Gangguan Sensori
oleh Seseorang, 14 Tahun Yang Lalu
bunda, menurut psikolog anak, diagnosa awal anak saya itu ada gangguan sensori, dan tidak bisa berkonsentrasi, tapi bukan hiperaktif.. jadi ketika sekolah anak saya tidka mau mengikuti instruksi guru.. sesuak-sukanya dia ja.. saya sedih bun.. sekolahpun akhirnya berhenti dan masih waiting list terapi konsentrasi dan sensori.. untungnya nggak parah bun..katanya kurang stimuli aja..karena memang kebetulan anak saya memerlukan stimulasi lebih dibanding anak lain.. duh sedihnya bun,. padahal menurut saya di afine-fine saja.. hanay perlu penyesuaian kelas aja.. tapi keburu didiagnosa begitu...hasil pastinya nunggu pemeriksaan menyeluruh dari tim dokter anak psikolog dan terapis... ada yang punya masalah yang sama dengan saya bunda.. please share with me...
Ada 3 komentar pada diskusi ini
13 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu
Untuk gampangnya begini. Setiap saat, anak akan menerima beragam input yang disampaikan ke otak melalui kelima pancainderanya. Nah, informasi tersebut bisa tak sengaja diperoleh (seperti suara-suara di sekitarnya) atau sengaja dicari (seperti membaca buku).
Tentu saja, otak tidak akan melahap mentah-mentah semua input yang masuk tadi. Makanya, otak akan memilah-milah dan menseleksi mana yang perlu diperhatikan dan mana yang perlu diabaikan. Kemudian, otak akan memutuskan apakah input tersebut akan direspons dalam sebuah reaksi, ataukah hanya disimpan dalam memori saja. Nah, untuk mengolah semua input yang masuk itu, diperlukan sebuah proses integrasi sensorik.
Terapi Penyembuhan. Bisa saja, proses integrasi sensorik seorang anak tidak bekerja dengan baik. Kalau otak tidak dapat memproses input dengan baik, maka otak juga tidak bisa mengatur perilaku anak secara efektif. Padahal, tanpa integrasi sensorik yang baik, proses belajar jadi sulit dan anak juga merasa tidak nyaman akan dirinya sendiri. Akibatnya si anak akan sulit beradaptasi terhadap tekanan-tekanan dan tuntutan-tuntutan dari luar.
Sebaliknya, bila ia mampu mengintegrasikan berbagai input dengan baik, maka otaknya dapat berkembang dengan baik pula. Hasilnya, ia akan menunjukkan tingkat perkembangan motorik, kognitif, emosi, dan sosialisasi sesuai usianya. Nah, terapi integrasi sensorik ini adalah cara ampuh untuk memulihkan kemampuan anak untuk mengintegrasikan sinyal yang ia terima dari dunia luar.
Yang harus dicatat adalah sebelum serta merta menggabungkan anak anda ke kelas terapi ini, Anda perlu konsultasi dulu ke dokter. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan:
* Tes khusus dan observasi terhadap respon anak antara lain terhadap stimulasi sensorik, keseimbangan dan postur tubuh.
* Wawancara dengan orang tua untuk mengetahui perkembangan anak dan perilaku anak sehari-hari.
Pada prinsipnya, dengan terapi ini anak disuruh melakukan serangkaian aktivitas dengan memakai alat-alat tertentu dibawah bimbingan seorang terapis. Semua alat-alat ini secara khusus dirancang untuk memberikan rangsangan pada lokasi-lokasi sensor.
Sekilas, bagi yang pertama kali melihatnya, terapi ini tampak seperti permainan saja. Misalnya, anak disuruh bermain lilin. Sebenarnya, aktivitas ini berfungsi untuk mengirim impuls taktil (perabaan) ke otak.
Setiap anak akan mendapat 1 jam terapi, baik kasus yang ringan maupun berat. Sedangkan durasinya tergantung dari kemampuan anak. Misalnya, jika anak takut bermain trampolin, ia tidak akan dipaksa. Hitungan waktu bukan suatu patokan dalam melakukan terapi, tapi hanya suatu stimulasi agar anak dapat melakukan terapi dengan baik dan bervariasi.
Tapi ingat, terapi ini tidak akan berhasil jika orang tua melepaskan anaknya begitu saja pada terapis. Artinya kerjasama antara orang tua dan terapis sangat diperlukan agar dicapai hasil yang optimal.