MENDONGENG atau membacakan cerita bagi anak sebelum tidur mungkin terkesan sepele. Padahal, momen kebersamaan inilah yang paling ditunggu dan dikenang anak dari orangtuanya.

"Dongeng sebelum tidur. Ceritakan yang indah biarku terlelap. Dongeng sebelum tidur. Mimpikan diriku mimpikan yang indah?".
Sepenggal lirik lagu "Dongeng" milik grup band Wayang tersebut sempat melejit sepuluh tahun silam. Liriknya yang ear catching membuat tua-muda bahkan anak-anak dengan mudah mendendangkannya. Dongeng memang cukup populer di Indonesia. Mulai yang berbentuk hikayat, legenda, babad, maupun fabel. Simak saja kisah-kisah seperti "Kancil Makan Timun" dan "Malin Kundang" yang sudah akrab di telinga anak-anak Indonesia.

Sebuah dongeng dapat menciptakan imajinasi tentang karakter, lingkungan, maupun tentang orang lain di dalam diri anak-anak. Anak-anak yang suka mendengarkan dongeng biasanya kaya akan imajinasi. Mereka juga akan memiliki visi dan sudut pandang yang lebih baik dalam menilai orang lain ataupun situasi yang terjadi di sekelilingnya.

Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya, dan memudahkan mereka untuk menilai dirinya dalam kaitannya dengan orang lain.

Sebaliknya, anak yang kurang kaya imajinasinya bisa berakibat pada kurang pergaulan, sulit bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tak hanya anak-anak Indonesia, mendongeng atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan story telling juga merambah kamar-kamar tidur anak di seluruh dunia.

Setiap hari sebelum tidur, anak-anak meminta orangtuanya membacakan cerita yang akan mengantarkan mereka hingga terlelap. Kendati singkat, momen ini rupanya sangat difavoritkan anak-anak.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap 500 anak usia 3-8 tahun di Inggris mengungkapkan, hampir 2/3 anak menginginkan orangtuanya meluangkan waktu membacakan cerita untuk mereka sebelum tidur, terutama cerita yang dibacakan ibunya ketimbang sang ayah.

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa anak-anak usia 3-4 tahun sangat menggemari dongeng sebelum tidur, yang mana lebih dari 3/4-nya mengharapkan orangtua mereka membacakan cerita lebih sering lagi. Hal yang mengharukan, lebih dari separuh anak-anak tersebut mengaku bahwa mendongeng bersama orangtua adalah saat-saat paling berkesan.

Yang mengejutkan, mendongeng bahkan lebih difavoritkan anak-anak dan paling dikenang ketimbang menonton televisi atau bermain video game. Sebanyak 82 persen anak juga mengungkapkan bahwa dongeng pengantar tidur yang diceritakan orangtuanya membantu mereka tidur lebih baik.

"Hasil riset kami menunjukkan bahwa mendongeng merupakan aktivitas tradisional yang jitu bagi proses belajar dan melatih aspek emosional dalam kehidupan anak-anak," kata psikolog anak Richard Woolfson yang mengepalai studi yang disponsori Disney/Pixar World of Cars tersebut.

Kendati mendongeng bisa dilakukan siapapun, anak-anak yang terlibat dalam survei ini menilai bahwa pendongeng terbaik adalah ibunya yang mendongeng sambil memeragakan suara-suara lucu dari tokoh-tokoh dalam dongeng yang sedang dikisahkannya.

Anak-anak ini juga lebih antusias jika ibunya kreatif menciptakan efek-efek suara yang membuat jalan cerita lebih "hidup".

"Mungkin agak sulit bagi orangtua untuk mengatur waktu agar bisa membacakan cerita bersama anak. Namun, usahakanlah karena momen ini dapat membangun ikatan yang kuat antara orangtua-anak dan berperan vital dalam perkembangan anak," tandas Woolfson.

Dongeng sebelum tidur baik diterapkan sebagai rutinitas harian. Anak yang telah terbiasa umumnya menginginkan untuk dibacakan dongeng setiap malam,sekalipun pada hari libur dimana mereka biasanya diijinkan tidur lebih larut dari biasanya.

"Membacakan cerita bersama anak bisa menjadi ajang diskusi dan pembelajaran bagi si anak," komentar Mila, karyawati swasta yang juga ibu dari seorang anak berusia 6 tahun.

Mendongeng tidaklah sulit. Bagi orangtua yang baru mulai mendongeng, banyak-banyaklah membaca dan menceritakan pengalaman hidup pada anak-anaknya. Toh, pendongeng asal Aceh, Agus Nur Alim menyarankan bagi orangtua yang baru mulai belajar mendongeng kuncinya hanya satu, yaitu bercerita dari awal sampai akhir hingga selesai.

"Ceritakan dari awal sampai selesai walaupun kadang itu mengesalkan, karena pasti anak-anak akan banyak bertanya. Baru setengah jalan sudah bertanya, tapi usahakanlah sampai selesai. Kalau anak-anak bertanya sebisanya dilayani, dan berceritalah dengan biasa saja, tidak perlu dibagus-bagusin," saran Agus Nur Amal itu.

Untuk merangsang daya imajinasi dan memancing kreativitas anak, cobalah menyisipkan pertanyaan saat mendongeng. Penyisipan pertanyaan-pertanyaan ini berguna antara lain untuk mengetahui daya resap anak-anak, apakah dongeng yang diceritakan orangtuanya dapat diterima oleh mereka atau tidak?.

Selain itu, melalui jawaban si anak,orangtua jadi tahu sejauh mana perkembangan daya nalarnya. Hal lain yang tak kalah penting dalam mendongeng adalah adanya interaksi serta suasana yang aman dan nyaman bagi anak-anak yang mendengarkannya.

Akan lebih baik lagi kalau ayah dan ibu bersama-sama mendampingi anaknya, sehingga si anak bisa merasakan kehangatan kasih sayang kedua orang tuanya. Jika ingin lebih praktis, belilah beberapa buku dongeng di toko buku sebagai panduan.

Orangtua juga dapat memanfaatkan media dongeng dalam memberi nasehat ataupun perintah pada anaknya. Namun, suatu dongeng tidak mutlak harus ada kandungan nasehatnya, bersifat menghibur saja juga tidak masalah, karena anak-anak pada dasarnya memiliki daya nalar tersendiri. Dengan kata lain, dongeng tidak harus selalu membawa pesan moral seperti tentang kebaikan atau keburukan.

"Sebagian besar dongeng Yunani malah berisi kejahatan dan pembunuhan, tapi mengapa dongeng itu bisa bertahan dari abad sebelum masehi sampai sekarang? Ya, karena imajinasinya! Di situ digambarkan bagaimana setiap tanah punya dewa, langit punya dewa, matahari punya dewa, angin punya dewa. Semua itu adalah hal luar biasa bagi anak-anak," pungkasnya. (Koran SI/Koran SI/nsa)

http://lifestyle.okezone.com/read/2009/10/12/196/264732/perkaya-imajinasi-dengan-dongeng