BAU vagina atau vaginal odor umumnya disebabkan oleh bakteri. Munculnya bakteri tersebut dipicu oleh gangguan pertumbuhan flora yang ada di dalam vagina. Karena itu diperlukan lebih dari sekadar perawatan.

Vagina merupakan jaringan otot yang memiliki elastisitas tinggi berupa saluran dari vestibula hingga uterus, saat berhubungan seksual, bagian-bagian tertentu dari vagina menjadi penting untuk kepuasan wanita.

Dinding vagina bagian depan memiliki banyak saraf, dan sensitif terhadap rangsangan dibandingkan dinding vagina bagian belakang.

Masalahnya, tak sedikit wanita yang peduli pada kebersihan organ intimnya ini. Seringkali mereka pikir sekadar dibasuh dengan air pun vagina sudah bersih. Kenyataannya tidak demikian.

Vaginal Odor. Satu dari sekian banyak masalah yang sering muncul adalah vaginal odor atau bau vagina. Masalah ini sering membuat wanita tidak percaya diri ketika akan melakukan hubungan seksual.

Menurut dr.Shalina Sebayang, SpKK, dari Rumah Sakit Awal Bros, Tangerang, bau vagina atau vaginal odor merupakan bau yang tidak biasa pada wanita.

“Bau vagina atau vaginal odor adalah bau abnormal yang berasal dari vagina. Vagina yang normal kadang juga mengeluarkan cairan dan bau, namun dengan bentuk dan bau yang normal,” katanya.

Pada dasarnya, vagina dalam keadaan tertentu, harus mengeluarkan senyawa-senyawa dengan bau yang khas. Sebut saja senyawa copulin, senyawa yang menyebabkan bau badan, menjadi sangat tajam dan banyak ditemukan pada getah atau cairan vagina.

Dalam kondisi normal, dinding vagina mensekresi cairan warna putih sedikit kekuningan. Dan cairan ini memiliki bau yang khas, tergantung pada siklus menstruasi dan tingkat rangsangan yang diterima.

Perlu diketahui, di dalam vagina, tumbuh flora yang memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan pH vagina supaya tetap pada kisaran 4,0-5,0. Biasanya flora normal vagina terdiri atas sebagian besar bakteri mikroaerofilik.

Salah satunya adalah laktobasili, bakteri yang paling penting untuk melindungi vagina. Laktobasili bertanggung jawab atas derajat keasaman vagina.

Nah, bisa dibayangkan, dalam keadaan normal saja area kewanitaan ini memang sudah memiliki bau. Apalagi kalau kondisi di dalam vagina sedikit berubah. Katakanlah keseimbangan flora terganggu atau adanya flora asing, sudah tentu akan menimbulkan bau vagina.

“Apabila flora dari vagina ini diganggu atau dihilangkan, bakteri-bakteri patogenik akan hidup subur sehingga terjadi bau vagina,” katanya.

“Kalau bau vagina disertai ibfeksi, dan susah untuk diobati, bisa menjadi penyakit radang panggul. Atau juga bisa mengakibatkan wanita jadi infertile.

Vaginosis Bacterial. Selain karena kondisi vagina normal yang terganggu, penyebab bau vagina sangat variatif.

“Penyebab dari bau vagina di antaranya karena vaginosis bacterial, infeksi menular seksual seperti infeksi klamidia, gonorrhea, trikomoniasis, herpes genital, ulkus genital, penyakit radang panggul, infeksi jamur, dan lain sebagainya,” jelas dr Shalina.

Dari semua penyebab tersebut, penyebab yang paling sering dijumpai adalah vaginosis bacterial. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, vaginosis bacterial ini tentu berhubungan dengan kondisi normal flora yang ada di dalam vagina.

“Penyebab bau vagina tersering, yaitu vaginosis bacterial. Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal organisme yang secara normal ada di vagina. Pada penderita bau vagina, seringkali vagina mengeluarkan bau amis (fishy odor). BAunya semakin jelas tercium setelah habis berhubungan,” jelasnya.

Ketidakseimbangan flora yang bermuara pada vaginosis bacterial terkait dengan beragam aktivitas, kelalaian atau kekurangpedulian dalam memperhatikan berbagai bahan yang digunakan menjadi pemicu utama.

“Hal-hal yang perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan bau vagina adalah mencuci vagina secara ektensif, douching (menyemprotkan pembersih ke dalam vagina), dan memakai celana yang ketat. Douching dapat mengganggu keasaman vagina yang menjaga vagina dari infeksi,” jelasnya.

Secara fisik, gejala yang muncul tidak terlalu terlihat. Namun secara organoleptik, vaginal odor memberikan taste yang berbeda. Tingkat ketajaman baunya sangat tergantung pada seberapa besar gangguan keseimbangan flora dalam vagina.

“Selain mengeluarkan bau, terdapat gejala tambahan lain pada vagina, yaitu rasa gatal serta mengeluarkan cairan berwarna abu-abu,” katanya.

Gejala-gejala lain akan muncul apabila vaginal odor disertai panyakit lain. “Bau vagina ini biasanya berhubungan dengan suatu gejala penyakit. Dan sering disertai dengan gejala-gejala lain seperti vagina yang gatal, iritasi atau mengeluarkan cairan yang tidak normal,” terangnya.

Berbahayakah bau pada vagina ini? Bila sekadar bau, mungkin masih bisa diatasi. NAmun, bila sudah disertai masalah lain seperti infeksi, akan sangat berbahaya. Bukan tidak mungkin bau vagina in menjadi gerbang permasalahan yang lebih besar pada organ kewanitaan.

“Kalau bau vagina disertai infeksi dan susah untuk diobati, bisa menjadi penyakit radang panggul. Atau juga bisa mengakibatkan wanita jadi infertile,” katanya.

Pengobatan terhadap bau vagina sangat tergantung pada penyebabnya. Apabila bau vagina sudah terjadi, pertolongan pertama yang bisa diberikan adalah dengan menggunakan obat bebas di apotek.

“Pengobatan bau vagina disesuaikan dengan penyebabnya sehingga bila seseorang mengalami gejala-gejala bau pada vagina jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek. Tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter,” pungkas dr Shalina.