Anak Kecil Sayang Ama Kucing
oleh Seseorang, 12 November 2010, 14:50 PM
Dirumah saya ada kucing peliharaannya orangtua saya. Anak saya suka dan sayang sekali ama kucing itu, sangking sayangnya, kalo saya lagi suapin dia makanan, pasti disisihkan sedikit dari mulutnya untuk kucing tsbt. Dan anehnya, kemanapun anak saya pergi, selalu di ikutin ama kucing itu. seakan akan mereka saling punya perasaan. Yang saya ingin tanyakan, ada efek negatif gak buat anak saya bila terlalu sering dekat dgn kucing.
Terima kasih.
Ada 3 komentar pada diskusi ini
12 November 2010, 15:54 PM
12 November 2010, 15:04 PM
menurut saya itu wajar bunda,sama seperti anak saya dia sangat menyayangi binatang,anak saya sangat sayang sama anjingnya puppy,kalo anjingnya diluar kehujanan dia nangis suruh masuk dan dikasih selimut.asal kita orang tua selalu bersihkan binatangnya kalo kotorkan itu jg penyakit buat anak.kalo bisa bulunya jg dirawat biar gak rontok krn gak bagus kalo kehirup bs buat penyakit.
kalo anak sayang dengan binatang peliharaannya itu bagus karna itu jg mengajarkan anak kita menyayangi makhluk hidup.
terimakasih.
12 November 2010, 15:02 PM
Saya Copas nih dari internet
Kabar baik tentang tentang ancaman kesehatan manusia yang dibawa oleh kucing hanya sedikit. Oleh karena itu, wajib dijagi nih Ian! Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Rabies. Ini adalah hal yang paling serius, kecuali di Australia dan Inggris sebab di kedua negeri tersebut pengendalian serta vaksinasi kucing tertata dan teratur secara ketat. Kabar mutakhir, 5 dari 10 rumah di Inggris memelihara minimal satu kucing.
2. Toxoplasmosis. Mitos yang sering didengar adalah perempuan hamil jangan dekat-dekat dengan kucing karena bulunya berbahaya bagi kandungan. Setelah baca di Wikipedia, penyebab tepatnya bukanlah di bulunya, namun dari kotoran kucing yang memang bisa jadi kotoran kucing menempel pada bulunya yang rontok. Toxoplasmosis yang menginfeksi kandungan disebut sebagai congenital toxoplasmosis, bisa menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir. Tak disebutkan bahwa penularannya bisa melalui pernapasan, tetapi bisa melalui makanan yang dimasak kurang matang karena tercemar kotoran kucing atau tidak cuci tangan sebelum memegang makanan.
3. Ringworm atau Tinea. Istilah umumnya tidak diketahui. Ini sebuah penyakit kulit yang bisa menular melalui sentuhan dari bulu kucing yang bisa berfungsi sebagai pembawa atau carrier. Risiko terhadap jamur ini mengakibatkan kebiasaan mencuci tangan setelah memegang kucing sebagai sebuah keharusan.
4. Flea atau kutu. Kutu kucing atau Ctenocephalides felis bisa saja menggigit kulit manusia meskipun tidak menginfeksi apa-apa, namun bisa terjadi gigitan kutu tersebut menimbulkan luka. Bedak kucing yang dijual sudah cukup sebagai tindakan pencegahan, selain tentunya sebagai salah satu cara memelihara kucing dengan baik.
5. Gigitan dan cakaran. Ludah kucing bisa mengandung bakteri berbahaya bagi tubuh kita, begitu pula cakarannya. Antiseptic seharusnya sudah cukup, dan jarang terjadi luka gigitan atau cakaran menyebabkan demam, jika terjadi demam segera hubungi dokter Anda, semoga bukan gejala rabies. Satu hal jika saya bermain-main dengan kucing sampai dia menggigit –terutama jika menggelitik perutnya, bagian paling vulnerable dari tubuh kucing–adalah jangan menarik lengan ketika digigit, biarkan tangan diam ketika digigit, seringnya sang kucing tak meneruskan gigitannya.