1. Bagi anak dibawah 2 tahun, flu sebanyak 10 kali pertahun adalah hal yang wajar. Karena tubuhnya sendiri sedang membentuk imun. Biarkan hal ini terjadi secara alami sehingga anak akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dengan sendirinya di kemudian hari.
2. Virus yang menyerang tidak selalu sama bagi tiap individu. Varian virus influenza ini banyak sekali. Sedangkan dalam 1 vaksin hanya terdiri dari 1-3 strain virus yang sedang tenar saat itu pada masing-masing klasifikasinya.
3. Influenza adalah jenis penyakit ringan, selain tubuh manusia sendiri yang sudah memiliki imun alami, dengan pemberian asupan dan penanganan yang tepat (tanpa obat pun) influenza dapat sembuh dengan sendirinya .
4. Vaksin flu ini hanya tahan untuk 1 tahun, jika di kemudian hari ayah/bunda lupa untuk vaksinasi kembali, anak justru akan terkena flu berat karena imun tubuhnya selama ini tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan sebuah hadiah dari dokter yang terus di booster setiap tahun. Hal ini justru mengurangi kemampuan tubuh bertahan dari sakit flu bukan?
5. Vaksin ini tidak boleh di berikan pada orang yang alergi terhadap fowl protein. Sayangnya, Sampai dengan usia 3 tahun, akan sangat sulit mendeteksi alergi anak karena kemampuan komunikasinya belum jelas, biasanya orang tua hanya menerka-nerka alergi si anak, atau melakukan observasi sendiri. Untuk meyakinkan diri terhadap alergi harus dilakukan tes alergi. Selain itu, dari segi pencernaan atau atau pendeteksian penyakit di bawah usia 3 tahun masih belum dapat di diagnosa dengan jelas, misal: sulit deteksi antara flu karena virus atau flu karena alergi. atau deteksi antara penyakit asma dan TB paru, atau antara panas infeksi atau tumbuh gigi, oleh karena itu ada juga DSA yang baru menganjurkan imunisasi ini ketika anak berusia 3 tahun atau 1 tahun). Jadi dari pada timbul efek samping yang lebih merugikan karena reaksi alergi dan vaksinnya, mending hatcim-hatcim dikit aja daahhh…