Jabat Tangan/salaman

sabar ya bun,latihlah tiap hari ketika kita dan suami mau berangkat kerja or keluar rumah.

Belum tentu artinya ada perubahan. Terkadang memang betul seperti apa yang dikatakan orangtua lain di sini, memang ada masanya anak berubah. Yang penting terus saja diperkenalkan pada jabat-menjabat tangan, karena ini salah satu budaya kita.

Ada sedikit trik tambahan yang bisa dicoba. Ketika dia tak mau salaman, jangan langsung ’dituduh’ kok nggak mau salaman. Katakan saja, ”Oh, kamu belum mau salaman ya. Mungkin kalau sudah kita hitung sampai 10 kamu mau salaman?” Berhitunglah sampai 10 lalu ajak lagi anak untuk salaman. Kalau belum mau juga, santai saja, Bunda tak perlu malu kepada si tante / om, bilang saja, ”Nanti dulu ya Tante, kalau mau pulang nanti aku mau salaman deh.” Oya, memberi contoh salaman tentunya perlu. Boleh juga dengan trik anak diminta tangannya ke belakang, lalu si tante / om menyalami tangan anak yang sedang di belakang punggungnya itu. Walaupun ’keberhasilannya’ kecil, tetap saja lho Ayah dan Bunda perlu berikan pujian, agar anak senang dan mengulangi lagi.

Dicoba dulu ya Bunda.

terima kasih bunda dan ayah yg sdh memberikan masukan kepada saya....insyaallah saya akan lebih bersabar lagi untuk selalu memberikan yg terbaik bagi buah hati...

Anak - anak kadang suka berubah sikapnya terhadap sesuatu tanpa kita tahu dengan jelas sebabnya apa, yang penting selalu memberi contoh agar dapat ia lihat, dan tidak perlu dipaksa, karena kalau dipaksa biasa semakin jadi tidak mau alias menolak.

orangtua harus memberi contoh tepat di depan si anak, dirumah saya juga membiasakan dengan pasangan. bahkan ketika saya mau ajak salaman anak, kadang dia suka ndak mau atau lupa, pada saat itu langsung saya salaman dengan pasangan, eh, si anak langsung ikutan juga.terus berlatih dan belajar