Bila batuk pilek anak Anda kerap berulang, waspadai sebagai gejala
bronkitis. Jadi, jangan anggap sepele!



Padahal sering, kan, kita beranggapan wajar kalau si kecil sedikit-sedikit
batuk pilek; baru sembuh batuk pilek lagi, begitu seterusnya.
Ternyata-Bu-Pak, justru hal itu bisa merupakan gejala awal bronchitis, lo!
Jadi, sikap orang tua yang cenderung menyepelekan batuk pilek adalah kurang
bijak. Karena, tandas Dr.dr.H. Muljono Wirjodiardjo, SpA(K), bronchitis
harus diwaspadai secara serius.

Mari kita simak penuturan spesialis anak dari RS Pondok Indah, Jakarta
Selatan ini.

DUA PENGERTIAN

Bronkitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan
adanya suatu peradangan. "Bisa disimpulkan bronkitis merupakan suatu gejala
penyakit pernapasan."

Sebetulnya ada dua pengertian bronkitis. Pertama, berdasarkan radiologi/ahli
rontgen, bronkitis merupakan gambaran foto paru-paru dengan kelainan pada
saluran napas. Pada gambaran tersebut cirinya akan tampak "sangat ramai" dan
jelas. Berbeda bila dalam keadaan normal, gambaran saluran napas tak begitu
jelas terlihat karena berisi udara. "Tapi pada kasus bronkitis akan muncul
gambaran sebagian saluran napasnya tersumbat lendir atau ada peradangan."

Kedua, menurut medis/dokter, bronkitis merupakan kelainan pada saluran napas
yang ditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti bunyi
'grok-grok', bisa terdengar di bagian dada maupun punggung. "Memang
terkadang gejala seperti ini muncul pula pada kelainan saluran napas yang
diakibatkan bukan hanya oleh bronkitis," ujar dokter yang berpraktek di
Klinik Inti Medik, Jakarta Selatan, ini.

ASMATIK BRONKITIS

Nah, untuk membedakan penyebab bronkitis harus ditelusuri dari riwayat
penyakit si penderita. Pencetus bronkitis di antaranya alergi pada saluran
napas dan infeksi virus atau kuman.

Alergi bisa disebabkan makanan, udara, debu, serbuk bunga, jamur yang halus,
dan sebagainya. Alergen ini merangsang dan menimbulkan peradangan pada
saluran napas; ditandai dengan produksi lendir yang banyak dan penebalan
dinding di saluran napas. "Bila ditambah lagi dengan penyempitan saluran
napas karena mengkerut, bukan karena sumbatan, maka menimbulkan gejala
seperti asma. Napasnya berbunyi seperti 'ngik-ngik'. Hal seperti ini disebut
asmatik bronkitis; bronkitis yang menyerupai asma."

Asmatik bronkitis kerap muncul pada balita dengan riwayat alergi. Gejalanya
terjadi batuk, bunyi 'grok-grok' terkadang sampai keluar muntah berlendir,
dan napas sesak. "Gejala yang muncul berhubungan dengan usia anak. Pada bayi
atau anak usia 1-3 tahun gejalanya sangat tampak jelas. Karena memang
saluran napasnya sangat sempit. Berbeda dengan usia anak yang lebih tinggi
lagi karena penampang saluran napasnya besar," kata Muljono.

Sedangkan, bronkitis akibat infeksi virus atau kuman bisa terjadi karena
anak ketularan flu, misalnya. Seorang anak dari ibu-bapak berbakat alergi,
pada usia 1 tahun terkena batuk cukup lama. Setelah diobati, sembuh sebentar
kemudian muncul lagi batuk; bunyi napasnya pun 'grok-grok' seperti asma.
Diagnosa dokter akan menunjukkan anak terkena asmatik bronkitis akibat
alergi.

Bisa juga saat diobati, infeksi virusnya hilang. Tapi, karena ia punya bakat
alergi maka ketika ia terkena flu lagi gejalanya makin berat, misalnya,
bunyi napasnya makin sering 'grok-grok'. Jadi, asmatik bronkitisnya baru
muncul belakangan setelah berkali-kali terkena flu.

Jadi, bronkitis pada anak merupakan asmatik bronkitis (wheegy bronchitis).
Berbeda dengan orang dewasa yang mengalami bronkitis kronik; kelainan pada
saluran napasnya khas dan menetap. Misal terdapat penebalan saluran napas,
mudah mengeluarkan lendir, peka terhadap rangsangan seperti mudah
batuk-batuk. "Menetap dalam arti selalu ada dan bahkan terjadi
penyempitan-penyempitan di beberapa saluran napas." Sementara pada anak akan
hilang seiring dengan bertambahnya usia, pada orang dewasa makin bertambah
usianya makin bertambah berat penyakitnya.

MENCEGAH BRONKITIS

Tentu saja bisa dilakukan asalkan menghindari alergen yang jadi pencetusnya.
Kendati alergi bisa diketahui lewat tes darah, tukas Muljono, setidaknya
orang tua bisa mengetahuinya dari pengalaman dengan memperhatikan anak
alergi terhadap apa. Nah, kalau sudah diketahui ia akan kambuh alerginya
saat berhubungan dengan alergen, ya, harus dihindari. "Misalnya, debu rumah
yang sering banyak menempel di karpet, selimut, boneka berbulu disingkirkan,
maka anak akan membaik. Begitu juga makanan-makanan pencetus seperti minuman
dingin, cokelat, dan makanan gorengan," kata Muljono.

Pada sebagian anak bila mengkonsumsi makanan seperti telur ayam, bisa
menambah produksi lendirnya. Begitu juga minuman bersoda bisa jadi pencetus
karena saat diminum maka sodanya akan naik ke hidung dan merangsang daerah
saluran pernapasan.