Bunda, semakin besar anak kan semakin cerdas ya. Dia pasti mengingat bahwa ada benda-benda tertentu yang masuk ke dalam mulutnya secara nikmat, dan ada yang tak nikmat caranya ataupun rasanya. Sesuai dengan law of effect dari Thorndike, perilaku yang diulang adalah yang menghasilkan kepuasan, sementara yang tidak tentunya cenderung tak diulang. Oleh karena itulah anak menolak obat. Bisa jadi karena rasa obatnya, tapi lebih mungkin lagi karena ’ancaman’ yang dia terima selama proses minum obat, dengan paksaan misalnya.
Yang harus Bunda lakukan sebetulnya menjarangkan dulu minum obatnya untuk menyembuhkan dia dari trauma minum obat. Sakit yang sederhana seperti panas, pilek, batuk, tak harus minum obat kok. Bisa dengan banyak minum dan lebih banyak istirahat. Anak yang masih minum ASI boleh diperbanyak ASInya agar kekebalan tubuhnya meningkat.
Kalau sakitnya agak kompleks sehingga harus minum obat, kerjasama dengan dokter agar memberikan obat yang rasanya enak. Bunda boleh kok cicipi sedikit obatnya untuk tahu bagaimana rasanya. Untuk anak 11 bulan, biasanya obat bisa diberikan lewat pipet. Disarankan tidak dicampur ke dalam minuman atau makanan, takutnya kalau minuman / makanannya tak habis, dosis obat jadi berantakan.
Sebelum minum obat, ajak dulu anak bermain sampai dia merasa nyaman, bahkan lebih bagus lagi kalau bisa tertawa bersama. Kalau bunda dan ayah sering bermain bersama, tentunya waktu sekitar 15 menit sudah cukup. Namun kalau jarang, butuh waktu lebih lama untuk membuat dia senang dan mau minum obat. Kalau sudah senang hatinya, baru diperlihatkan obat yang dimasukkan ke dalam pipetnya. Selama proses ini, terus saja berusaha bermain bersamanya agar anak merasa lebih santai. Lalu setelah itu bujuk minum obatnya. Ketika sedang membujuk, usahakan Bunda juga masih tenang hatinya (karena semakin tegang perasaan Bunda, semakin akan tak berhasil lho). Tarik napas panjang dan minta bantuan Tuhan agar Bunda tenang. Sangat disarankan memberikan tepuk tangan atau pelukan mesra setelah anak mau minum obatnya, agar anak senang dan mau mengulanginya lagi setelahnya.
Boleh juga Bunda menggunakan 2 pipet. Pipet yang satu diisi sirup / air putih dan pipet satunya adalah obat. Biarkan anak melihat bahwa pipet yang diisi sirup itu diminum oleh Bunda, sementara ia minum pipet berisi obat. Anak akan merasa ’sederajat’ dengan orangtua dan lebih kooperatif. Tapi tentunya pujian setelah minum obat tetap harus diberikan. Selamat mencoba!
Coba dengan sendok yang biasa anak gunakan waktu makan. Awalnya anak saya juga seperti itu, tidak mau makan obat. Saya akali dengan memakai sendok yang biasa digunakan kalo makan.Begitu sendok dekat ke mulutnya, langsung dibuka....Semoga berhasil ya
Mungkin bisa dicoba pakai pipet Bun. Jadi obat tidak mudah tumpah. Saya coba ke anak saya, alhamdulillah jadi lebih mudah memberi obat/ vitamin. Posisi pipet pun agak masuk ke dalam, jadi anak tidak sempat merasakan "pahit" atau rasa dari obat yang kita berikan. Semoga berhasil ya Bun....
Terakhir dibalas oleh - 17 February 2015, 11:21 AM
Lihat Kategori Lain Forum Ibu & Balita
Cara Cek Nomor Anggota
Sudah punya nomor anggota tapi lupa nomornya? Cek nomor anggota Ibu dengan cara:
Kirim SMS ke 0811 860 8111/ 0817 660 811 dengan format:
FF#NOMOR#Nomor HP yang terdaftar di Ibu & Balita
Contoh: FF#NOMOR#08137869021
Keuntungan Menjadi Anggota Ibu&Balita
Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita.
Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini.
Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi. Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih.
Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai.
Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi.
Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
18 October 2009, 11:37 AM
Yang harus Bunda lakukan sebetulnya menjarangkan dulu minum obatnya untuk menyembuhkan dia dari trauma minum obat. Sakit yang sederhana seperti panas, pilek, batuk, tak harus minum obat kok. Bisa dengan banyak minum dan lebih banyak istirahat. Anak yang masih minum ASI boleh diperbanyak ASInya agar kekebalan tubuhnya meningkat.
Kalau sakitnya agak kompleks sehingga harus minum obat, kerjasama dengan dokter agar memberikan obat yang rasanya enak. Bunda boleh kok cicipi sedikit obatnya untuk tahu bagaimana rasanya. Untuk anak 11 bulan, biasanya obat bisa diberikan lewat pipet. Disarankan tidak dicampur ke dalam minuman atau makanan, takutnya kalau minuman / makanannya tak habis, dosis obat jadi berantakan.
Sebelum minum obat, ajak dulu anak bermain sampai dia merasa nyaman, bahkan lebih bagus lagi kalau bisa tertawa bersama. Kalau bunda dan ayah sering bermain bersama, tentunya waktu sekitar 15 menit sudah cukup. Namun kalau jarang, butuh waktu lebih lama untuk membuat dia senang dan mau minum obat. Kalau sudah senang hatinya, baru diperlihatkan obat yang dimasukkan ke dalam pipetnya. Selama proses ini, terus saja berusaha bermain bersamanya agar anak merasa lebih santai. Lalu setelah itu bujuk minum obatnya. Ketika sedang membujuk, usahakan Bunda juga masih tenang hatinya (karena semakin tegang perasaan Bunda, semakin akan tak berhasil lho). Tarik napas panjang dan minta bantuan Tuhan agar Bunda tenang. Sangat disarankan memberikan tepuk tangan atau pelukan mesra setelah anak mau minum obatnya, agar anak senang dan mau mengulanginya lagi setelahnya.
Boleh juga Bunda menggunakan 2 pipet. Pipet yang satu diisi sirup / air putih dan pipet satunya adalah obat. Biarkan anak melihat bahwa pipet yang diisi sirup itu diminum oleh Bunda, sementara ia minum pipet berisi obat. Anak akan merasa ’sederajat’ dengan orangtua dan lebih kooperatif. Tapi tentunya pujian setelah minum obat tetap harus diberikan. Selamat mencoba!
15 October 2009, 15:55 PM
13 October 2009, 15:51 PM
13 October 2009, 14:26 PM