Cairan Ketuban
oleh Seseorang, 14 Tahun Yang Lalu
bunda... ada yang tahu tidak penyebab cairan ketuban kurang pada masa kehamilan... masalah ini di alami sepupu saya, usia kehamilanx memasuki usia 8 bulan dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan jumlah air ketuban d dalam rahim itu tidak mencapai 5,hanya 3 akibatx anak yg ada dlm kandunganx tidak terendam sepenuhx dan mengharuskan sepupu saya melahirkan dini... mohon masukannya bunda..
Ada 1 komentar pada diskusi ini
14 Tahun Yang Lalu
AIRAN KETUBAN
Cairan ketuban yang mengelilingi janin yang sedang berkembang di dalam
rahim memegang peranan penting dalam pertumbuhan normal janin. Cairan
bening ini menyelimuti dan melindungi bayi sekaligus sebagai persediaan
cairan bagi bayi. Pada masa kehamilan trimester kedua, bayi telah dapat
mengisap cairan tsb. dan menelannya ke dalam paru-parunya untuk
mendukung
pertumbuhan dan perkembangan normal paru-paru dan sistem pencernaannya.
Cairan ketuban juga membuat bayi dapat bergerak bebas dalam rahim yang
secara tidak langsung membantu perkembangan normal otot-otot dan
tulangnya.
Kantung ketuban yang berisi embrio terbentuk sekitar 12 hari setelah
pembuahan. Cairan ketuban segera terbentuk dan mengisi kantung tsb.
Pada minggu-minggu awal kehamilan, kandungan utama cairan ketuban adalah
air yang disuplai oleh sang ibu. Setelah lewat masa kehamilan 12
minggu, sebagian besar kandungan cairan ketuban adalah urin janin.
Jumlah cairan ketuban meningkat hingga sekitar usia kehamilan 28-32
minggu, yaitu sekitar kurang sedikit dari 1 Liter. Setelah itu, jumlah
cairan ketuban umumnya tetap sama hingga usia bayi cukup untuk
dilahirkan (sekitar 37-40 minggu), saat di mana jumlah cairan ketuban
mulai
berkurang.
Akan tetapi pada beberapa kasus kehamilan, jumlah cairan ketuban ini
dapat terlalu sedikit (disebut OLIGOHYDRAMNIOS) atau terlalu banyak
(POLYHYDRAMNIOS). Kedua kasus tsb. kadang-kadang menimbulkan masalah
untuk ibu dan bayi atau merupakan tanda adanya masalah lain. Tetapi,
pada sebagian besar kasus, bayi dapat dilahirkan dengan sehat.
BAGAIMANA CARA OLIGOHYDRAMNIOS DAN POLYHYDRAMNIOS DIDIAGNOSA?
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu
sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian
cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini
dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang diukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tsb. didiagnosa mengalami Oligohydramnios. Jika jumlah cairan tsb.
lebih dari 25 cm, ia didiagnosa mengalami Polydyramnios.
SEBERAPA UMUMKAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Oligohydramnios dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau
pada umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.
Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya melampui batas waktu perkiraan
lahir (usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami Oligohydramnios, karena
jumlah cairan ketuban yang berkurang hampir setengah dari jumlah normal
pada masa kehamilan 42 minggu.
PROBLEM TERHADAP JANIN DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN APAKAH YANG DAPAT
DIHUBUNGKAN DENGAN OLIGOHYDRAMNIOS?
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnios
yang terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia
kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban di masa
awal kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan
kecacatan, seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.
Oligohydramnios yang terjadi di pertengahan masa kehamilan juga
meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi
dalam kandungan. Jika Oligohydramnios terjadi di masa kehamilan
trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin
yang kurang baik. Di saat-saat akhir kehamilan, Oligohydramnios dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk
kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan
menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami Oligohydramnios lebih
cenderung harus mengalami operasi caesar di saat persalinannya.
APA YANG MENYEBABKAN TERLALU SEDIKITNYA CAIRAN KETUBAN? Penyebab
Oligohydramnios tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil
yang mengalaminya tidak tahu pasti apa penyebabnya. Penyebab
Oligohydramnios yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan
bocornya kantung/membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam
rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami Oligohydramnios
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.Masalah kesehatan lain yang
juga telah dihubungkan dengan Oligohydramnios adalah tekanan darah
tinggi, diabetes, systemic lupus erythematosus (SLE) dan masalah pada
plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan
darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme
inhibitors (mis: captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan
Oligohydramnios parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit
tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk
memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan
yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
BAGAIMANA CARA MENANGANI OLIGOHYDRAMNIOS?
Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan
normal tetapi mengalami Oligohydramnios di masa-masa terakhir
kehamilannya kemungkinan tidak perlu menjalani treatment khusus, and
bayi mereka cenderung lahir dengan sehat. Akan tetapi wanita tsb. harus
mengalami pemantauan terus-menerus. Dokter mungkin akan
merekomendasikan untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan
lebih sering untuk mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus
berkurang. Jika indikasi berkurangnya cairan ketuban tsb. terus
berlangsung, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan lebih awal
dengan bantuan induksi untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan
kelahiran. Sekitar 40-50% kasus Oligohydramnios berlangsung hingga
persalinan tanpa treatment sama sekali. Selain pemeriksaan USG, dokter
mungkin akan merekomendasikan tes terhadap kondisi janin, seperti tes
rekam kontraksi untuk mengamati kondisi stress tidaknya janin, dengan
cara merekam denyut jantung janin. Tes ini dapat memberi informasi
penting untuk dokter jika janin dalam rahim mengalami kesulitan. Dalam
kasus demikian, dokter cenderung untuk merekomendasikan persalinan lebih
awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius. Janin yang tidak
berkembang sempurna dalam rahim ibu yang mengalami Oligohydramnios
beresiko tinggi untuk mengalami kompikasi selama persalinan, seperti
asphyxia (kekurangan oksigen), baik sebelum atau sesudah kelahiran. Ibu
dengan kondisi janin seperti ini akan dimonitor ketat bahkan
kadang-kadang harus tinggal di rumah sakit.
Jika wanita mengalami Oligohydramnios di saat-saat hampir bersalin,
dokter mungkin akan melakukan tindakan untuk memasukan larutan salin
melalui leher rahim ke dalam rahim. Cara ini mungkin mengurangi
komplikasi selama persalinan dan kelahiran juga menghindari persalinan
lewat operasi caesar. Studi menunjukkan bahwa pendekatan ini sangat
berarti pada saat dilakukan monitor terhadap denyut jantung janin yang
menunjukkan adanya kesulitan. Beberapa studi juga menganjurkan para
wanita dengan Oligohydramnios dapat membantu meningkatkan jumlah cairan
ketubannya dengan minum banyak air. Juga, banyak dokter menganjurakan
untuk mengurangi aktivitas fisik bahkan melakukan bedrest.
APAKAH CAIRAN KETUBAN YANG BERWARNA BERESIKO PADA BAYI?
Warna cairan ketuban normal adalah bening atau kekuningan. Warna
ab-normal pada tes amniosintesis atau pada kelahiran kadangkala
menunjukkan adanya masalah. Cairan berwarna kecoklatan atau hijau
umumnya mengindikasikan bahwa bayi telah mengeluarkan tinja, yang
menunjukkan bahwa bayi dalam kondisi stress. Cairan berwarn merah muda
mengindikasikan perdarahan, sementara warna merah anggur mengindikasikan
perdarahan sebelumnya (lampau). Kondisi ini mungkin tidak atau memiliki
sedikit konsekuensi, tetapi tes-tes yang berkaitan sebaiknya dilakukan
untuk menemukan penyebabnya.