Ada mitos yang menyebutkan bahwa lebih baik anak kecil terinfeksi (tertular) cacar air, dan dibiarkan sakit cacar air, daripada di-vaksin. Apakah mitos ini benar?

Penjelasan singkatnya kira-kira sebagai berikut:

* Cacar Air (chicken pox atau disebut juga varicella) merupakan penyakit akibat infeksi virus, yang bermanifestasi dengan timbulnya bintik berisi air (blisters) pada seluruh tubuh, khususnya kepala dan badan. Dan ini biasanya akan dirasakan sebagai suatu hal yang sangat tidak nyaman bagi si kecil (karena gatal, dan kadang terasa sakit).
* Walaupun penyakit ini tergolong ringan, tapi bisa juga menjadi parah, dan -yang paling tidak menyenangkan adalah- bisa menimbulkan bekas permanen di wajah (atau tubuh).
* Vaksin cacar air memang tidak akan mungkin memberikan perlindungan 100%, tapi paling tidak sekitar 80-90% bagi mereka yang belum pernah terkena cacar air. Dan vaksin ini rata-rata bisa memberikan proteksi selama hampir 10 tahun.
* Jika terkena cacar air pada saat dewasa, penyembuhannya akan lebih sulit, dan biasanya bentuk penyakitnya akan lebih berat.
* Anak atau orang dewasa yang sudah pernah divaksin cacar air, dan di kemudian hari terkena infeksi cacar air, akan mengalami bentuk cacar air yang lebih ringan, dan blisters yang terjadi pada kulit pun lebih sedikit.

Lalu, kalau akhirnya memutuskan untuk vaksin, kapan sih sebaiknya diberikan pada anak Anda? Biasanya vaksin cacar air diberikan sebanyak 2x suntikan, dengan interval waktu 3 bulan antara suntikan pertama dan vaksin berikutnya. Dan vaksin cacar air sudah bisa diberikan sejak anak Anda berusia 1 tahun.

Jadi, bagi bunda2, masih mau mempercayai mitos atau sebaiknya mem-vaksin-kan anaknya sebelum terlambat?