Namanya Dewi Rapika. Wanita 31 tahun ini sudah tiga tahun melakoni pekerjaan yang tidak lazim dilakukan kaum perempuan. Dewi terpaksa menjadi penarik becak demi menghidupi diri dan putri semata wayangnya sejak sang suami menikah lagi tiga tahun silam.

Setiap hari, ia mencari penumpang dengan nongkrong di pasar. Dewi bahkan tidak segan mengangkat barang belanjaan penumpangnya. Jika terlalu berat, Dewi terkadang meminta tolong kepada laki-laki rekannya sesama penarik becak.

Awalnya, Dewi memang pernah menerima hinaan dari orang-orang di sekitarnya. Namun karena kebutuhan ekonomi, pekerjaan berat ini tetap dilakoninya. Berburu penumpang di antara penarik becak kaum pria yang menjadi pesaing sekaligus rekannya. "Selama halal, saya lakoni," kata Dewi di Medan, Sumatra Utara, baru-baru ini.

Meski menarik becak menopang hidupnya, Dewi membatasi waktu kerjanya. Pukul 06.00 WIB, ia sudah mencari penumpang di pasar tradisional di Medan. Menjelang siang, Dewi pulang ke rumah, memasak lalu menyiapkan makanan putrinya yang duduk di kelas tiga sekolah dasar. Setelah itu, ia kembali menarik becak.

Tak mudah memang menjadi seorang Dewi, berjuang di tengah himpitan ekonomi keluarga. Menekuni pekerjaan yang tidak pernah diinginkannya. Yang penting, pekerjaan itu terhormat dan halal dibanding menjadi pengemis bahkan pelacur sekalipun.