Tips_memberikan_obat_pada_bayi_dan_balita_dan_anak-anak
oleh Seseorang, 16 December 2010, 12:53 PM
Jika Anda dengan amat sangat terpaksa sekali harus memberikan/meminumkan suatu obet kepada buah hati Anda, namun menemui kesulitan, semoga artikel ini dapat membantu memberi jalan keluar
Anda yang sudah pernah memiliki bayi tentu merasakan betapa repotnya memberi obat si buah hati. Bayi tak bisa meminumnya langsung gleg seperti orang dewasa. Sering kali ia melakukan aksi tutup mulut, berontak, atau memuntahkan kembali obat yang masuk ke mulutnya. Padahal, kebanyakan obatnya berupa sirup yang manis dan terkadang berasa buah. Wajar kalau orang tua mesti ekstra sabar dalam memberinya obat.
Tips memberikan obat pada bayi dan balita dan anak-anak
A. Memberikan obat pada bayi:
1. Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam paru-paru.
2. Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar untuk menenangkannya.
Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.
3. Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam mulut bayi.
4. Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa
menggunakan sendok atau pipet:
1. Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.
2. Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.
5. Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga
pada bayi juga perlu kiat khusus:
1. Obat tetes hidung:
* Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.
* Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.
2. Obat tetes mata:
* Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
* Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.
3. Obat tetes telinga:
* Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
* Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.
Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:
1. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
2. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
3. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi
bayi yang diobati.
B Memberikan obat pada anak-anak:
1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.
2. Campurlah obat, terutama yangberasa pahit dengan sirup atau madu atau jus agar tak terasa pahit.
3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.
4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi. (dr. Audrey Luize)
Alternatif trik yang lain adalah sbb:
Trik untuk bayi
Bagi sebagian ibu, memberi obat pada bayi kerap membuat senewen. Tak jarang, si kecil malah muntah setelah minum obat. Berikut tips untuk Anda:
* Ubahlah rasa tidak enak menjadi enak. Untuk ini, Anda bisa minta cairan penetralisir rasa pada apoteker. Tersedia aneka macam rasa, dari rasa permen karet sampai rasa buah.
* Gunakan alat tetes. Selain memudahkan Anda, alat ini juga bisa mengontrol pemberian dosis obat. Teteskan obat tepat di tengah mulut, bukan di kerongkongannya karena bayi akan batuk dan tersedak. Sebaiknya, jangan memberinya satu dosis dalam satu tetes sekaligus. Lakukan hal itu dalam beberapa tetes.
* Dudukkan bayi dengan posisi tegak. Kemudian, perlihatkan boneka di atas kepala mereka. Cara ini kerap dipraktikkan oleh Yana, ibu dari bayi berusia delapan bulan. ''Saat ia sibuk memperhatikan boneka, mulutnya terbuka perlahan lalu saya masukkan obat. Berbohong tapi berhasil,'' katanya sambil tersenyum.
* Lakukan dengan senang hati. Berikanlah obat dengan tersenyum dan nada suara riang. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana riang ini. Ada ibu yang berpura-pura minum obat itu, sehingga si kecil tertarik dan ikut meminumnya. Sementara ibu lainnya, mengganti kata 'obat' dengan 'kue' atau 'coklat' biar lebih menarik.
* Dinginkan obat. Beberapa obat bisa dimasukkan dalam kulkas. Tapi, ada juga yang tidak. Tanyakan hal ini pada apoteker Anda. Perlu Anda tahu, dalam keadaan dingin, rasa obat menjadi tidak terlalu kuat. Karena itu, untuk obat yang tidak boleh disimpan di kulkas, ada sejumlah ibu yang mencoba memberikannya pada si kecil dengan cara terlebih dahulu meletakkan sepotong kecil es batu pada lidah anak. Memberi minuman dingin juga bisa membantu mengurangi rasa pahit pada obat.
Trik untuk balita
Bayi memang beda dengan balita. Maka trik memberi obat pada anak-anak yang sudah lebih besar ini, juga berbeda. Trik-trik itu adalah:
* Buat mereka tertawa. Biarkan dia tertawa sekeras-kerasnya. Lalu, saat mereka lengah, masukkan obat. Usahakan dia tetap riang setelah minum obat. hati-hati , agar tidak tersedak.
* Masukkan obat di dalam makanan dan minuman. Perlu Anda catat, sirup coklat sangat baik untuk menutupi rasa pahit. Cara memberikannya, campur obat dengan satu sendok coklat cair. Tapi ingat, jangan lakukan trik ini pada anak di bawah enam bulan. Sebelum mencoba trik ini, tanyakah dulu pada dokter atau apoteker, apakah obat itu dapat diminum bersama makanan atau tidak. Jika boleh, maka saus apel, puding, agar-agar, jus, merupakan 'teman favorit' minum obat. Tapi sebaiknya jangan terlalu banyak (cukup satu sendok makan) karena anak harus memakan semuanya. Pada bayi, dapat dicampur pada ASI (Air Susu Ibu).
* Berikan anak Anda kepercayaan. Anak-anak umur dua sampai tiga tahun biasanya ingin lebih berkuasa. Mereka biasanya ingin memegang sendok obat sendiri dan meminumnya. Untuk ini, beri mereka pilihan, tapi tetap mengharuskan mereka untuk minum obat. Misalnya saja, tanyakan apakah dia ingin pakai sendok atau gelas? Kapan dia ingin minum obat: sebelum bermain atau saat membaca buku? Turuti saja keinginannya, seandainya dia minta minum obat di ruang tamu sambil ditemani sang nenek.
* Coba jenis obat lain. Jika biasanya anak Anda mengonsumsi obat dalam bentuk cair dan ia menolak, coba tablet kunyah dan tablet biasa. Mungkin berhasil. Yang paling gampang, tentu tablet kunyah yang rasanya enak dan larut dalam waktu singkat di mulut. Saran lain, belah obat menjadi dua lalu campurkan pada es krim agar si kecil tertarik.
* Tawarkan sebuah hadiah. Bujuk anak Anda agar minum obat dengan memberi permen, jusn. Walau begitu, jangan terlalu obral hadiah. Ada saran, tak lebih dari 20 kali, tapi berilah perhatian khusus padanya seperti membacakan buku cerita Tania, ibu dari gadis kecil berusia dua tahun, selalu memberi anaknya mahkota putri sesudah minum obat. ''Dia suka diperlakukan seperti putri,'' kata Tania.
* Berterus terang bahwa ia memang harus minum obat. ''Saya duduk bersama Andrew (dua tahun), dan memperlihatkan satu sendok obat, lalu mengatakan bahwa obat ajaib ini akan membuat dia lebih baik dari sebelumnya,'' kata Tanya Rathbun, seorang ibu yang tinggal di New York. ''Setelah ia meminumnya, katakan bahwa dia sudah menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan hebat''
Hindari pemaksaan.
Memaksa bayi minum obat (dengan cara memeganginya agar tidak meronta) hanya akan menimbulkan trauma. Buntutnya kelak ia justru makin sulit bila harus minum obat. Pemaksaan juga bisa membuatnya menangis sehingga meningkatkan risiko tersedak.
Teknik memencet hidung bayi agar ia mau membuka mulut, juga tidak disarankan. Bayi, terutama di bawah 4 bulan, belum pandai menelan sehingga asupan yang masuk (termasuk obat) akan diterima dengan mekanisme isap. Memencet hidungnya berbahaya karena dikhawatirkan akan menyebabkan obat masuk ke paru-paru.
Jangan membohongi.
Misalnya, dengan mengatakan bahwa obat rasanya manis padahal sebenarnya pahit. Bayi itu cerdas dan memiliki daya ingat yang tajam lo. Ketimbang membohongi, beri penjelasan (meski kemampuan berkomunikasinya masih terbatas) bahwa obat ini dapat menyembuhkan penyakitnya sehingga ia dapat bermain kembali. Cobalah mencari cara yang menyenangkan agar bayi tertarik minum obat. Contoh, dengan mengandaikan sendok obat sebagai pesawat yang siap masuk ke dalam mulutnya. Ketika sendok digerakkan menuju mulut, iringi dengan suara yang menirukan bunyi pesawat.
YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Perhatikan aturan dosis obat.
Dengan dosis yang tepat sesuai BB bayi, niscaya penyakit si kecil dapat segera sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan berat badan bayi tergolong cepat. Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi. Contoh, obat penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah.
2. Lihat tanggal kedaluwarsa.
Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal kedaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, segera buang.
3. Perhatikan cara menyimpan.
Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat memengaruhi tekstur puyer.
4. Boleh bergiliran.
Katakanlah bayi mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bisa secara bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang).
6. Jangan mencampur obat dengan madu
Hingga bayi berusia 1 tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih kuat, sehingga bisa menerima campuran obat dan madu.
7. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu.
Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotik.
OBAT KRIM
Khusus untuk obat berupa krim atau salep, oleskan tipis secara merata pada permukaan kulit. Berikan seusai mandi atau ketika kulit dalam keadaan bersih sehingga pori-pori dalam kondisi terbuka dan obat bisa terserap dengan baik.
JANGAN GUNAKAN SENDOK RUMAH TANGGA
Pada kemasan obat kerap tercantum istilah sendok teh atau sendok makan sebagai takaran obat. Perlu diketahui yang dimaksud dengan sendok teh dan sendok makan tersebut bukan sendok yang ada di dapur kita, melainkan sendok takar yang ada dalam kemasan obat. Ukuran takaran sendok rumah tangga tidak sama dengan sendok takar obat (takaran sendok rumah tangga memiliki jumlah yang berbeda-beda, tidak 5 ml).
Utuk itu, jangan lupa meminta sendok takar obat ketika membeli obat di apotek. Atau, dapat pula meminta alat takar lain yang memiliki ukuran jelas, seperti, gelas takar, pipet atau sepuit tanpa jarum suntik.
alat bantu.
Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat pada bayi, seperti pipet, sendok takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik, tentunya). Alat-alat ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Sendok takar, umpamanya, agak sulit digunakan untuk bayi mengingat bila ia meronta risiko obat tersebut tumpah lebih besar. Nah, menggunakan pipet memang lebih mudah, namun pilih yang berbahan plastik. Pipet berbahan beling atau gelas rawan pecah. Pilih juga pipet yang ukurannya jelas terlihat sehingga bisa dipakai sebagai alat takar yang pas. Saat meminumkan obat pada bayi, jaga agar pipet tidak mengenai mulutnya (agar tidak terkena bakteri). Beberapa pipet sekaligus berfungsi sebagai tutup obat. Sebagai langkah antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam dalam air mendidih selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada tempatnya.
Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah digunakan. Bila bayi Anda menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa meminta dokter membuatkan resep karena sepuit tidak bisa dibeli bebas.
Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol dotnya. Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol dot si kecil. Sebaiknya air jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan obat saja. Misal, 1 bungkus puyer atau 1 sendok teh obat sirop dengan 5-10 cc air. Kocok atau aduk terlebih dahulu hingga tercampur merata sebelum diberikan kepada bayi.
Semoga Anda , buah hati dan keluarga selalu sehat wal afiat.Aamiin
Ada 1 komentar pada diskusi ini
16 December 2010, 14:48 PM