dan penerimaan dari anak sulung..untuk itu dari awal harus di aksih tau dianya akan dapat adik
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
15 Tahun Yang Lalu
15 Tahun Yang Lalu
Sekarang waktunya untuk memberikan banyak kesempatan bermain kepada anak sambil belajar berbagi. Anak sepertinya sudah punya ’rasa kepemilikan’, tapi belum tepat, karena belum bisa berbagi. Nah, sekarang coba bantu dia untuk berbagi barang-barang yang bukan milik pribadinya. Misalnya ketika ada teman yang main ke rumah, Bunda bisa saja memberikan beberapa gelas minuman, dan minta tolong anak yang menentukan gelas apa yang diberikan untuk siapa. Setelah anak menentukan (mungkin juga membagikan, dia membawa sambil dibantu Bunda), jangan lupa beri pujian bahwa anak sudah bersikap baik hati kepada temannya. Nah, ketika dia berebut nanti, ingatkan anak bahwa tadi dia sudah bersikap baik hati, dan Bunda ingin lihat lagi dia baik hati dengan meminjamkan mainannya. Bunda boleh bilang, ”Bunda udah siap tepuk tangan nih kalau kamu pinjamkan mainannya.”.
Bunda, jangan juga terlalu memaksa anak untuk meminjamkan mainannya ya. Kalau dia sedang senang dengan mainan tertentu, tentu saja berat baginya untuk dilepas. Jadi kalau dia tak mau meminjamkan mainan yang itu, ajak si teman untuk memilih mainan yang lain. Kalau dilarang juga, cari mainan yang lain lagi, dst. Kalau sudah beberapa kali, minta anak tetapkan mainan apa yang dia mau mainkan, sementara temannya boleh main yang tidak dia mainkan. Ketegasan Bunda, selama masih disertai kehangatan, akan membuat dia lebih terbiasa untuk berbagi.
Ingat Bunda, ini bukan semudah membalik telapak tangan. Ini butuh waktu yang sangat panjang – kalaupun itu dicoba setiap hari. Tapi dalam beberapa bulan mendatang, sepertinya Bunda sudah akan melihat perubahan. Coba saja!
15 Tahun Yang Lalu
semua inputannya telah saya baca dan menurut saya si sulung ada kalanya seneng sm dedek yg masih kecil tp ketika bermain dengan anak yg seusianya tetap saja egois itu selalu muncul. saya akan berdikusi dengan suami saya tentang hal ini dan saya pribadi pun inginya nanti saja ketika anak saya sudah berusia maksimal masuk SD baru saya berencana untuk hamil anak ke 2 , pertimbangan saya sama dengan bundaalshi krn usia segitu sepertinya si sulung sudah lebih mandiri...TKs
15 Tahun Yang Lalu
15 Tahun Yang Lalu